Latar Belakang Masalah Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan Kontrasespi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam endometrium yang keluar melalui vagina . Siklus menstruasi berkisar antara 21 - 40 hari, hanya 10 – 15 wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause, lamanya mengeluarkan darah pun berbeda-beda, biasanya antara 3-5 hari,7-8 hari dan ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit- sedikit. Prawirohardjo,2007. Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian alat kontrasepsi dengan masalah menstruasi mereka serta lainnya. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan penggunakan alat kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal, dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang.Fitrilidia,2012 Setiap metode kontrasepsi mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas secara aman dan efektif dengan metode yang dapat diterima oleh pengguna, baik secara perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi. Oleh Universitas Sumatera Utara karena itu, banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan atau bahkan mereka memilih untuk tidak menggunakan metode KB sama sekali Maryani, 2010. Menurut penelitian dari Murdiyanti 2011 Upaya langsung menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui program KB, yaitu mengajak pasangan usia subur yang berusia sekitar 20-45 tahun agar memakai alat kontrasepsi. Jumlah pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi terus ditingkatkan. Sedangkan jenis alat kontrasepsi yang dipakai pasangan usia subur ditingkatkan kepada yang lebih efektif yaitu yang mempunyai pencegahan kehamilan yang lebih lama. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN tahun 2007, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak keempat di dunia. Sirait, 2008. Dari segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat 35,2 pengguna kontrasepsi suntikan, 28,1 pengguna kontrasepsi pil, 18,8 pengguna IUD, 14,2 pengguna implan, 5,5 sterilisasi, dan 1,0 pengguna kontrasepsi lain. Menurut Murdiyanti yang dikutip dari Hartanto 2010 KB IUD dan suntikan mempunyai permasalahan atau efek samping. Efek samping yang paling utama adalah gangguan pola menstruasinya. Pemakai KB IUD, baik “copper T” atau jenis lainnya sering mengalami perubahan pada pola menstruasinya. Lama menstruasi menjadi lebih panjang dan beberapa diantaranya didahului dan diakhiri oleh perdarahan bercak dahulu. Jumlah mensruasi menjadi lebih banyak Universitas Sumatera Utara dan datangnya siklus menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seakan-akan haidnya datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari. Panjang siklus bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan lebih dari 35 hari untuk siklus panjang Hartanto, 2007. Salah satu Efek samping dari penggunaan IUD yaitu rasa cemas karena takut hamil. Biasanya akseptor kb ini konsultasi langsung kepada dokter kandungan. Hal itu di sebabkan karena biasanya akseptor tersebut mempunyai anak yang berusia 6 bulan dan sedang pada masa laktasi , maka dari itu selama masa laktasi terjadi perubahan hormone yang dipengaruhi oleh hormon prolaktin. kedua hormon tersebut akan berpengaruh terhadap Menstruasi. Hormon prolaktin ini lah yang menekan keluarnya hormon tersebut, akibatnya ibu belum Menstruasi. hormon prolaktin ini muncul pada saat ibu sedang menyusui. terutama asi eksklusif. sampai enam bulan pertama, biasanya hormon prolaktin ini memberikan pengaruh signifikan terhadap masa menstruasi.Intan,2012 Pada pemakaian KB suntik juga mengalami gangguan pola menstruasi. Gangguan pola menstruasi yang terjadi tergantung pada lama pemakaian. Memang efek samping suntik KB terhadap siklus menstruasi sering tidak menyenangkan Tetapi tidak terlalu berbahaya dan bukan tanda adanya gejala penyakit. Perubahan pola menstruasi biasanya pada tahun pertama pemakaian Kb suntik yaitu Perdarahan bercak spotting yang dapat berlangsung cukup lama tetapi jarang terjadi perdarahan yang banyak, sering menjadi penyebab Universitas Sumatera Utara bertambahnya Berat Badan. Bisa menyebabkan terjadinya sakit kepala, nyeri pada payudara, timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual. Hartanto,2007. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

B. Rumusan masalah