Peningkatan kemampuan manajemen keuangan desakelurahan.

92 2 Peningkatan dan perbaikan infrastruktur perdesaan dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat miskin dan menarik investor mengembangkan usaha di perdesaan. 3 Memperkuat kelembagaan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan modal sosial social capital. 4 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat berperan aktif dalam pembangunan dan kelembagaan di perdesaan. 5 Menciptakan iklim yang kondusif, agar kegiatan usaha dapat tumbuh berkembang dan mandiri di wilayah perdesaan. 6 Menjamin kestabilan ketersediaan pangan. 7 Menjamin kepastian harga komoditas pertanian dan perlindungan pasar, agar menguntungkan bagi petani. 2. Menurunkan Indeks Kedalaman Kemiskinan. Upaya menurunkan Indek Kedalaman Kemiskinan diarahkan untuk mengurangi kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, antara lain berupa: a. Penajaman prioritas program dan sasaran untuk kelompok masyarakat sangat miskin. b. Peningkatan bantuan perlindungan sosial bagi kelompok miskin. c. Peningkatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat miskin dan lembaga desakelurahan dalam melaksanakan pembangunan. d. Peningkatan peran serta masyarakat miskin dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di tingkat desakelurahan. e. Peningkatan fungsi kelembagaan dan sistem informasi yang menunjang pemberdayaan masyarakat. f. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desakelurahan.

g. Peningkatan kemampuan manajemen keuangan desakelurahan.

h. Peningkatan jumlah anggaran bagi penduduk miskin yang dikelola desakelurahan. i. Peningkatan pengawasan pelaksanaan penggunaan anggaran untuk penanggulangan kemiskinan agar lebih tepat sasaran. 93 Target 1B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda Arah kebijakan untuk mencapai target terwujudnya kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda . 1. Meningkatkan perluasan dan pengembangan kesempatan kerja. Upaya peningkatan perluasan dan pengembangan kesempatan kerja dilakukan antara lain melalui peningkatan kerjasama antar daerah dan antar negara dalam rangka penempatan tenaga kerja melalui mekanisme AKL Antar Kerja Lokal, AKAD Antar Kerja Antar Daerah dan AKAN Antar Kerja Antar Negara maupun transmigrasi, disertai peningkatan kualitas tenaga kerja dengan ketrampilan khusus terhadap tenaga kerja yang akan masuk dalam mekanisme dan program kerja tersebut. Selain itu dikembangkan pula jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri. 2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Upaya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dilakukan diantaranya melalui revitalisasi Balai Latihan Kerja BLK, fasilitasi Lembaga Pelatihan Kerja Swasta LPKS dan pemagangan di dalam dan luar negeri. Selain itu perlunya penyesuaian kurikulum pelatihan dan keterampilan dari waktu ke waktu untuk menyesuaikan perkembangan kebutuhan dan tuntutan perkembangan pasar kerja. 3. Meningkatkan upaya perlindungan dan penegakan hukum. Upaya perlindungan dan penegakan hukum diarahkan untuk menjamin kepastian hukum bagi pemenuhan hak-hak pekerja dan peningkatan kesejahteraan pekerja dalam rangka mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, sehingga akan menjamin keberlanjutan usaha dan terciptanya iklim yang kondusif bagi pengembangan usaha. 94 Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015 Arah kebijakan untuk mencapai target menurunnya hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan sampai dengan tahun 2015 adalah: 1. Penurunan Prevalensi Balita dengan berat badan rendah dan prevalensi gizi buruk, melalui: a. Peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. 1 Fasilitasi dan sosialisasi bagi kelompok miskin tentang Pola Gizi Seimbang. 2 Peningkatan pelayanan bagi anak Balita dan ibu hamil untuk memperoleh asupan gizi seimbang. 3 Peningkatan intervensi pelayanan suplementasi gizi bagi anak usia sekolah. b. Mengembangkan bantuan khusus untuk penduduk miskin kepada kabupatenkota. 1 Peningkatan pemberian makanan tambahan untuk bayi dan anak balita. 2 Peningkatan penyediaan makanan tambahan untuk ibu hamil dan menyusui. 3 Pengembangan program pemberian makanan tambahan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. 4 Peningkatan program suplementasi zat gizi mikro tablet Fe dan Vitamin A yang ditujukan khususnya bagi anak balita dan ibu hamil. 5 Peningkatan akses untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar, air minum yang layak dan fasilitas sanitasi bagi kelompok masyarakat miskin. 95 c. Meningkatkan sosialisasi dan fasilitasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat. 1 Peningkatan promosi pemberian ASI eksklusif dan praktik pemberian makanan pada bayi. 2 Peningkatan investasi pada prasarana dasar kesehatan, air, sanitasi terutama di daerah perdesaan dan perkampungan miskin di wilayah perkotaan. d. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dan merevitalisasi Posyandu. 1 Memperkuat program pangan dan gizi masyarakat. 2 Merevitalisasi Posyandu dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat termasuk mengaktifkan kembali praktik pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. 3 Mengintergrasikan kegiatan pelayanan gizi pada Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. 4 Mengembangkan kegiatan gizi masyarakat dengan memberdayakan lembaga masyarakat setempat seperti kelompok pengajian dan organisasi perempuan lainnya. 2. Meningkatkan penduduk dengan tingkat konsumsi kalori sesuai angka kecukupan sebesar 2.000 Kkal per kapita per hari, melalui: a. Peningkatan ketahanan pangan pada tingkat KabupatenKota terutama untuk mengurangi disparitas ketahanan pangan antar daerah. 1 Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. 2 Perbaikan sistem distribusi, akses dan sistem penanganan masalah pangan. 3 Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal melalui perbaikan teknologi budidaya dan teknologi pengolahan pangan. 4 Peningkatan sosialisasi dan pemahaman tentang Pola Gizi Seimbang secara luas kepada masyarakat. 96 b. Memperkuat kelembagaan di tingkat KabupatenKota untuk merumuskan kebijakan dan program bidang pangan dan gizi. 1 Menyelaraskan dan mengkordinasikan kegiatan penanggulangan kelaparan dan kekurangan gizi pada berbagai sektor terkait. 2 Melakukan advokasi kepada para pemangku kepentingan terutama pada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan komitmen dan alokasi sumberdaya dalam menanggulangi kekurangan gizi. 3 Memperkuat sistem kewaspadaan pangan dan gizi termasuk sistem kewaspadaan dini early warning system. 4 Mengintegrasikan dan menyelaraskan kegiatan perbaikan gizi dalam program penanggulangan kemiskinan. Tujuan 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar Arah kebijakan untuk mencapai target menjamin semua anak-anak, laki- laki maupun perempuan dimanapun pada 2015 dapat menyelesaikan pendidikan dasar lebih diprioritaskan pada i peningkatan pemerataan akses melalui penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, rehabilitasi ruang kelas yang rusak, meningkatkan efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan program BOS, dan meningkatkan pendidikan kesetaraan yang bermutu untuk menjangkau anak-anak sekolah dan anak-anak usia sekolah yang tidak mampu menempuh pendidikan formal; ii meningkatkan kualitas dan relevansi dengan cara mempercepat peningkatan kualitas dan pelatihan guru, perbaikan kurikulum dan kualitas pembelajaran, serta mengembangkan manajemen berbasis sekolah MBS 97 pada jenjang SD. Disamping itu diperlukan juga kebijakan khusus dalam hal pengurangan kesenjangan APM SDMIPaket A antar KabupatenKota dan menjamin 100 siswa kelas 1 SDMI dapat menamatkan Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah serta pelestarian penduduk melek aksara. Berbagai kebijakan dan program telah diluncurkan dalam upaya mempercepat percapaian tujuan MDGs pada tahun 2015. Kebijakan tersebut antara lain adalah: i peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan; ii perluasan akses yang merata pada pendidikan dasar khususnya bagi masyarakat miskin; iii penguatan tata kelola dan akuntabilitas pelayanan pendidikan. Kebijakan alokasi dana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk bidang pendidikan minimal sebesar 20 dari jumlah APBD akan diteruskan untuk mengakselerasi pencapaian pendidikan dasar untuk semua pada tahun 2015. Tujuan 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 Arah kebijakan untuk mencapai target menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 adalah: 1. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan bagi masyarakat yang berkesetaraan gender dalam rangka mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antar wilayah, gender, dan sosial ekonomi. 2. Mengoptimalkan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian. 98 3. Mengoptimalkan proporsi partisipasi perempuan dalam legislatif dan partai politik. Tujuan 4. Menurunkan Angka Kematian Anak Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dan balita adalah sebagai berikut: 1. Percepatan Pencapaian derajat kesehatan bayi dan anak di Provinsi Jawa Tengah melalui pemantapan komitmen dengan penentu kebijakan dan lintas sektor akselerasi implementasi Peraturan Daerah, pengembangan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan, pemenuhan pelayanan kesehatan yang bermutu di semua unit pelayanan kesehatan dasar Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Kesehatan Desa PKD serta unit pelayanan rujukan Rumah Sakit. 2. Revitalisasi Posyandu untuk semua Desa di Provinsi Jawa Tengah melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam revitalisasi Posyandu, revitalisasi Posyandu dalam meningkatkan cakupan imunisasi 3. Pengembangan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga dalam rangka penanggulangan faktor resiko timbulnya masalah kesehatan anak di Provinsi Jawa Tengah melalui optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan bayi dan anak. Target 4A: menurunkan Angka Kematian Balita AKBA hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990 – 2015 99 Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu Arah Kebijakan yang ditempuh dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu adalah : 1. Percepatan pencapaian derajat kesehatan ibu di Provinsi Jawa Tengah, antara lain melalui penguatan semua kelembagaan lintas sektor yang ada di Desa agar dapat dikoordinasi dalam satu wadah untuk upaya penyelamatan ibu; optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan ibu; dan pemerataan jangkauan jaminan pemeliharaan maternal. 2. Pengembangan mutu pelayanan kesehatan ibu di unit pelayanan kesehatan dasar Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Kesehatan DesaPKD serta unit pelayanan rujukan Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah, antara lain melalui pemenuhan pelayanan kesehatan yang bermutu di semua unit pelayanan kesehatan dasar Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Kesehatan DesaPKD serta unit pelayanan rujukan Poned dan Rumah Sakit; dan pengembangan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan. 3. Penajaman Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi P4K untuk semua desa di Provinsi Jawa Tengah, antara lain melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam penajaman kegiatan Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi P4K. 4. Pengembangan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga dalam rangka penanggulangan faktor resiko timbulnya masalah kesehatan ibu di Provinsi Jawa Tengah, antara lain dengan pemantapan komitmen dari penentu kebijakan dan lintas sektor melalui akselerasi implementasi Peraturan Daerah. Target 5A: menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990 – 2015 Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 100 Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka mewujudkan akses kesehatan reproduksi adalah peningkatan akses dan pengembangan kualitas pelayanan Keluarga Berencana di Provinsi Jawa Tengah melalui pemenuhan akses dan mutu pelayanan serta peningkatan promosi dan pemberdayaan masyarakat di bidang Keluarga Berencana. Tujuan 6. Memerangi HIVAIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya adalah : 1. Percepatan akses pelayanan kesehatan bagi penderita HIV AIDS melalui penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. 2. Peningkatan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan HIVAIDS pada populasi rentan melalui peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS serta pemenuhan pelayanan kesehatan yang bermutu di semua unit pelayanan kesehatan dasar Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Kesehatan DesaPKD serta unit pelayanan rujukan Rumah Sakit. 3. Memperkuat sistem informasi dan sistem monitoring dan evaluasi melalui pemantapan komitmen dari penentu kebijakan dan lintas Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIVAIDs pada tahun 2015, Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010, dan Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya Tuberkolusis hingga tahun 2015 101 sektor dalam rangka akselerasi implementasi Peraturan Daerah dengan kegiatan . 4. Pengembangan Desa Siaga atau Kelurahan Siaga dalam rangka penanggulangan faktor resiko timbulnya masalah kesehatan di Provinsi Jawa Tengah melalui Penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. 5. Memperkuat pelayanan dalam pencegahan, pengendalian dan pengobatan melalui revitalisasi posyandu dalam meningkatkan cakupan imunisasi 6. Pemantapan komitmen dari penentu kebijakan dan lintas sector melalui akselerasi implementasi Peraturan Daerah melalui optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan masyarakat. 7. Peningkatan cakupan DOTS pengembangan kompetensi, profesionalisme tenaga kesehatan dan pemenuhan pelayanan kesehatan yang bermutu di semua unit pelayanan kesehatan dasar Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Kesehatan Desa PKD serta unit pelayanan rujukan Rumah Sakit. 8. Peningkatan kapasitas dan kualitas penanganan TB melalui pemantapan komitmen dari penentu kebijakan dan lintas sektor melalui akselerasi implementasi Peraturan Daerah dengan kegiatan. Tujuan 7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup 102 Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumber daya lingkungan Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumberdaya lingkungan adalah: 1. Meningkatkan rasio luasan kawasan tertutup pepohonan melalui peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang kritis dan potensial kritis; dan peningkatan fungsi RTH sebagai jantung kota dan upaya penghijauan di wilayah perkotaan, dan sekitar pabrik industri. 2. Mengurangi emisi karbon dioksida melalui fasilitasi pencarian potensi cadangan energi baru dan penganekaragaman pemanfaatan energi terbarukan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, dan pengolahan gas cerobong pabrik. 3. Mengurangi jumlah konsumsi bahan perusak ozon melalui peningkatan kampanye hemat energi, pengurangan penggunaan refrigerant; dan pengurangan peredaran barang-barang ilegal yang menggunakan CFCs. 4. Mempertahankan jumlah tangkapan ikan yang berada pada batasan yang aman melalui penambahan jumlah kapal berkapasitas di atas 30 GT untuk meningkatkan jangkauan jelajah kapal. Target 7B: Menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang signifikan pada tahun 2010. 103 Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang signifikan adalah : 1. Mempertahankan fungsi hutan lindung melalui peningkatan pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat; meningkatkan produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan masyarakat desa disekitar hutan; dan mengendalikan kerusakan kawasan lindung melalui upaya pengawasan dan penegakan hukum lingkungan serta fasilitasi penanganan pemulihan kerusakan lingkungan. 2. Peningkatan fungsi kawasan lindung perairan melalui peningkatan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan terhadap kawasan konservasi sumberdaya laut; dan peningkatan kesadaran masyarakat di wilayah pesisir tentang pentingnya kelestarian terumbu karang dan sumberdaya perikanan. Target 7C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015 Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015 adalah: 1. Mengurangi proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air bersih melalui peningkatan fungsi sarana dan prasarana konservasi sumber daya air untuk kelestarian air dan sumber air, pengurangan kesenjangan penyediaan sarana dan prasarana air bersih antar wilayah dan meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat; 2. Mengurangi proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar melalui peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana sanitasi pemukiman bagi masyarakat di perkotaan dan perdesaan, dan peningkatan pelayanan persampahan terutama bagi Rumah Tangga Miskin RTM; 104 3. Mendorong sinergitas Pokja AMPL Pusat, Provinsi dan KabupatenKota dalam meningkatkan akses AMPL bagi masyarakat tidak mampu; 4. Mendorong pembentukan Pokja AMPL bagi KabupatenKota yang belum memiliki Pokja AMPL dan mengaktifkan Pokja AMPL yang tidak aktif; 5. Mendorong peningkatan PHBS di masyarakat. Target 7D: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020 Arah kebijakan untuk mengurangi proporsi rumah tangga kumuh perkotaan yaitu: 1. Prioritas pemenuhan kebutuhan rumah pada MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah; 2. Pemanfaatan lahan perumahan secara efisien dan efektif melalui pembangunan rumah secara vertikal; 3. Pemberdayaan komunitas perumahan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengembangkan kearifan lokal dan memperhatikan kelembagaan yang telah ada; 4. Memfasilitasi perwujudan tertib administrasi pertanahan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mensertifikatkan tanah; 5. Dukungan sertifikasi lahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mencegah penyalahgunaan serta alih fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukannya.

2.2. Strategi Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium