Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015
18
2. Berdasarkan SPK tersebut Disnaker KabupatenKota sebagai pembina daerah mengeluarkan Surat Penugasan Pendampingan SPP yang
ditandatangani oleh kepala Disnaker KabupatenKota dengan tembusan kepada Disnaker Propinsi sebagai Kordinator Pelaksana Propinsi. SPP
digunakan sebagai pengantar penugasan pendamping di lokasi penugasan.
3. Pelaksana KabupatenKota dan Propinsi menyusun jadwal kerja motivator untuk seterusnya akan disosialisasikan oleh pendamping di
lapangan. 4. Sebelum penugasan, pendamping sudah harus diikutsertakan dalam
asuransi kesehatan atau kecelakaan sesuai dengan pagu anggaran yang tersedia.
5. Ketika melaksanakan tugas, para pendamping wajib mengenakan tanda pengenal danatau memakai seragam.
6. Pelaksana Propinsi dan KabupatenKota harus tetap mengingatkan bahwa tugas utama pendamping adalah melakukan pemberdayaan
terhadap kelompok penganggur, TKI Purna, korban PHK, istri nelayan, dan keluarga buruh dalam sektor: a Maritim; b Pertanian, Peternakan
Perikanan Agroindustri; c Industri Kreatif; dan d Jasa. 7. Proporsi tugas pendamping harus lebih menitikberatkan pada
pelaksanaan tugas pendampingan peserta kelompok usaha yang didampinginya dari pada tugas-tugas administrasi perkantoran.
8. Biaya hidup pendamping dibayarkan sesuai pagu yang tersedia dan tidak dikenai potongan pajak. Disnaker Propinsi dan KabupatenKota
dilarang menarik pungutan atas biaya tersebut. 9. Biaya operasional pendamping menjadi tanggung jawab pelaksana
KabupatenKotaPropinsi. 10. Pendamping yang telah menyelesaikan masa tugasnya akan diberikan
sertifikat sebagai tenaga pendamping pemberdayaan oleh BBPPK.
G. Tahap Pembinaan
Untuk menjamin keberhasilan kegiatan program pedampingan pemberdayaan, pelaksana Propinsi dan KabupatenKota diharapkan
memberikan pembinaan secara berkesinambungan. Bentuk pembinaan ini, antara lain:
Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015
19
1. Memberikan saran-saran
pemecahan masalah
yang dihadapi
pendamping selama di lapangan. 2. Memberikan rekomendasi untuk berkoorDinasi dengan dunia usaha
dalam rangka memulai usaha peserta kelompok dampingan. 3. Memberikan rekomendasi untuk berkoorDinasi dengan instansilembaga
terkait dalam pengembangan usaha kelompok dampingan. 4. Menyediakan bentuk dukungan lain yang dapat mempercepat
keberhasilan usaha peserta kelompok dampingan.
H. Monitoring dan Evaluasi Monev
Untuk mengukur capaian kinerja pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan ini, pelaksana Pusat, Propinsi dan KabupatenKota perlu
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi Monev. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan progress kegiatan
program yang telah, sedang dan akan dilaksanakan sekaligus menilai perkembangan, dampak atau manfaat kegiatan ini untuk dijadikan dasar
perencanaan kegiatan berikutnya. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh semua pelaksana kegiatan dan
dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat pendamping dan motivator, pelaksana KabupatenKota dan Propinsi, dan BBPPK sebagai
pelaksana pusat. Pada tingkat pendamping dan motivator, monev dilakukan dengan melihat perubahan perilaku masyarakat dampingannya dalam
melakukan usaha
dan melakukan
perbaikan pendekatan
guna mempercepat proses-proses pemberdayaan. Atas dasar ini, pelaksana
KabupatenKota dan Propinsi untuk mengetahui perkembangan kegiatan ini secara regional, sedangkan BBPPK melakukan monitoring dan evaluasi
untuk mengetahui perkembangan kegiatan secara nasional sejak awal hingga kegiatan berakhir.
Informasi yang perlu dikumpulkan dalam kegiatan ini terkait dengan: - Capaian kinerja.
- Dampak atau manfaat kegiatan. - Faktor pendukung keberhasilan atau kegagalan kegiatan.
- Dukungan pihak-pihak untuk menjamin keberhasilan kegiatan. - Masalah dan solusi pemecahannya.
Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015
20
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat semua peristiwa yang terjadi dengan cara mengamati langsung
melalui kunjungan ke lapangan, pengisian lembar monitoring kegiatan, wawancara, dan bentuk lainnya. Hasil evaluasi kegiatan ini dapat dijadikan
pijakan untuk menyempurnakan kegiatannya di masa yang akan datang.
I. Tahap Pelaporan
Pelaporan kegiatan dilaksanakan setiap bulan dan pada akhir pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Kepala BBPPK dengan
tembusan kepada Dinas Propinsi, KabupatenKota. Pelaporan ini disusun secara berjenjang sebagai berikut:
1. Laporan pendamping dalam melaksanakan kegiatan di lapangan yang diserahkan kepada Pelaksana KabupatenKota paling lambat tanggal 22
setiap bulannya; 2. Laporan Pelaksana KabupatenKota diserahkan kepada Pelaksana
Propinsi paling lambat tanggal 26 setiap bulannya; 3. Laporan Pelaksana Propinsi diserahkan kepada BBPPK paling lambat
tanggal 30 setiap bulannya.contoh Lampiran Laporan Pelaksana Propinsi merupakan dasar bagi BBPPK untuk
pembayaran biaya hidup pendamping
Motivator menyampaikan laporan kepada Kepala BBPPK sesuai jumlah kunjungan.
Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015
21
BAB IV PROFIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN DENGAN ASET PRODUKTIF
A. Pengertian
Kegiatan Pemberdayaan Aset Produktif adalah sebuah rangkaian pekerjaan yang menjaring 5.000 peserta dari 24.000 wirausaha tenaga
kerja muda yang berprestasi sesuai penilaian pendamping atau memenuhi kriteria daerah Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan P2B, Indeks
Kesejahteraan Wilayah IKW, dan kantong TKI.
B. Sasaran Kegiatan Pemberdayaan dengan Aset Produktif 1. Peserta Kegiatan
Peserta adalah para wirausaha tenaga kerja muda yang sudah mengikuti kegiatan dan menerima bantuan sarana usaha pada kegiatan
pengembangan keterampilan wirausaha tenaga kerja muda.
2. Kriteria Kelayakan Penerima Pemberdayaan Aset Produktif
Peserta yang berhak mendapatkan Pemberdayaan Aset Produktif hasil penilaian berprestasi adalah mereka yang mendapatkan nilai tertinggi
dalam dimensi: a kepribadian;
b keseriusan dan ketekunan berusaha;dan c hasil usaha.
Pengukuran dilaksanakan dengan metode angket dan perhitungan rasio pengembalian asset. Return on AsetROA Format Terlampir.
Untuk daerah yang masuk kategori P2B, IKW, dan kantong TKI masing- masing mendapatkan bantuan aset produktif antara 5-8 orang per paket.
C. Mekanisme Penetapan Penerima Pemberdayaan Aset Produktif
- Penetapan penerima Pemberdayaan Aset Produktif dilakukan melalui
observasi dan penilaian pendamping dan Dinas KabupatenKota dengan
mengisi formulir penilaian.
- Hasil penilaian tersebut diurut berdasarkan skor tertinggi oleh
pendamping dan Dinas KabupatenKota mengusulkan 5 lima sampai 8 delapan peserta sebagai penerima Pemberdayaan Aset Produktif