Pengertian Peran dan Tugas Motivator Mitra Kerja

Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 5

BAB II PROFIL KEGIATAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

A. Pengertian

Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan adalah sebuah rangkaian pekerjaan yang menyiapkan tenaga pendamping dan motivator yang bertujuan mempercepat proses pengembangan keterampilan dan wirausaha tenaga kerja muda, khususnya kelompok penganggur, TKI Purna, korban PHK, istri nelayan, dan keluarga buruh. Jenis usaha yang dikembangkan, meliputi sektor: 1 Maritim, antara lain pengelolaan hasil laut seperti budidaya ikan, pengolahan ikan, rumput laut dan garam; 2 Jasa, antara lain salon, bengkel, menjahit, bordir, perdagangan dan pencucian kendaraan; 3 Industri kreatif, antara lain anyaman, ukiran, souvenir, sablon, fashion, kuliner, batako, bata ringan dan paving block; dan 4 PertanianPeternakanPerikanan, antara lain budidaya, pupuk organik, pengolahan hasil pertanian, pengolahan pakan dan sarana produksi.

B. Sasaran Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan 1. Peserta Kegiatan

Target peserta adalah para pendamping yang memiliki pengalaman minimal 3 tiga tahun dan diutamakan yang telah memiliki usaha serta para pengusaha lokal, propinsi, maupun nasional yang mempunyai minat untuk motivasi dan menggerakkan masyarakat menjadi wirausaha tenaga kerja muda. Para pendamping bertugas memfasilitasi kegiatan usaha yang akan dan sedang dirintis oleh kelompok sasaran, sedangkan motivator secara berkala memberikan pencerahan dan dorongan untuk memulai dan mengembangkan usaha yang telah dirintis.

2. Lokasi Penugasan

Lokasi penugasan pendamping dan motivator berada di KabupatenKota yang menjadi wilayah pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pemberdayaan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Pemerintah Pusat APBN-P 2015. Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 6

C. Pelaksana Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan 2015 dilakukan secara sistematis, sistemik, dan sinergis dengan melibatkan berbagai unsur pelaksanaan, meliputi: pelaksanaan program dari Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja c.q. Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja BBPPK Lembang serta Satuan Kerja Pemerintahan Daerah atau Dinas yang membidangi urusan ketenagakerjaan di tingkat Propinsi dan KabupatenKota.

1. BBPPK

BBPPK merupakan penanggung jawab Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan yang bertugas menyiapkan program, anggaran, pedoman, sosialisasi program ke daerah, pembinaan dan pembekalan bagi pendamping dan motivator, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

2. Dinas yang Membidangi Ketenagakerjaan Propinsi

Disnaker Propinsi melaksanakan tugas-tugas teknis administratif, mulai dari tahapan sosialisasi, seleksi dan penetapan peserta calon pendamping dan motivator, pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan. Dalam pelaksanaan tugas ini, Disnaker Propinsi berkoorDinasi dengan Disnaker KabupatenKota.

3. Dinas yang Membidangi Ketenagakerjaan KabupatenKota

Disnaker KabupatenKota berperan dalam proses sosialisasi program, perekrutan calon pendamping dan motivator untuk diseleksi di Disnaker Propinsi, pembinaan, monitoring, dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan. Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 7 Organisasi Tata kelola kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut: ORGANISASI PELAKSANAAN Keterangan: Garis Pelaporan Garis Instruksi Garis KoorDinasi

D. Peran dan Tugas Pendamping

Peran dan tugas pendamping dalam kegiatan ini adalah: 1 pendampingan pemberdayaan melalui kegiatan pengembangan keterampilan dan wirausaha tenaga kerja muda dan 2 evaluator usaha peserta kelompok dampingan yang berhak mendapatkan bantuan pengembangan usaha dalam bentuk sarana aset produktif.

1. Pendampingan Pemberdayaan

Dalam melaksanakan kegiatan pendampingan pemberdayaan, seorang pendamping berperan sebagai fasilitator kelompok masyarakat yang akan merintis usaha. Pendamping bertugas:a memfasilitasi wirausaha mudaTenaga Kerja Muda TKM; b dengan dibantu instansi terkait, melatih calon wirausaha; d memberikan dorongan untuk memulai usaha; e membantu menyusun pembukuan usaha; dan f menjalin kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan usaha wirusaha dampingannya. TIM PEMBINAAN TK.PUSAT BBPPK TIM PELAKSANA TK.PROPINSI DISNAKER PROPINSI TIM PELAKSANA TK KABKOTA DISNAKER KABKOTA DITJEN PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 8 a. Memfasilitasi kelompok wirausaha mudaTenaga Kerja Muda TKM yang dibentuk oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Propinsi dan KabKota. pendamping diharuskan mendampingi 2 dua kelompok calon wirausaha dari 2 dua desakelurahaan yang berbeda. Setiap kelompok terdiri dari 20 orang calon wirausaha sehingga total calon wirausaha yang difasilitasi oleh seorang pendamping adalah 40 orang yang berasal dari kelompok sasaran. b. Dengan bekerjasama dengan Disnaker setempat, kelompok dampingan ini kemudian diberikan pembekalan melalui pendidikan dan pelatihan dan juga pemagangan. Kegiatan ini bertujuan agar kelompok calon wirausaha dampingan mempunyai keterampilan yang cukup untuk memulai usaha. c. Setelah mendapat pembekalan, pendamping harus memberikan dorongan kepada calon wirausaha dampingannya untuk memulai usaha. Hal ini dimaksudkan agar keterampilan yang telah dimiliki calon wirausaha ini dapat diaplikasikan sesegera mungkin. Dorongan ini dapat berupa membantu mencarikan tempatlahan usaha, membantu mencarikan bahan-bahan yang diperlukan untuk produk yang dihasilkan, desain produk yang dihasilkan, dan sebagainya. d. Agar calon wirausaha dampingan dapat melihat kemajuan usaha yang dirintisnya, calon pendamping hendaknya turut membantu menyusun pembukuan usaha. Pembukuan ini disusun secara sederhana agar calon wirausaha dampingan dapat mengetahui satuan harga unit cost produknya danatau perkembangan laba usaha per hariminggubulan. Pembukuan ini kelak akan dijadikan salah satu indikator untuk menilai kelayakan mendapat bantuan sarana aset produktif. e. Terakhir, agar wirausaha dampingannya tumbuh dan berkembang lebih cepat, pendamping diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan pihak lain. Kemitraan ini dijalin agar wirausaha dampingan lebih mudah mendapatkan bantuan modal usaha, memasarkan produkjasa, mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk produk dan jasanya, dan sebagainya. Dalam melaksanakan tugasnya, pendamping diharapkan mampu berperan sebagai motivator, fasilitator, mediator dan inovator bagi Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 9 kelompok dampingan dengan memaksimalkan potensi para peserta kelompok dampingan demi menjaga dan mengembangkan usaha yang dirintis para anggota kelompok dampingan.

2. Evaluator Usaha Peserta Kelompok Dampingan

Setelah usaha kelompok dampingan terbentuk dan berjalan selama 4 empat bulan, pendamping melakukan evaluasi perkembangan usaha setiap peserta danatau kelompok peserta dampingannya. Peserta atau kelompok peserta yang dinilai memiliki perkembangan usaha yang terbaik dalam bidang usahanya masing-masing, diusulkan untuk menda- patkan bantuan pengembangan usaha dalam bentuk sarana penunjang aset produktif ke Disnaker KabupatenKota untuk selanjutnya ditetapkan oleh Disnaker Propinsi.

E. Peran dan Tugas Motivator

Peran dan tugas motivator dalam program ini adalah memberikan pencerahan dan dorongan bagi kelompok usaha yang akansedang merintis usahanya serta dorongan untuk mengembangkan usahanya agar kesinambungan usaha yang telah dirintis oleh peserta kelompok dampingan dapat terjaga dan berkembang. Dalam melaksanakan tugasnya, motivator diharapkan mampu membuka wawasan peserta kelompok dampingan tentang pentingnya: a memiliki usaha, b meningkatkan mutu produkjasa dan c mendorong peserta kelompok dampingan untuk mengembangkan potensi pemasaran produkjasanya di lingkungan yang lebih luas.

F. Mitra Kerja

Untuk mengoptimalkan hasil kegiatan Pendampingan Pemberdayaan ini, pendamping dapat menjalin kerjasama dengan organisasi lain, selain yang disebutkan di atas, seperti: kementerian, DinasSatuan Kerja Pemerintah Daerah, BUMN, perbankan, lembaga pelatihan, Perguruan Tinggi, lembaga pemberdayaan masyarakat, dan pengusaha setempat. Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 10

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

Kegiatan Pendampingan Pemberdayaan merupakan sebuah kegiatan yang dijalankan secara terencana agar hasilnya dapat diukur dengan mengacu pada tahapan pelaksanaan yang telah ditetapkan. Mekanisme pelaksanaan kegiatan ini meliputi: 1 Perencanaan wilayah penugasan pendamping dan motivator; 2 Pelaksanaan 3 Sosialisasi program; 4 Rekrutmen dan seleksi calon pendamping dan motivator; 5 Orientasipembekalan; 6 Penugasan; 7 Pembinaan; 8 Penyerahan asset produktif; 9 Monitoring dan Evaluasi Monev; dan 10 Pelaporan.

A. Perencanaan Wilayah Penugasan Pendamping

Perencanaan wilayah penugasan pendamping merupakan tahapan awal dan merupakan aspek yang penting untuk mengukur keberhasilan program. Perencanaan wilayah penugasan ini didasarkan dari data sebaran penduduk miskin dan kurang produktif yang didapat dari Badan Perencanaan Nasional BAPENAS. Data ini kemudian diintegrasikan dengan memperhatikan saran-saran dari kelompok pemangku kepentingan lainnya. Hasil analisis data tersebut dituangkan dalam bentuk pemetaan wilayah secara lengkap yang memuat lokasi dan kelompok masyarakat yang membutuhkan pendampingan. Hasil pemetaan ini selanjutnya diguna- kan sebagai dasar penentuan lokasi dan kuota pendamping yang akan ditugaskan ke setiap kecamatan di KabupatenKota. Penetapan kuota dan wilayah penugasan pendamping pada tingkat kecamatan merupakan tanggungjawab BBPPK sebagai pelaksana kegiatan Pusat. Pelaksana Propinsi dan Kabupaten kemudian menetapkan sebaran lokasi penugasan pendamping di setiap desakelurahaan di Kecamatan yang telah ditentukan.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan program diarahkan untuk menciptakan pendamping dan motivator yang bertugas menumbuhkan wirausaha tenaga kerja muda dari kelompok rentan menjadi wirausaha mandiri. Mekanisme pelaksanaan kegiatan, sebagai berikut :