Arah RAD Millenium Development Goals (MDGs) 2011-2015

88 BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs Setelah dikemukakan kondisi capaian target Tujuan Pembangunan Millennium Provinsi Jawa Tengah dan permasalahan serta tantangan yang dihadapi, berikut ini dikemukakan upaya untuk memecahkan masalah dan menghadapi tantangan melalui arah kebijakan dan strategi pemecahan masalah dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs.

2.1. Arah

Kebijakan Pecepatan Pencapaian Target Tujuan Pembangunan Millenium MDGs Tujuan 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya Proporsi Penduduk dengan pendapatan kurang dari US 1,00 PPP per kapita per hari dalam kurun waktu 1990-2015. Arah kebijakan untuk mencapai target menurunnya hingga setengahnya proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US1,00 PPP per kapita per hari adalah: 1. Mengurangi besarnya persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, melalui: a. Perluasan Kesempatan Kerja dan Berusaha. Upaya perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui berbagai kebijakan yang diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan usaha. 1 Kebijakan untuk menciptakan lapangan kerja. Kebijakan untuk menciptakan lapangan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat miskin 89 dan mampu menjamin penghasilan yang tetap. Selain itu juga mendorong masyarakat miskin untuk belajar berusaha secara mandiri melalui kelompok, sehingga mampu mewujudkan jiwa kewirausahaan. a Peningkatan kesempatan kerja masyarakat miskin. Upaya peningkatan kesempatan kerja dilakukan melalui penciptaan lapangan kerja produktif dengan memanfaatkan potensi lokal secara optimal dan dilakukan secara mandiri. b Peningkatan akses permodalan bagi masyarakat miskin. Peningkatan akses permodalan dilakukan dengan membangun kemitraan bersama koperasi, instansi terkait, lembaga keuangan dan BUMNBUMD. Selain itu dilakukan pula pendampingan pengelolaan manajerial dan pemasaran. c Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilakukan melalui pengembangan budaya usaha dan pelatihan kewirausahaan. 2 Kebijakan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja antara lain: a Pengembangan kewirausahaan. Upaya ini dilakukan dengan penguatan kelembagaan dan kemampuan manajemen usaha. b Peningkatan kapasitas kerja masyarakat miskin. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan kualitas, kompetensi, kemampuan manajemen dan penerapan teknologi tepat guna. 3 Kebijakan untuk meningkatkan usaha produktif bagi masyarakat miskin, meliputi: a Pengembangan usaha pada masyarakat miskin. Pengembangan usaha dilakukan melalui pendampingan kegiatan usaha, peningkatan perlindungan usaha dan disertai pembentukan serta pengembangan sentra-sentra usaha . 90 b Peningkatan akses sumberdaya produktif bagi kelompok masyarakat miskin. Peningkatan akses sumberdaya produktif dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal dengan penggunaan teknologi tepat guna, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kegiatan usaha. b. Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah. Pengurangan kesenjangan antar wilayah dilakukan melalui berbagai langkah yang diarahkan untuk mempercepat pembangunan wilayah desa tertinggal, terpencil, perbatasan dan wilayah pasca bencana antara lain meliputi : 1 Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar di wilayah tertinggal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana. 2 Peningkatan investasi dan pengembangan usaha di wilayah tertinggal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana. 3 Revitalisasi kebijakan penataan ruang wilayah yang sesuai dengan peruntukannya dan berwawasan lingkungan secara berkelanjutan. 4 Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah dan masyarakat di wilayah tertinggal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana. 5 Peningkatan kerjasama pembangunan antar daerah dalam rangka pengembangan potensi daerah. c. Pemenuhan Hak Dasar. Upaya pemenuhan hak dasar dipusatkan pada prioritas penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, tanah, lingkungan hidup dan sumberdaya alam, rasa aman dan partisipasi masyarakat , antara lain meliputi : 1 Pemenuhan kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau serta meningkatkan gizi masyarakat . 91 2 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi kelompok masyarakat kurang mampu dan rentan. 3 Peningkatan pendidikan masyarakat, baik pendidikan formal dan non formal. 4 Peningkatan penyediaan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan. 5 Penyediaan tempat tinggal atau perumahan yang layak dan permukiman yang sehat. 6 Peningkatan ketersediaan air bersih yang aman dan sanitasi dasar yang baik. 7 Peningkatan penjaminan dan perlindungan hak perorangan dan hak komunal atas tanah. 8 Peningkatan kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam. 9 Peningkatan perlindungan dan ketenteraman dalam masyarakat. 10 Memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam keseluruhan proses pembangunan. d. Percepatan Pembangunan Perdesaan. Upaya percepatan pembangunan perdesaan dilakukan dengan mengarahkan kembali orientasi pembangunan ke pedesaan yang bersifat menyeluruh, terkait pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan lingkungan, sosial budaya, politik dan kewilayahan. Segenap potensi masyarakat Jawa Tengah, baik pengetahuan, keterampilan, teknologi dan informasi serta permodalan diarahkan untuk mendukung pembangunan perdesaan secara terpadu. Hal tersebut sejalan dengan gerakan pembangunan “Bali nDeso mBangun Deso” yang kesemuanya ditujukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain dilakukan dalam bentuk : 1 Revitalisasi pertanian dalam arti luas dalam bentuk reorientasi pengelolaan usaha tani, peningkatan akses petani dan nelayan terhadap modal, sarana dan prasarana, teknologi dan pasar. 92 2 Peningkatan dan perbaikan infrastruktur perdesaan dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat miskin dan menarik investor mengembangkan usaha di perdesaan. 3 Memperkuat kelembagaan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan modal sosial social capital. 4 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat berperan aktif dalam pembangunan dan kelembagaan di perdesaan. 5 Menciptakan iklim yang kondusif, agar kegiatan usaha dapat tumbuh berkembang dan mandiri di wilayah perdesaan. 6 Menjamin kestabilan ketersediaan pangan. 7 Menjamin kepastian harga komoditas pertanian dan perlindungan pasar, agar menguntungkan bagi petani. 2. Menurunkan Indeks Kedalaman Kemiskinan. Upaya menurunkan Indek Kedalaman Kemiskinan diarahkan untuk mengurangi kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, antara lain berupa: a. Penajaman prioritas program dan sasaran untuk kelompok masyarakat sangat miskin. b. Peningkatan bantuan perlindungan sosial bagi kelompok miskin. c. Peningkatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat miskin dan lembaga desakelurahan dalam melaksanakan pembangunan. d. Peningkatan peran serta masyarakat miskin dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di tingkat desakelurahan. e. Peningkatan fungsi kelembagaan dan sistem informasi yang menunjang pemberdayaan masyarakat. f. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desakelurahan.

g. Peningkatan kemampuan manajemen keuangan desakelurahan.