2.5.8 Insiden
Insiden sinusitis menurut data dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 2003 menyatakan bahwa sekitar 102.817 penderita penyakit sinus dan hidung
melakukan pengobatan rawat jalan di rumah sakit Mangunkusumo Soetjipto, 2011.
Menurut Jones 2004 menyebutkan bahwa perempuan lebih banyak terinfeksi sinusitis maksilaris kronis dibandingkan dengan laki-laki.
Menurut Hellgren 2008, meningkat kejadian sinusitis maksilaris kronis pada umur dewasa muda dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
lingkungan alergen, polutan, perubahan gaya hidup, pola makan serta infeksi. Menurut Multazar 2008 menyebutkan insidensi penyakit sinusitis di
RSUP. Haji Adam Malik Medan lebih banyak pada perempuan sebanyak 169 penderita dan pada laki-laki sebanyak 127 penderita. Dan menurut Kumala 2011
insidensi pada perempuan sebanyak 244 penderita, pada laki-laki sebanyak 179 penderita.
Menurut Paramasivan 2010 di RSUP. Haji Adam Malik Medan, menyebutkan bahwa kelompok umur paling tersering terkena sinusitis adalah
umur 30-39 tahun. Dan menurut Privina 2011, usia tersering adalah 31-45 tahun.
2.5.9 Komplikasi
Komplikasi berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbital atau intrakanial.
Komplikasi ini terdiri dari : 1.
Kelainan orbita, disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata orbita. Yang paling sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis
frontal dan maksila. Penyebaran infeksi terjadi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. Kelainan yang dapat timbul ialah edema palpebra, selulitis
orbita, abses subperiostal, abses orbita dan selanjutnya dapat terjadi thrombosis sinus kavernosus.
2. Kelainan intrakranial, dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau
subdural, abses otak dan thrombosis sinus kavernosus.
Universitas Sumatera Utara
3. Kelainan paru, seperti bronkritis dan bronkiektasis. Adanya kelainan sinus
paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut sinobronkritis. Selain itu dapat juga menyebabkan kambuhnya asma bronchial yang sukar dihilangkan
sbelum sinusitisnya disembuhkan Manjoer, 2000.
2.5.10 Prognosis
Prognosis dari sinusitis maksilaris kronis, jika dilakukan pencegahan dan pengobatan dini maka akan mendapatkan hasil yang baik Greenberg, 2004.
Prognosis sinusitis maksilaris kronis sangat tergantung kepada tindakan pengobatan yang dilakukan dan komplikasi penyakitnya. Jika, drainase sinus
membaik dengan terapi antibiotik atau terapi operatif maka pasien mempunyai prognosis yang baik Mehra dan Murad, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut serta masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu kerangka
konsep penelitian. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang
ingin diteliti Notoadmojo, 2005. Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka konsep penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Profil Penderita sinusitis maksilaris :
- Usia - Jenis kelamin
- Keluhan utama - Etiologi
- Penatalaksanaan
- Rekam medis
Universitas Sumatera Utara