Anatomi Embrio Persarafan TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi

Hidung terdiri dari bagian internal dan eksternal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Lubang hidung merupakan ostium sebelah luar dari rongga hidung. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi tiga saluran oleh penonjolan turbinasi dari dinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membrane mukosa yang sangat banyak mengandung vascular yang disebut mukosa hidung. Lender disekresi secara terus- menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia Brunner Suddarth, hal; 508, 2001. Gambar 2.1.1 Anatomi Sinus Maksila Dikutip dari: Paranasal Sinuses: Atlas of Human Anatomy Netter, F.H., 2006 Available from : http:emedicine.medscape.comarticle437359-overview [Accessed 28 April 2013] Universitas Sumatera Utara

2.2 Embrio

Perkembangan rongga hidung secara embriologi yang mendasari pembentukan anatomi sinonasal dapat menjadi dua proses. Pertama, embrional bagian kepala berkembang membentuk dua bagian rongga hidung yang berbeda, kedua bagian dinding lateral hidung yang kemudian berinvaginasi menjadi kompleks padat, yang dikenal dengan konka turbinate, dan membentuk rongga- rongga yang disebut sebagai sinus. Sejak kehamilan berusia empat hingga delapan minggu, perkembangan embrional anatomi hidung mulai terbentuk dengan terbentuknya rongga hidung sebagai bagian yang terpisah yaitu daerah frontonasal dan bagian pertautan prosesus maksilaris. Daerah frontonasal nantinya akan berkembang hingga ke otak bagian depan, mendukung pembentukan olfaktori. Bagian medial dan lateral akhirnya akan menjadi nares lubang hidung. Septum nasal berasal dari pertumbuhan garis tengah posterior frontonasal dan perluasan garis tengah mesoderm yang berasal dari daerah maksilaris George, 1997.

2.3 Persarafan

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari nervus oftalmikus. Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila melalui ganglion stenopalatinum. Ganglion stenopalatinum selain memberikan persarafan sensoris juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut-serabut sensoris dari nervus maksila, serabut parasimpatis dari nervus potrosus superfisialis mayor dan serabut-serabut simpatis dari nervus profundus. Ganglion stenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media Soetjipto Wardani dalam Soepardi dkk, 2011. 2.4 Fisiologi hidung dan sinus 2.4.1 Fisiologi Hidung