Inkontinensia urin akut Transient incontinence : Inkontinensia urin ini terjadi Inkontinensia urin kronik Persisten : Inkontinensia urin ini tidak berkaitan dengan

a Inkontinensia urin tipe stress : Inkontinensia urin ini terjadi apabila urin secara tidak terkontrol keluar akibat peningkatan tekanan di dalam perut, melemahnya otot dasar panggul, operasi dan penurunan estrogen. Gejalanya antara lain kencing sewaktu batuk, mengedan, tertawa, bersin, berlari, atau hal lain yang meningkatkan tekanan pada rongga perut. Pengobatan dapat dilakukan tanpa operasi misalnya dengan Kegel exercises, dan beberapa jenis obat-obatan, maupun dengan operasi. Gambar 2. Perbandingan Normal Stress dan Stress Inkontinensia Dikutip dari 27 Inkontinesia urin tipe stress dapat dibedakan dalam 4 jenis yaitu 14 : 1. Tipe 0 :pasien mengeluh kebocoran urin tetapi tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan 2. Tipe 1 :IU terjadi pada pemeriksaan dengan manuver stress dan adanya sedikit penurunan uretra pada leher vesika urinaria 3. Tipe 2 :IU terjadi pada pemeriksaan dengan penurunan uretra pada leher vesika urinaria 2 cm atau lebih 4. Tipe 3 :uretra terbuka dan area leher kandung kemih tanpa kontraksi kandung kemih. Leher uretra dapat menjadi fibrotik riwayat trauma atau bedah sebelumnya dengan gangguan neurologic atau keduanya. Tipe ini disebut juga defisiensi sfingter intrinsik b Inkontinensia urin tipe urge : timbul pada keadaan otot detrusor kandung kemih yang tidak stabil, yang mana otot ini bereaksi secara berlebihan. Inkontinensia urin ini ditandai dengan ketidak mampuan menunda berkemih setelah sensasi berkemih muncul. Manifestasinya dapat berupa perasaan ingin kencing yang mendadak urge , kencing berulang kali frekuensi dan kencing di malam hari nokturia . c Inkontinensia urin tipe overflow : pada keadaan ini urin mengalir keluar akibat isinya yang sudah terlalu banyak di dalam kandung kemih, umumnya akibat otot detrusor kandung kemih yang lemah. Biasanya hal ini dijumpai pada gangguan saraf akibat penyakit diabetes, cedera pada sumsum tulang belakang, atau saluran kencing yang tersumbat. Gejalanya berupa rasa tidak puas setelah kencing merasa urin masih tersisa di dalam kandung kemih , urin yang keluar sedikit dan pancarannya lemah. Inkontinensia tipe overflow ini paling banyak terjadi pada pria dan jarang terjadi pada wanita. d Inkontinensia tipe campuran Mixed : merupakan kombinasi dari setiap jenis inkontinensia urin di atas. Kombinasi yangpaling umum adalah tipe campuran inkontinensia tipe stress dan tipe urgensi atau tipe stress dan tipe fungsional. Gambar 3. Tipe Inkontinensia Urin Dikutip dar 28l

2.1.2. Faktor Resiko Inkontinensia Urin

Faktor resiko yang berperan memicu inkontinensia urin pada wanita adalah 14 : 1. Faktor kehamilan dan persalinan - Efek kehamilan pada inkontinensia urin tampaknya bukan sekedar proses mekanik inkontinensia urin pada perempuan hamil dapat terjadi dari awal kehamilan hingga masa nifas, jadi tidak berhubungan dengan penekanan kandung kemih oleh uterus. - Prevalensi inkontinensia urin meningkat selama kehamilan dan beberapa minggu setelah persalinan. - Tingginya usia, paritas dan berat badan bayi tampaknya berhubungan dengan inkontinensia urin. 2. Wanita dengan indeks masa tubuh lebih tinggi akan cenderung lebih banyak mengalami inkontinensia urin 3. Menopause cenderung bertindak sebagai kontributor untuk resiko terjadinya inkontinensia urin. Ada mitos yang menetap yang menganggap bahwa inkontinensia urin pada wanita merupakan konsekuensi proses penuaan normal. Walaupun proses penuaan bukanlah penyebab inkontinensia, perubahan fungsi saluran kemih bawah terjadi seiring dengan proses penuaan dan ini menjadi faktor predisposisi inkontinensia urin. Usia pada wanita merupakan faktor independen penting yang berhubungan dengan prevalensi inkontinensia urin tetapi sangat sulit untuk membedakan apakah inkontinensia urin timbul akibat efek independen dari pertambahan usia itu sendiri atau akibat menopause.

2.2. Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu mens yang berarti bulan dan pausis yang berarti berhenti. Istilah menopause oleh WHO 1984 didefinsikan, sebagai penghentian permanen siklus haid pada wanita yang disebabkan oleh pengurangan aktivitas folikel ovarium. Diagnosa ini dibuat berdasarkan pemantauan, biasanya paling sedikit didapatkannya amenorhoe 12 bulan berturut – turut dan tidak terdapat penyebab lainnya, patologis atau psikologis. 15 Shimp Smith 2000 mendefinisikan menopause sebagai akhir periode menstruasi, tetapi seorang wanita tidak diperhitungkan post menopause sampai wanita tersebut telah 1 tahun mengalami amenorrhoe. Menopause membuat berakhirnya fase reproduksi pada kehidupan wanita 16