Tahap Penugasan PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN

Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 17 - Manajemen Pendampingan UMKM; - Pengurusan Legalitas Usaha; - Perencanaan Usaha mandiri; - Mekanisme Pengajuan Kredit; - Praktek Kerja Lapangan; - Teknik Negosiasi dan Pembentukan jaringan Kemitraan; - Pelaporan Kegiatan dan Keuangan; dan - Evaluasi Program. Pembekalan bagi calon motivator dilakukan melalui proses pendidikan dan pelatihan selama 7 tujuh hari dengan 56 jam pelajaran. Materi pembekalan peserta calon motivator adalah: - Fisik Mental, dan Disiplin; - Dinamika KelompokOrientasi Motivator; - Dasar-dasar Teknik Motivasi; - Manajemen Pendamping sebagai Motivator; - Balanced Score Card; - Praktek Kerja Lapangan; dan - Pelaporan Kegiatan Keuangan. Untuk mencapai hasil pembekalan yang optimal, narasumber, instruktur, dan pemateri untuk pembekalan calon pendamping maupun motivator diutamakan berasal dari kalangan praktisi profesional, seperti perguruan tinggi, lembaga pemberdayaan masyarakat, lembaga pelatihan bisnis, pelaku usaha, perhimpunan wirausaha dan perbankan. Di samping itu, metode pembekalannya dilaksanakan dengan lebih menekankan pada pendekatan prakteksimulasi.

F. Tahap Penugasan

Setelah mengikuti pembekalan, para pendamping dan motivator ditugaskan ke lokasi yang telah ditetapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan para pelaksana Daerah sebelum penugasan pendamping ke lokasi, antara lain: 1. BBPPK sebagai pelaksana Pusat mengeluarkan Surat Perintah Kerja SPK pendampingan untuk diteruskan kepada kepala Disnaker PropinsiKabupatenKota. Juklak Pendampingan Pemberdayaan 2015 18 2. Berdasarkan SPK tersebut Disnaker KabupatenKota sebagai pembina daerah mengeluarkan Surat Penugasan Pendampingan SPP yang ditandatangani oleh kepala Disnaker KabupatenKota dengan tembusan kepada Disnaker Propinsi sebagai Kordinator Pelaksana Propinsi. SPP digunakan sebagai pengantar penugasan pendamping di lokasi penugasan. 3. Pelaksana KabupatenKota dan Propinsi menyusun jadwal kerja motivator untuk seterusnya akan disosialisasikan oleh pendamping di lapangan. 4. Sebelum penugasan, pendamping sudah harus diikutsertakan dalam asuransi kesehatan atau kecelakaan sesuai dengan pagu anggaran yang tersedia. 5. Ketika melaksanakan tugas, para pendamping wajib mengenakan tanda pengenal danatau memakai seragam. 6. Pelaksana Propinsi dan KabupatenKota harus tetap mengingatkan bahwa tugas utama pendamping adalah melakukan pemberdayaan terhadap kelompok penganggur, TKI Purna, korban PHK, istri nelayan, dan keluarga buruh dalam sektor: a Maritim; b Pertanian, Peternakan Perikanan Agroindustri; c Industri Kreatif; dan d Jasa. 7. Proporsi tugas pendamping harus lebih menitikberatkan pada pelaksanaan tugas pendampingan peserta kelompok usaha yang didampinginya dari pada tugas-tugas administrasi perkantoran. 8. Biaya hidup pendamping dibayarkan sesuai pagu yang tersedia dan tidak dikenai potongan pajak. Disnaker Propinsi dan KabupatenKota dilarang menarik pungutan atas biaya tersebut. 9. Biaya operasional pendamping menjadi tanggung jawab pelaksana KabupatenKotaPropinsi. 10. Pendamping yang telah menyelesaikan masa tugasnya akan diberikan sertifikat sebagai tenaga pendamping pemberdayaan oleh BBPPK.

G. Tahap Pembinaan