Kabupatenkota yang berada di atas angka kesempatan kerja Provinsi Kabupatenkota yang berada di bawah angka kesempatan kerja Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas

RAD MDGs Jawa Tengah 11 Rasio kesempatan kerja di Jawa Tengah mengalami fluktuasi dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2009, yaitu sebesar 70,07 1990 menurun menjadi 56,25 2006, kemudian meningkat menjadi 64,75 2007 dan menurun kembali menjadi 62,96 2009. Berdasarkan data tersebut, kondisi kesempatan kerja di kabupatenkota di Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi dua kategori sebagai berikut:

1. Kabupatenkota yang berada di atas angka kesempatan kerja Provinsi

Jawa Tengah. Terdapat 24 kabupatenkota, yaitu Kota Pekalongan, Kab. Kebumen, Sukoharjo, Klaten, Pati, Batang, Karanganyar, Demak, Purbalingga, Jepara, Kudus, Kendal, Pekalongan, Semarang, Sragen, Banjarnegara, Rembang, Magelang, Wonogiri, Wonosobo, Temanggung, Boyolali, Blora dan Grobogan.

2. Kabupatenkota yang berada di bawah angka kesempatan kerja

Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 11 Kabupatenkota yaitu: Kab. Purworejo, Brebes, Banyumas, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kab. Cilacap, Pemalang, Tegal, Kota Tegal dan Kota Magelang. Gambar 1.2 Grafik Rasio Kesempatan Kerja Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Tingkat kemiskinan di atas angka Provinsi Tingkat kemiskinan di bawah angka Provinsi RAD MDGs Jawa Tengah 12

3. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas

keluarga terhadap total kesempatan kerja. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja menunjukkan peningkatan jumlah tenaga kerja yang bekerja secara mandiri atau berwirausaha. Pada tahun 1990 jumlah tenaga kerja yang bekerja mandiri sebesar 69,77 dari angkatan kerja. Kemudian pada tahun 2005 jumlah tenaga kerja yang bekerja mandiri sebesar 56,71 dan meningkat menjadi 59,03 pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan masih banyak tenaga kerja yang berusaha sendiri dan dibantu tenaga kerja yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja. Tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga baik pada skala usaha mikro, kecil dan kegiatan usaha di sektor informal perlu perhatian untuk mendapatkan fasilitasi keterampilan dan perlindungan tenaga kerja. Besarnya Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.6 Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri Dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 No Status Pekerjaan Utama Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 Berusaha Sendiri orang 3.230.500 3.179.633 2.984.783 2.958.783 2.942.281 2 Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap orang 2.856.165 2.911.064 3.871.357 3.496.142 3.650.147 3 Berusaha dibantu Buruh Tetap orang 508.746 481.634 425.021 380.621 405.682 4 Pekerja Bebas di Pertanian orang 1.205.505 1.095.313 1.091.136 1.128.268 1.045.307 5 Pekerja Bebas di Non Pertanian orang 1.077.548 1.161.764 1.185.594 1.304.151 1.304.151 Jumlah Tenaga Kerja yang berusaha sendiri dan pekerja Bebas keluarga orang 8.878.464 8.829.408 9.557.891 9.267.965 9.347.568 Jumlah Kesempatan kerja orang 15.655.303 15.210.931 16.304.058 15.463.658 15.835.382 Proporsi Tenaga Kerja yang berusaha sendiri dan pekerja Bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja 56,71 58,05 58,62 59,93 59,03 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2005 –2009 diolah RAD MDGs Jawa Tengah 13 Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

1. Prevalensi Balita dengan berat badan rendahkekurangan gizi