Gambar 2.1.2. Perbandingan tingkat capaian produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura tahun 2012 dan 2013
Indikator jumlah produksi yang belum mencapai target adalah jumlah produksi jagung, dan pisang. Tidak tercapainya target produksi jagung terjadi karena tidak tercapainya target
produktivitas tahun 2013. Hal ini disebabkan karena sejak tahun 2012 tidak ada lagi Bantuan Langsung Benih Unggul Jagung BLBU. Sehingga petani jagung hanya menanam benih lokal
bukan hibrida. Sedangkan tidak tercapainya target jumlah produksi dan target jumlah produktivitas pada
komoditi pisang karena kurangnya pemeliharaan pada tanaman pisang, dan tidak adanya program mendukung pengembangan tanaman pisang.
2. Indikator jumlah produksi, dan jumlah produktivitas tanaman perkebunan
Gambar 2.1.3. Tingkat capaian produksi dan produktivitas komoditi perkebunan tahun 2013
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar
14
Realisasi jumlah produksi karet dan kakao pada tahun 2013 telah melampaui target yang ditetapkan. Dari tabel 2.1.1. diketahui bahwa tingkat capaian komoditi karet sebesar 172
sedangkan kakao sebesar 183,89. Berdasarkan gambar 2.1.3. dapat dijelaskan bahwa tercapainya target jumlah produksi karet disebabkan karena jumlah produktivitas jauh melampaui
target yang telah ditetapkan. Sedangkan pada komoditi kakao tercapainya target jumlah produksi disebabkan meningkatnya luas panen, karena sebagian besar tanaman kakao unggul yang ditanam
masyarakat sudah mulai berproduksi. Realisasi jumlah produksi pada komoditi kopi belum mencapai target, walaupun
sebenarnya dari sisi produktivitas komoditi kopi telah melebihi target yang telah ditetapkan. Tidak tercapainya target jumlah produksi pada komoditi kopi karena pada komoditi kopi terjadi
pengurangan luas pertanaman disebabkan adanya alih tanam ke komoditi perkebunan lainnya. Pada tahun 2013 realisasi jumlah produksi dan jumlah produktivitas karet dan kakao
meningkat dibandingkan tahun 2013 sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.1.3, sedangkan untuk komoditi kopi terjadi penurunan walaupun tidak signifikan.
Gambar 3.1.4. Perbandingan tingkat capaian produksi dan produktivitas komoditi perkebunan tahun 2012 dan 2013
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar
15
3. Indikator jumlah unit pengolahan hasil pertanian dan perkebunan
Gambar 2.1.5. Tingkat capaian fasilitasi UPH pertanian dan perkebunan tahun 2013
Pengolahan hasil pertanian diarahkan untuk mewujudkan tumbuhnya usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan harga yang wajar di tingkat petani, sehingga petani dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Untuk mendukung kebijakan tersebut, maka strategi yang perlu ditempuh antara lain : a meningkatkan mutu produk dan mengolah produksi
menjadi bahan setengah jadi, dan b menumbuhkan unit-unit pengolahan. Upaya pengembangan pengolahan pertanian yang dapat dilaksanakan antara lain: 1
pengembangan dan penanganan pasca panen dengan penerapan manajemen mutu sehingga produk yang dihasilkan sesuai persyaratan mutu pasar, dalam kaitan tersebut diperlukan pelatihan
dan penyuluhan yang intensif tentang manajemen mutu, 2 pembangunan unit-unit pengolahan di tingkat petanigapoktanasosiasi, 3 pembangunan pusat pengeringan dan penyimpanan di
sentra produksi produk hasil pertanian, 4 penguatan peralatan mesin yang terkait dengan kegiatan pengolahan dan penyimpanan komoditi pertanian, antara lain alat pengering dryer,
corn sheller pemipil, penepung, pemotongpencacah bonggol, mixer pencampur pakan, dan gudang.
Pada tahun 2013 pada sub sektor perkebunan terealisasi pembangunan satu Unit Pengolahan Gula Semut serta seperangkat peralatan dan mesin pada Gabungan Kelompok Tani
Pandai Sikek Sakato Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto. Disamping itu juga terealisasi fasilitasi seperangkat peralatan untuk kegiatan pengolahan kakao pada Gapoktan Tapi Selo
sepakat Nagari Tapi Selo Kecamatan Lintau Buo Utara.
Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar
16
Pada sub sektor pertanian pada tahun 2013 terealisasi fasilitasi 9 paket sarana pengolahan padi pada Gapoktan Minang Saiyo Nagari Minangkabau Kecamatan Sungayang, Gapoktan Bina
Tani Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara, Kelompok Tani Suka Maju dan Sempatik Nagari Barulak Kecamatan Tanjung Baru, Kelompok Tani Kubu Batu Nagari
Minangkabau Kecamatan Sungayang, Kelompok Tani Gunung-gunung Nagari Sungayang Kecamatan Sungayang, Kelompok Tani Mejan Emas dan Landok Sakato Nagari Padang Ganting
Kecamatan Padang Ganting, dan Kelompok Tani Serawang Nagari Taluk Kecamatan Lintau Buo. Tercapainya target jumlah unit pengolahan hasil pertanian dan perkebunan karena adanya
dukungan dana Tugas Pembantuan APBN dan APBD Propinsi. Sedangkan untuk target fasilitasi UPH pisang dan kacang tanah tidak tercapai karena pada
tahun 2013 melalui Dana TP tidak ada fasilitasi untuk UPH pisang dan kacang tanah, yang ada hanya fasilitasi 1 paket bantuan sarana pasca panen jagung pada Gapoktan Tapak Kubu Nagari
Sumanik Kecamatan Salimpaung, dan 2 paket bantuan sarana pasca panen ubi jalar pada Kelompok Tani Baringin Nagari Sungai Jambu Kecamatan Pariangan dan Kelompok Wanita Tani
Cempaka Putih Nagari Kumango Kecamatan Sungai Tarab.
4. Indikator jumlah infrastruktur yang dibangundirehabilitasi