Indikator jumlah illegal logging, illegal trading, dan okuvasi kawasan hutan Indikator jumlah kasus kebakaran hutan

2. Indikator jumlah illegal logging, illegal trading, dan okuvasi kawasan hutan

Permasalahan yang sering terjadi di Kabupaten Tanah Datar diantaranya adalah adanya penebangan pohon di dalam kawasan hutan illegal logging, peredaran hasil hutan yang tidak memenuhi aturan perundang-undangan illegal trading, serta adanya okupasi kawasan hutan yaitu perubahan penggunaan lahan land use change di dalam kawasan hutan untuk penggunaan non kehutanan tanpa izin. Salah satu indikator keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya kualitas dan pengelolaan lingkungan hidup adalah menurunnya jumlah kasus illegal logging, illegal trading, dan okupasi kawasan hutan. Target indikator jumlah kasus illegal logging, illegal trading, dan okupasi kawasan hutan yang ditetapkan tahun 2013 adalah 12 kasus sedangkan realisasinya adalah 9 kasus, dengan demikian target penurunan kasus illegal logging, illegal trading, dan okupasi kawasan hutan tercapai. Hal ini terjadi karena 1. Masyarakat sudah memahami peraturan perundang-undangan tentang tata cara peredaran hasil hutan, 2. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap fungsi dan kelestarian hutan cukup tinggi, 3 Adanya patroli pengamanan hutan untuk meminimalkan illegal logging, illegal trading, dan okupasi kawasan hutan. Dalam rangka mewujudkan penurunan jumlah kasus illegal logging, illegal trading, dan okupasi kawasan hutan, dilaksanakan Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam, Kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan serta Kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Melalui program tersebut terealisasi patroli rutin dan operasi pengamanan hutan dalam rangka mencegah dan mengurangi tingkat illegal logging, illegal trading dan okuvasi lahan kawasan hutan di Kabupaten Tanah Datar oleh Tim Koordinasi Pengamanan Hutan Terpadu TKPHT.

3. Indikator jumlah kasus kebakaran hutan

Sumberdaya hutan merupakan sumberdaya strategis yang mempunyai manfaat nyata bagi kehidupan, baik sebagai manfaat ekonomi, sosial maupun lingkungan. Keragaman manfaat hutan yang tinggi, dalam pemanfaatan dan pengelolaannya haruslah dilaksanakan secara bijaksana. Dalam rangka melestarikan hutan perlu adanya pengawasan dan pencegahan terhadap gangguan keamanan hutan baik gangguan manusia maupun alam, salah satunya kebakaran hutan. Dalam rangka menurunkan jumlah kasus kebakaran hutan di alokasikan Program Perlindungan Sumber Daya Hutan, Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tanah Datar 26 Daerah-daerah rawan kebakaran hutan di Kabupaten Tanah Datar adalah Kecamatan Tanjung Emas, Padang Ganting, Lintau Buo, Rambatan, Batipuh Selatan. Melalui kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan terealisasi sosialisasi pencegahan kebakaran hutan, pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, sehingga dapat tercapai target menurunnya jumlah kasus kebakaran hutan. Target jumlah kasus kebakaran hutan tahun 2013 adalah 3 kasus. Sepanjang tahun 2013 kebakaran hutan terjadi sebanyak 4 kasus seluas 200 ha yaitu di dalam kawasan hutan lindung di di Nagari Guguak Malao Kecamatan Batipuh Selatan seluas 75 Ha, Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung seluas 25 Ha, Nagari Andaleh Baruh Bukik Kecamatan Sungayang seluas 25 Ha, dan Nagari Pangian Kecamatan Lintau Buo seluas 75 Ha. Dalam rangka melaksanakan pemadaman api petugas bekerja sama dengan instansi terkait, dibantu oleh masayarakat peduli api MPA. Tercapainya target menurunnya jumlah kasus kebakaran hutan karena adanya sosialisasi pencegahan kebakaran hutan, pengawasan terhadap daerah rawan kebakaran hutan, dan adanya pengendalian kebakaran hutan yang dilakukan oleh petugas bekerja sama dengan instansi terkait, dibantu oleh masayarakat peduli api MPA.

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD sampai dengan Tahun 2014