Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

(1)

SUNTIK DEPO PROVERA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MANDALA MEDAN

TAHUN 2014

Oleh :

NINING SURYANI 135102110

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN ALAT KONTRASEPSI

SUNTIK DEPO PROVERA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK

Nining Suryani

Latar Belakang : Alat kontrasespsi sejak pelita III dampak demografis dari program kb memperhatikan target penurunan tingkat kelahiran kasar, yaitu dengan menetapkan target penurunan 50 % dari 44 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1971 menjadi 22 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1990. Sedangkan pada pelita V program KB nasional mencanangkan gerakan KB nasional, yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi IUD dan suntik depo povera di wilayah kerja Puskesmas Mandala Medan Tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komperatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling jumlah sampel 30 responden. Penelitian ini menggunakan uji t-test independent.

Hasil : Dari 15 ibu yang menggunakan IUD mayoritas siklus mentruasi 28-35 hari 7 orang (46,7%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 6 orang (40%). Sedangkan 15 ibu menggunakan suntik depo provera siklus menstruasi 28-35 dan > 35 hari yaitu 7 masing-masing 6 orang (40%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 10 orang (66,7%), diperoleh nilai P Value 0,003 maka di tarik kesimpulan ada perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan lama menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Disarankankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan pengetahuan dan konseling tentang perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.


(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014”.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kita dapat merasakan pendidikan seperti saat ini.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah pada Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi mau susunan bahasanya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Selanjutnya dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis juga mendapat bayak dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Sarma N Lumbanraja SPOG (K) selaku penguj I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

3. Ibu Hj. Juliani, SST. Mars selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Ibu Farida Linda Siregar, S.kep, Ns, M.kep selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan arahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep,Ns,M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(6)

6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.yang telah mendidik, membekali peneliti dangan ilmu pengetahuan selama dalam masa pendidikan.

7. Sembah sujud penulis ucapkan kepada Ayahanda Darmansyah Tanjung, serta Ibunda Rosminar yang tersayang dan tercinta, yang telah memberi kasih sayang dan do’a yang tiada henti-hentinya serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dukungan dan semanga sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah.

8. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman-teman yang tidak bisa ditulis satu per satu yang selama ini selalu bersama dalam menuntut ilmi dan berduka cita dalam hal apapun, juga motivasi dan dorongan yang tiada henti.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan katya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 3 juli 2014

Penulis,

Nining Suryani 135102110


(7)

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL...iii

DAFTAR SKEMA... vi

DAFTAR LAMPIRAN... v

Bab I. Pendahuluan………... 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Perumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian……….... 5

1 Bagi Praktek Kebidanan... 5

2 Bagi Pendidikan Kebidanan... 5

3 Bagi Penelitian Kebidanan... 5

Bab II. Tinjauan Pustaka………... 6

A.Siklus Menstruasi ... 6

1.Definisi... 7

B. Konsep AKDR ... 8

1. Definisi... 8

2. Cara kerja AKDR... 8

3. Indikasi Pemakaian AKDR ... 9

4. Kontraindikasi AKDR... 9

5. Jenis-Jenis AKDR... 9

6. Efektifitas AKDR... 9

7. Efek Samping AKDR... 10

8. Keuntungan AKDR... 11

9. Kerugian AKDR... 12

C. Konsep SUNTIK DEPO PROVERA... 12

1. Defenisi... 13

2. Jenis-Jenis SUNTIK Depo Provera... 13

3. Keuntungan SUNTIK Depo Provera...14

4. Kerugian SUNTIK Depo Propera... 14


(8)

Bab III. Kerangka Penelitian... 16

1. Kerangka Konseptual... 16

2. Defenisi Operasional... 17

Bab .IV Metodologi Penelitian…………... 18

1. Desain Penelitian………... 18

2. Populasi dan Sampel………... 18

2.1 Populasi... 18

2.2 Sampel... 18

3. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 18

4. Pertimbangan Etik………... 19

5. Instrumen Penelitian………... 19

6. Uji Validitas dan Reabilitas………... 19

7. Prosedur Pengumpulan Data…...………... 19

8. Analisa Data... 20

Bab V Hasil dan Pembahasan... 21

1. Hasil penelitian... 22

2. Pembahasan... 27

Bab VI Kesimpulan dan Saran... 24

1. Kesimpulan... 29

2. Saran...30

Daftar Pustaka...27


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Definisi Operasional... 18

Table 2 : Distribusi frekuensi karateristik responden data demografi IUD dan suntik

depo provera...22

Tabel 3 : Distribusi frekuensi berdasarkan siklus menstruasi ibu yang menggunakan

KB IUD dan suntik depo provera...23

Tabel 4 : Distribusi frekuensi berdasarkan pola menstruasi ibu yang menggunakan


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema : Kerangka Konsep Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu Yang Menggunakan KB IUD dan Suntik Depo Provera di Wilayah Kerja Mandala Medan 2014……….17


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed Consent

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar pernyataan Uji Validitas

Lampiran 5 : Lembar Uji Validitas

Lampiran 6 : Panduan Konsultasi KTI

Lampiran 7 : Master Tabel

Lampiran 8 : Surat Izin Pengambilan Data Awal Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 9 : Surat Balasan Izin Penelitian


(12)

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN ALAT KONTRASEPSI

SUNTIK DEPO PROVERA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEDAN

TAHUN 2014

ABSTRAK

Nining Suryani

Latar Belakang : Alat kontrasespsi sejak pelita III dampak demografis dari program kb memperhatikan target penurunan tingkat kelahiran kasar, yaitu dengan menetapkan target penurunan 50 % dari 44 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1971 menjadi 22 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1990. Sedangkan pada pelita V program KB nasional mencanangkan gerakan KB nasional, yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi IUD dan suntik depo povera di wilayah kerja Puskesmas Mandala Medan Tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komperatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling jumlah sampel 30 responden. Penelitian ini menggunakan uji t-test independent.

Hasil : Dari 15 ibu yang menggunakan IUD mayoritas siklus mentruasi 28-35 hari 7 orang (46,7%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 6 orang (40%). Sedangkan 15 ibu menggunakan suntik depo provera siklus menstruasi 28-35 dan > 35 hari yaitu 7 masing-masing 6 orang (40%), lama haid 3-7 hari 11 orang (73,3%), jumlah haid 3 kali ganti duk 10 orang (66,7%), diperoleh nilai P Value 0,003 maka di tarik kesimpulan ada perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan lama menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Disarankankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan pengetahuan dan konseling tentang perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Kata kunci : pola menstruasi, IUD, suntik depo provera


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia

dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan

bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga

berencana yang merupan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga

berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan

hasil pembangunan tidak akan berarti (Manuaba, 2010).

Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu keluarga berencana mandiri artinya

masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui kb lingkaran biru dan kb

lingkaran emas dan mengarahkan pada pelayanan metode konrasepsi efektif (MKE)

yang meliputi AKDR, suntikan KB, susuk KB, dan kontap (Manuaba, 2010).

Menurut WHO (World Health Organisation) expert commite, (1970) Keluarga berencana

adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang

tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang yang sangat diinginkan, mengatur

interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan

umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).

Program KB di indonesia mengalami perkembangan pesat, ditinjau dari sudut,

tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasioanal, dan dampaknya

terhadap pencegahan kelahiran. Pada tahun 50-an dan 60-an tujuan KB ialah

menjarangkan kehamilan dan pasangan mandul mendapatkan anak, masalah

kependudukan tidak disinggung. Jumlah anak yang dianggap ideal disinggung oleh

LKBN melalui logo kb yaitu 4 anak; 2 wanita dan 2 laki-laki. Didalam program


(14)

dengan program kesehatan. Target demografis cukup sederhan yaitu mencakup jumlah

jumlah aseptor 3 juta dalam 5 tahun. Dengan asumsi 600-700 ribu kelahiran dapat

dicegah, khususnya didaerah yang padat penduduk yaitu pulau jawa dan bali.

Keberhasilan program KB pada pelita I mendorong pemerintah untuk meluaskan

program ke 10 propinsi dipualau jawa, untuk itu, pada pelita II sasaran dicanangkan

menjangkau luar pulau jawa dan bali I. Pada pelita III program diperluas keseluruh

indonesia, kelompok propinsi terakhir disebut jawa bali II (Suratun, 2008).

Sejak pelita III dampak demografis dari program kb memperhatikan target

penurunan tingkat kelahiran kasar, yaitu dengan menetapkan target penurunan 50 %

dari 44 ibu yang memakai alat kontrasepsi pada tahun 1971 menjadi 22 ibu yang

memakai alat kontrasepsi pada tahun 1990. Sedangkan pada pelita V program KB

nasional mencanangkan gerakan KB nasional, yaitu gerakan masyarakat yang men

ghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam

melembagakan dan membudayakan NKKBS (Suratun, 2008).

Gerakan KB nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran

serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Keberhasilan

ini mutlak harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut

belum merata, sementara ini saat kegiatan berencana masih kurangnya dalam

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Bila dilihat dari cara

pemakain alat kontarsepsi dapat dikatakan bahwa: IUD 4,32%, MOW 1,12 %, MOP

0,20 %. KONDOM 13,75 %. IMPLANT 10,54 %,SUNTIK 43,35 %, dan PIL 26,76 5

% (BKKBN, 2010).

Pada semester 1 tahun 2011, jumlah peserta KB baru dengan menggunakan

alat kontradepsi IUD yang berhasil dirangkul badan kependudukan keluarga

berencana nasional (BKKBN) Provinsi sumatera utara mencapai 189.488 peserta atau


(15)

50,88 % dari target kotrak kinerja propinsi (KKP) yang ditetapkan 372.401 peserta,

MOW 13.495 peserta (57%) dari target 23.674 reserta, IMPLANT 4594 peserta

(53,25 %) dari target 124.377 peserta, PIL 67.118 peserta (5,6 %) dari target 120.600

peserta dan pencapaian terendah adalah peserta kb baru pada alat kontrasepsi kondom

sebesar 20.266 (33,78 %) dari target 60000 peserta (BKKBN 2011).

Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan, pemerintah telah melaksanakan

kebijakan program KB nasioanal yang didasarkan pada UU No. 10 tahun 1992 tentang

perkembangan keluarga sejahtera (BKKBN, 2007).

Alat kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat yang terbuat dari

bahan yang aman (plasik yang kadang dilihat oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam

rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan

alat kontrasepsi jangka panjang (10 tahun) dan memiliki efektifitas tinggi untuk

menjarangkan kelahiran anak.

Alat kontrasepsi dalam rahim bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna,

sehingga masih terdapat efek samping setelah pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim

jenis Cut-380A yaitu perdarahan menstruasi lebih banyak dan lebih lama. Lebih dari

10 % pemakainaan alat kontrasepsi dalam rahim melaporkan gangguan menstruasi.

Hal ini berkaitan dengan masuknya organisme yang terinfeksi ke dalam rongga rahim

selama pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim terutama tehnik pemasangan tidak

sesuai prosuder aseptik benar (Glasier, 2005).

Sama hal nya dengan alat kontrasepsi IUD, KB suntik juga mempunyai efek

samping yaitu gangguan haid yang paling sering terjadi dan paling mengganggu

aseptor KB tersebut. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian.

Perdarahan inter/menstrual dan perdarahan bercak akan berkurang dengan jalanya


(16)

Menurut penelitian cakupan dan pencapaian program KB di wilayah kerja

mandala medan tahun 2013 alat kontrasepsi IUD sebanyak 8 orang dan alat

kontrasepsi suntik depo provera sebanyak 70 orang.

Alat kontrasepsi IUD dan suntik mempunyai permasalahan atau efek samping,

efek samping yang paling utama adalah gangguan pola haidnya. Terdapat ibu-ibu

pengguna alat kontarsepsi IUD dan suntik yang mengalami beberapa permasalahan,

yaitu perubahan pada pola haidnya, lama haid menjadi panjang, jumlah haid menjadi

lebih banyak dan datangnya haid (SIKLUS) menjadi lebih pendek. Terdapat 12 ibu

pengguna IUD yang mengeluh jumlah haidnya yang dikeluarkan saat menstruasi

menjadi lebih banyak dan 8 orang ibu pengguna alat kontarsepsi suntik yang

mempunyai siklus menstruasi pendek. Karena itu penulis tertarik mengambil

penelitian ini (Jurnal Baurlina Ritonga, 2008).

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat

permasalahan tentang bagaimana Perbedaan pola Menstruasi Ibu yang menggunakan

alat kontrasepsi IUD dengan suntik depo provera.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengatahui perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi

IUD dengan suntik depo provera.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui siklus menstruasi Ibu yang menggunakan KB IUD.


(17)

2. Untuk mengetahui pola menstruasi ibu yang menggunakan KB suntik depo

provera.

3. Untuk mengetahui perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan Alat

kontrasepsi IUD dengan suntik depo provera.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidikan kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar untuk

penelitian selanjutnya mengenai perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan KB

IUB dan suntik devo provera.

2. Bagi praktek kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk bidan dalam

memberikan konseling terutama pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan

suntik depo provera.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi dan data

dasar untuk penelitian selanjutnya tentang pola menstruasi pada aseptor KB IUD


(18)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Siklus menstruasi

Haid yaitu keluarnya dari kemaluan perempuan setiap bulan akibat

gugurnya dinding rahim karena sel telur tidak dibuahi. Sebenarnay proses yang

terjadi adalah luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung

pembuluh darah bersama dengan sel telur tidak dibuahi. Darah yang keluar dari

rahim perempuan yang sehat, bukan akibat melahirkan atau perdarahan (Bkkbn

2008)

Dalam hidup seorang wanita akan mengalami menstruasi dimana pada saat

itu tidak kurang dari 400 kali akan mengalami pengelupasan dan regenerasi pada

endometrium. Darah yang keluar lewat menstruasi seluruhnya kurang dari 3x

jumlah total besi yang ada pada orang dewasa (Fitramaya, 2009).

1. Fase proliferasi

Pada proliferasi hormonestrogen sangat berpengaruh terhadap

perubahan endometrium. Dibawah pengaruh hormon estrogen (terutama

estradiol 17 beta),endometrium akan mengalami proliferasi (epitel

mengalami regenerasi, kelenjar memanjang dari jaringan ikat bertambah

padat). Disamping itu estrogen berfungsi menambah afinitas reseptor

estrogen dan sekaligus mempersiapkan reseptor progesteron. Pada masa ini

endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar

tumbuhnya lebuh cepat dari jaringan lain hingga berkelok. Fase ini

berlangsung kira-kira dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari hari pertama

haid.


(19)

2. Fase sekresi

Fase ini hormon yang berpengaruh adalah hormon progesteron.

Dibawah pengaruh progesteron maka menyebabkan keadaan endometrium

tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku,

membesar, melebar, berkelok-kelok dan banyak mengeluarkan getah.Pada

endometrium sudah dapat dibedakan antar lapisan atas yang padat atau statum

cpmactum, lapisan mampung atau stratum spongoisum yang banyak

lubang-lubangnyadan terdapat kelenjar-kelejar, dan lapisan yang bawah yang disebut

stratum basale.

Fase sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-28. Bila

tidak terjadi kehamilan maka endometrium akan mengalami deskuamasi dan

dilepaskan dengan perdarahan.

3. Fase premenstruasi (fase iskemia)

Ini terjadi bila telur tidak dibuahi. Fase ini berlangsung kurang lebih

2-3 hari sebelum menstruasi. Gambaran yang terjadi pada fase ini adalah

korpus leteum berdegenerasi, ini menjadikan produksi estrogen dan

progesteron menurun dan pengkerutan lapisan fungsional endomentrium

akibat perubahan-perubahan pada vaskular.

Vasokontriksi arteria spiralis ( coiled artery) terjadi 4-24 jam

sebslum menstruasi, dangan akibat bagian luar/atas endometrium mengalami

antropi dan mengerut. Setelah beberapa waktu arteri yang mengkerut ini

mengalami dilatasi sehingga bagian-bagian yang nekrosis terlepas berupa

darah menstrruasi. Sebelum menstruasi berhenti, FSH memacu kembali


(20)

satu siklus ovarium dan endometrium yang baru. Bila kehamilan tak terjadi

proses ini berlangsung terus sampai seorang wania berumur 45-50 tahun.

4. Fase menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal

dari endometrium yang mekrotik. Menstruasi terjadi sekitar 14 hari sesudah

ovulasi pada siklus 28 hari. Hari pertama silus menstruasi ditetapkan sebagai

hari pertama siklus endomentrium. Darah menstruasi sebagian besar berasal

dari darah arterial meskipun dapat juga berasal dari darah venosa. Pada

permulaan akan terjadi robekan-robekan pada arteri spiral sehingga terjadi

hematoma.

Lama rata-rata menstruasi adalah lima hari (dengan rentang tiga

sampai enam hari) dan jumlah darah rata-rata yang hilang ialah 50 ml

(rentang 20-80 ml) namun hal ini sangat bervariasi. Pada sekitar 50 wanita,

darah menstruasi tidak membeku. Darah mentruasi membeku didalam uterus,

tetapi bekuan biasanya mencair sebelum keluar dari uterus. Selain darah rabas

uterus mengandung lendir dan sel epitel (Fitramaya, 2009)

B. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)/IUD 1. Pengertian AKDR

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang

bentuknya bermacam-macam, terdiri dari, plastik, (polyethyline). Ada yang

tembaga (Cu), ada pula yang tidak , adapula yang dilihat lembaga bercampur

perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesteron

(Suratun, 2008).

2. Cara kerja AKDR/IUD


(21)

a. Meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista

sampai ke rahim, endometrium belum siap untuk menrima nidasi hasil

konsepsi.

b. Menghambat kemampuan spermatozoa untuk masuk ke dalam saluran

tuba.

c. Mempengaruhi fertilisasi (kesuburan) sebelum ovum mencapai kavum

uteri.

d. Efektifitas tinggi secara ilmiah 98,5 %-99,9% efektivitas pemakaian

98%-99,9%.

3. Indikasi Pemakaian AKDR/IUD

Merupakan cara kerja KB efektif terpilih yang sangat di prioritaskan

pemakainannya pada ibu daslam fase menjarangkan kehamilan dan mengakhiri

kesuburan serta menunda kehamilan, dengan jenis AKDR mini Suratun, 2008).

4. Kotraindikasi AKDR/IUD

a. Kehamilan, Gangguan perdarahan pada alt kelamin yang tidak diketahui

sebabnya, Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin, Tumor jinak rahim

dan kelainan bawaan rahim.

5. Jenis-jenis AKDR/IUD

a. Lippes loop sebagai generasi pertama dipakai selama diinginkan, kecuali

bila ada keluhan.

b. Cu T 200 B, Cu, 7, ML Cu 250 sebagai generasi kedua dipakai selama 3-4

tahun.

c. IUD Generasi ketiga; Cu T 380 A, ML Cu 380 selama 10 tahun.


(22)

a. AKDR post-plasenta telah dibuktikan tidak menambah resiko infeksi,

perforasi dan perdarahan.

b. Diakui bahwa mengenal ekspulsi lebih tinggi (6-10%) dan ini harus

disadari oleh pasien bila mau akan dapat dipasang lagi.

c. Kemampuan penolong meletakkan difundus amat memperkecil resiko

ekspulsi. Oleh karena itu diperlukan pelatihan.

d. Kontraindikasi pemasangan post-plasenta ialah: ketuban pecah lama,

infeksi intrapartum perdarahan post partum.

7. Efek Samping AKDR/IUD

a. keluar bercak-bercak darah setelah 1-2 hari pemasangan

b. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak serta nyeri

c. komplikasi

d. merasakan sakit/kejang setelah 3-5 hari pemakain dan pemasangan (Bkkbn

2007).

8. Keuntungan AKDR

1. Sebagai kontasepsi, efektifitasnya tinggi. Sangat efektif – 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam

125-170).

2. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

3. metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cut-308 dan tidak perlu

diganti).

4. sangat efektif karena tidak perlu diingat-ingat.

5. tidak mempengaruhi hubunagn seksual.

6. meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hanil.

7. tidak ada efek samping hormonal denagn Cu AKDR (Cut-308).


(23)

8. tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9. dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak

terjadi infeksi).

10. dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir).

11. tidak ada interaksi dengan obat-obatan.

12. membantu mencegah kehamilan ektopik.

9. Kerugian AKDR

a. Efek samping yang lain terjadi:

1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan).

2. haid lebih lama dan banyak.

3. perdarahan (spotting)antarmenstruasi.

4. saat haid lebih sakit.

b. komplikasi lainnya

1. merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

2. perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan

penyebab anemia.

3. perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

4. tidak mencegah IMS termaksud HIV/AIDS.

5. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang

sering berganti pasangan.

6. penyakit radang panggul terjadi, sesudah perempuan IMS memakai AKDR.

PRP dapat memicu infertilitas.


(24)

Penggunaan alat kontrasepsi suntik, seperti depo provera, merupakan suatu

tindakan invasif. Karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan

hati-hati dengan tehnik asepyik untuk mencegah infeksi. Kekhawatiran lainnya

adalah meningkatnya masalah pnyebaran virus hepatitis B, hepatitis C, dan AIDS

kepada klien, provider dan petugas klinik, khusunya petugas kebersihan dan rumah

tangga. Untuk mengurangi resiko tersebut, sedapat-dapatnya gunakan garum dan

alat suntik sekali pakai (disposible) atau alat suntik jenis baru yaitu “autosible syringe”. Bila menggunakan menggunakan jarum dan alat suntik pakai ulang (reusable) setelah digunakan , dekontaminasi segera dengan direndam dalam larutan 0,5 % atau disinfektan lain yang tersedia didaerah setempat (Sarwono,

2006).

1. Jenis-Jenis KB Suntikan Depo provera

Di inidonesia tersedia dua jenis sediaan kontrasepsi suntikan yang mengandung

progesteron, yaitu :

a. Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), yang diberikan 3 bulan dengan

cara disuntik intramuskular (IM).

b. Depo nerotisteron enantat (Depo noristerat/NET EN), yang diberikan setiap

2 bulan dengan cara intramuskular(IM) (Hartanto, 2004).

2. Keuntungan KB suntikan Depo provera c. Pemberiannya sederhana setiap 8-12 minggu

d. Tingkat efektifitasnya tinggi.

e. Hubungan seks dengan suntikan kb bebas.

f. Dapat diberikan pascapersalinan, pasca-keguguran atau pascamenstruasi.

g. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.


(25)

h. Suntikan KB DEPO PROVERA setiap 3 bulan dan peserta kb akan

mendapatkan menstruasi.

3. Kerugian KB suntikan Depo provera a. Perdarahan tidak menentu

b. Terjadi amenoera (tidak datang bulan) berkepanjangan

c. Masih terjadi kemungkinan hamil.

d. Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB menghentikan

KB suntikan.

4. Efek Samping

a. Gangguan Menstruasi

Merupakan keadaan ketika menstruasi berhenti pada masa

menstruasi teratur. Dimungkinkan karena fungsi indung telur, hormon tidak

normal, masalah tekanan jiwa dan emosi (Hartanto 2004).

b. Peningkatan Berat badan

Efek samping utama yang lain lagi beberapa wanita adalah kenaikan

berat badan. Bukti yang menunjukkan kenaikan berat badan selama

penggunaan DMPA masih dalam perdebatan. Peningkatan berat badan dan

mendapat konseling tentang penatalaksanakan berat badan yang sesuai

dengan gaya hidup sehat.

c. Efek lainnya.

Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan

pada vagina, sakit kepala, penurunan libido, gangguan emosi/perubahan


(26)

14

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.

Kerangka konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini memaparkan perbedaan siklus menstruasi

ibu yang menggunakan KB IUD dengan suntik depo provera. Kerangka Konseptual dapat

di gambarkan sebagai berikut :

Independent Dependent

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Ibu yang

menggunakan IUD dan suntik depo provera

Ibu yang menggunakan suntik

depo provera

Pola Menstruasi


(27)

B. Defenisi Operasional

No. Varibel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur

Hasil ukur Skala ukur 1 Siklus

menstruasi ibu yang menggunak an alat kontrasepsi

Siklus bulanan pada wanita, yang dimulai dari akhir menstruasi sebelumnya sampai akhir menstruasi berikutnya pada ibu yang menggunakan KB

Kuesioner Dengan menghitun g jawaban responden pada kuesioner

a. < 28 hari b. 28 – 35

hari c. Lebih

dari > 35 hari

Ordinal

2 Lamanya haid ibu yang menggunak an alat kotrasespsi

Waktu dimana seorang wanita mendapatkan haid.

Kuesioner Dengan menghitun g jawaban responden pada kuesioner

a. < 28 hari b. 28-35

hari c. Lebih

dari > 35 hari

Ordinal

3 Jumlah haid ibu yang menggunak an alat kontrasepsi Banyaknya jumlah perdarahan seorang wanita yang dilihat seberapa sering wanita mangganti pembalut.

Kuesioner Dengan menghitun g jawaban responden pada kuesioner

a. 1 kali ganti pembalut b. b. 2 kali

ganti pembalut c. c. 3 kali ganti

pembalut

Ordinal


(28)

16 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif komparatif yang mencoba mengali

bagaimana perbedaan siklus menstruasi ibu yang menggunakan siklus menstruasi

kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Jenis penelitian ini merupakan cross

sectional ialah merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau

pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) (Hidayat, 2011).

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menggunakan KB

IUD dan suntik depo provera sebanyak 51 orang di wilayah kerja puskesmas

mandala medan.

2. Sampel

Seluruh ibu yang menggunakan alat kontrasepsi ibu yang menggunakan

IUD dan depo provera di wilayah kerja puskesmas mandala medan 2014. Dalam

penelitian ini sampel di ambil dengan menggunakan metode Accidental Sampling

yaitu sampel yang di ambil berdasarkan responden yang kebetulan ada pada saat

penelitian dilakukan diwilayah kerja puskesmas mandala medan yaitu sebanyak 30

orang.

n= �

�+� � 2


(29)

Keterangan. n= Besar sampel

N= Besar populasi

d= Standart deviasi (0,05)

jadi sampel yang diteliti adalah

n= 5

+5 , 52

n= 5

+5 , 52

n= 5

,

n= 45,5

jadi jumlah sampel 30 responden 15 ibu yang menggunakan IUD dan 15 ibu

yang menggunakan suntik depo provera, dikarenakan keterbatasan

responden, keterbatasan waktu dan ada responden yang menolak menjadi

sampel dalam penelitian.

C. Tempat penelitan

Tempat penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas mandala medan, alasan

peneliti mengambil lokasi ini adalah banyaknya ibu yang memakai alat kontrasepsi

IUD dan suntik depo provera kurang mengetahui adanya perbedaan pola mentruasi

terdapat di siklus mentruasi. Belum dilakukan peneliti sebelumnya dan ini

merupakan daerah yang mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam


(30)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari sidang proposal sampai sidang hasil.

E. Etika Penelitian

Penelitian menyerahkan lembar persetujuan peneliti kepada responden, agar

responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia di teliti maka

terlebih dahulu maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak

untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak nya. Untuk

menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti tidak akan mencantumkan nama responden

pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang di isi oleh responden. Lembar tersebut

hanya diberi nomer kode tertentu. Kerahasian yang di berikan oleh responden di jamin oleh

peneliti (Nursalam, 2010).

F. Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggukan angket atau

kuesioner. Dimana pada bagian awal instrumen berisi data demografi responden yang

berisi umur, pendidikan dan lama penggunaan kontrasespsi.

Sedangkan kuesioner tentang siklus menstruasi ibu yang menggunakan

kontrasespsi IUD dan kontrasepsi suntik depo provera.

Pengumpulan data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara

pengisian kuesioner dalam bentuk memilih jawaban yang benar.

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas adalah kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa

yang harus di ukur. Dalam menguji validitas instrumen, maka dilakukan secara content

validity indeks. Uji validitas yang dilakukan adalah isi (content validity) dimana substansi


(31)

pengukuran itu benar-benar mewakili konsep yang sudah dirumuskan dalan definisi

operasional, yang didasarkan pada landasan teori dan pendapat para ahli. Nilai diperoleh

dari hasil perhitungan junlah skor total dibagi jumlah seluruh item pertanyaan/pernyataan.

Uji reabilitas dilakukan dengan alpha cronbach. Test reabilitas menggunakan

analisis item, yaitu masing-masing skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan

ketentuan aabila koefisien alpha mendekati angka dinyatakan reliable. Instrumen di ujikan

pada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti,

kemudian jawaban respondenakan diolah dengan menggunakan bantuan program

komputerisasi untuk mencari nilaii koefisien reabilitas alpha cronbach.uji realibilitas akan

dilakukan peneliti pada saat sebelum dilakukannya penelitian. Dengan ketentuan apabila r

hitung > r tabel (p) > 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel

(p) < 0.6 maka instrumen dinyatakan tidak realibel (machfoed, 2009).

H. Prosuder Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner yang terdiri dari 3 bagian, 1 data demografi yaitu umur, pendidikan 2. Variabel

yang diteliti dengan menggunakan kuesioner siklus menstruasi ibu yang menggunakan KB

IUD 3. Variabel yang diteliti dengan menggunakan kuesioner siklus mentruasi ibu yang

menggunakan KB suntik depo provera. Setelah mendapatkan persetujuan peneliti

melaksanakan pengumpulan data di wilayah kerja puskesmas mandala medan, dimana

dengan responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan

kepada responden dan menjelaskan tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan

responden. Setelah responden bersedia, maka responden di persilahkan untuk menjawab

pertanyaan pada kuisioner.

I. Rencana Analisis Data a. Analisis univariat


(32)

Yaitu untuk melihat permasalahan pada variabel yang diamati dengan cara

menentukan proporsi variabel.

b. Analisis bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji perbedaan pola menstruasi ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera. Dalam menganalisis data

secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan statistik uji T independen Yaitu Uji Beda

2 mean independen untuk melihat perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi IUD dan suntik depo provera. Taraf signifikan yang digunakan yaitu (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika nilai (p) < (α = 0,05) maka H0 ditolak atau ada perbedaan yang signifikan antara pola menstruasi ibu yang menggunakan IUD

dan suntik depo provera.


(33)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan dan penelitian Perbedaan Pola

menstruasi ibu yang menggunakan alat kontarsepsi IUD dan Suntik depo provera di

Wilayah kerja puskesmas mandala medan tahun 2014. Analisis univariat digunakan

mendeskripsikan karateristik responden, pola menstruasi pada ibu yang

menggunakan KB IUD dan pada ibu yang menggunakan KB Suntik Depo Provera.

Untuk mengetahui perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat

kontrasespi IUD dan suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas mandala

medan tahun 2014 menggunakan kuesioner yang berisikan 5 pertanyaan. Berikut

ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yakni karateristik responden,

pola menstruasi, siklus menstruasi, lama mentruasi, dan jumlah menstruasi

responden yang menggunakan alat kontrasepi IUD dan Suntik Depo provera di

Wilayah kerja puskesmas mandala medan tahun 2014.

5.1 Karateristik data demografi ibu di wilayah kerja puskesmas mandala medan tahun 2014

Tabel 5.1

Distribusi Responden Karateristik Data Demografi Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan

Variabel Ibu yang menggunakan IUD Ibu yang menggunakan suntik Depo Provera

f % f %

Umur 20-25 Tahun 26-30 Tahun 30-35 Tahun <35 Tahun - 6 6 3 - 40% 40% 20% 10 5 - - 66,7 % 33,3 % - -


(34)

Pendidikan SD SMP SMA 2 6 7 13,3% 40% 46,7% 1 7 7 6,6 46,7 46,7

Berdasarkan karateristik distribusi responden dalam penelitian ini yakni 15 orang

ibu yang menggunakan IUD mayoritas ibu yang menggunakan IUD berumur 26-30 tahun

dan 31-35 tahun yaitu masing-masing sebanyak 6 orang (40%), berdasarkan pendidikan

ibu yang menggunakan IUD mayoritas SMA yaitu sebanyak 7 orang (46,7%), sedangkan

15 orang ibu yang menggunakan Suntik depo provera mayoritas berumur 20-25 tahun yaitu

sebanyak 10 orang (66,7%), dan berdasarkan pendidikan ibu yang menggunakan Suntik

depo provera mayoritas SMP dan SMA masing-masing sebanyak 7 orang (46,7%).

5.2 Karateristik berdasarkan pola menstruasi ibu di wilayah kerja puskesmas mandala medan tahun 2014

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pola menstruasi wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan

Variabel

Ibu yang menggunakan IUD Ibu yang mengguanakan suntik depo provera

F % f %

Siklus haid < 28 hari 28-35 hari >35 hari 2 7 6 13,3% 46,7% 40% 3 6 6 20% 40% 40% Lama haid < 3 hari 3-7 hari >7 hari

Jumlah haid 1 kali ganti duk

2 kali ganti duk

3 kali ganti duk 3 11 1 5 4 6 20% 73,3% 6,7% 33,3% 26,7% 40% - 11 4 2 3 10 - 73,3% 26,7% 13,3% 20% 66,7%


(35)

Berdasarkan pola menstruasi responden yang dilibatkan dalam penelitian ini yakni

15 orang ibu yang menggunakan IUD, pola menstruasi responden mencakup siklus haid,

lama haid dan jumlah haid, berdasarkan pola menstruasi siklus haid ibu yang

menggunakan IUD mayoritas 28-35 hari yaitu 7 orang (46,7%), lama haid responden

mayoritas 3-7 hari sebanyak 11 orang (73,3%), dan jumlah haid responden mayoritas 3 kali

ganti duk sebanyak 6 orang (40%). Sedangkan 15 orang ibu yang menggunakan Suntik

depo provera mayoritas siklus haid selama 28-35 hari dan > 35 hari yaitu masing-masing

sebanyak 6 orang (40%), lama haid responden mayoritas 3-7 hari yaitu sebanyak 11 orang

(73,3%), dan jumlah haid mayoritas 3 kali ganti duk 10 orang (66,7%).

5.3 Perbedaan pola mestruasi berdasarkan siklus mentruasi ibu yang menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera kontrasepsi IUD dan suntik depo provera

Tabel 5.3

Distribusi rata-rata perbedaan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera dengan pola menstruasi berdasarkan siklus menstruasi.

Variabel Mean SD SE P Value N

Kontasepsi IUD

Suntik depo provera

2,27 2,20 0,704 0,775 0,182 0,200

0,807 15

15

Distribusi rata-rata siklus haid dengan kontrasepsi IUD adalah 2,27 dengan standar

deviasi 0,704. Sedangkan rata-rata siklus haid dengan kontrasepsi suntik depo provera

adalah 2,20 dengan standar deviasi 0,775. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,807 berarti

tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontrasepsi IUD dan suntik depo provera


(36)

5.4 Perbedaan pola mentruasi berdasarkan lama hiad ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Tabel 5.4

Distribusi rata-rata perbedaan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera dengan pola menstruasi berdasarkan lama haid.

Variabel Mean SD SE P Value N

Kontasepsi IUD

Suntik depo provera

1,87 2,27 0,516 0,458 0,133 0,118

0,033 15

15

Distribusi rata-rata lama haid dengan kontrasepsi IUD adalah 1,87 dengan standar

deviasi 0,704. Sedangkan rata-rata siklus haid dengan kontrasepsi suntik depo provera

adalah 2,27 dengan standar deviasi 0,458. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,033 berarti

ada perbedaan yang signifikan antara kontrasepsi IUD dan suntik depo provera terhadap

lama haid.

5.5 Perbedaan pola menstruasi berdasarkan jumlah haid ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera

Tabel 5.5

Distribusi rata-rata perbedaan kontrasepsi IUD dan suntik depo provera dengan pola menstruasi berdasarkan jumlah haid.

Variabel Mean SD SE P Value N

Kontasepsi IUD

Suntik depo provera

1,13 2,53 0,915 0,743 0,236 0,192

0,200 15

15


(37)

Distribusi rata-rata lama haid dengan kontrasepsi IUD adalah 1,33 dengan standar

deviasi 0,915 sedangkan rata-rata siklus haid dengan kontrasepsi suntik depo provera

adalah 2,53 dengan standar deviasi 0,743. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,200 berarti

tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontrasepsi IUD dan suntik depo provera

terhadap jumlah haid.

B. Pembahasan

Berikut ini dilakukan pembahasan karateristik berdasarkan umur dan

pendidikan dan berdasarkan pola mentruasi ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

Berdasarkan tabel 5.1 dilihat dari karateristik distribusi responden

dalam penelitian ini yakni 15 orang ibu yang menggunakan IUD

mayoritas ibu yang menggunakan IUD berumur 26-30 tahun dan 31-35

tahun yaitu masing-masing sebanyak 6 orang (40%), berdasarkan

pendidikan ibu yang menggunakan IUD mayoritas SMA yaitu sebanyak

7 orang (46,7%), sedangkan 15 orang ibu yang menggunakan Suntik

depo provera mayoritas berumur 20-25 tahun yaitu sebanyak 10 orang

(66,7%), dan berdasarkan pendidikan ibu yang menggunakan Suntik

depo provera mayoritas SMP dan SMA masing-masing sebanyak 7

orang (46,7%).

Berdasarkan tabel 5.2 mayoritas ibu yang memakai IUD siklus

menstruasi 28-35 hari 7 responden, sementara mayoritas ibu yang

memakai Depo Provera siklus menstruasi 28-35 hari sebanyak 6

responden. lama menstruasi mayoritas dari ibu yang memakai KB IUD


(38)

Provera 3-7 hari 11 responden. dari 15 ibu yang memakai KB Suntik

Depo provera terdapat 10 responden 3 kali ganti duk sementara 15 ibu

yang memakai KB IUD terdapat 7 responden 3 kali ganti duk .

pola mentruasi dari hasil uji statistik t-independent diperolah

kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan pola menstruasi berdasarkan

siklus menstruasi ibu yang menggunakan IUD dan suntik depo provera,

dari hasil statistik ada perbedaan lama haid ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dan suntik depo provera sedangkan dari hasil statistik

tidak ada perbedaan jumlah haid ibu yang menggunakan alat kontrasepsi

IUD dan suntik depo provera.

Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memakai KB IUD siklus

mentruasinya lebih teratur dari pada ibu yang memakai KB Suntik Depo

Provera hal ini sesuai dengan teori suratun (2008), bahwa IUD tidak ada

efek samping hormonal sehingga siklus mentruasinya akan teratur dan

hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian soerdirman (2 juli 2009).

Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memakai KB IUD dan

suntik depo provera siklus mentruasi ada perbedaan berdasarkan lama

haid sejalan dengan penelitian fauziah (3 maret 2012).

Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memakai KB Depo Provera

jumlah mentruasinya lebih banyak dilihat dari seringnya ibu mengganti

duk (3 x ganti duk) dibandingkan ibu yang memakai KB IUD hal ini

sesuai hasil peneltian diah (27 mei 2012).


(39)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dari 15 ibu yang memakai IUD siklus menstruasi 28-35 hari 7 responden,

sementara 15 ibu yang memakai Depo Provera siklus menstruasi 28-35 hari

sebanyak 6 responden, dan setelah dilakukan uji statistik t-independent tidak

adanya perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan

suntik depo provera berdasarkan siklus menstruasi.

2. Lama menstruasi dari 15 ibu yang memakai KB IUD 11 responden, sebanding

dengan 15 responden ibu yang memakai Suntik Depo Provera 3 -7 hari 11

responden, dan setelah dilakukan uji statistik t-independent adanya terdapat

perbedaan pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik

depo provera berdasarkan lama haid.

3. Dari 15 ibu yang memakai KB Suntik Depo provera terdapat 10 responden 3 kali

ganti duk sementara 15 ibu yang memakai KB IUD terdapat 7 responden 3 kali

ganti duk, dan setelah dilakukan uji statistik t-independent tidak adanya perbedaan

pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik depo


(40)

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan memberikan perhatian kepada masyarakat tentang

pola menstruasi berdasarkan siklus menstruasi, lama menstruasi dan jumlah

menstruasi ibu yang memakai alat kontrasepsi IUD dan suntik depo provera.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan pada institusi pendidikan tentang evidence based pada perbedaan

pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasespsi ibu yang memakai

IUD dan kontrasepsi suntik depo provera.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar mendapat data yang lebih lengkap

dari dampak siklus mentruasi tentang perbedaan pola menstruasi ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik depo provera.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2006. Buku Panduan praktis Kontrasepsi . Jakarta PT bina pustaka

BKKBN, 2006. Buku Saku Materi Konseling bagi petugas Lapangan Bkkbn.

BKKBN, 2008. Keluarga Sejahtera dan Kesehatan Reproduksi Jakarta

Fitramaya, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta

Hidayat Aziz, 2011. Metode Penelitian Kebidanan, Tehnik Analisa Data Jakarta : Salemba medika

Hartanto, 2004 KB dan Kontrasespsi, Pustaka Sinar Harapan

Jurnal Baurlina Ritonga, 2008

Machfoed, Icham. 2011 Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta : Fitramaya.

Manuaba, 2010. Obstetri Ginekologi dan KB Jakarta : Buku Kedokteran.

Machfoedz, Icham. 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta: Fitrimaya.

Suratun, 2008 Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi Jakarta : Transmedia


(42)

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian informasi Lampiran : Satu lembar

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul ”Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan suntik depo provera diwilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, saya mohon ketersediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Untuk itu saya mohon kerja sama dengan memberikan informasi dengan menjawab setiap butir pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kemampuan ibu yang sebenarnya.

Penelitian ini tidak dilakukan tindakan apapun pada ibu, dan saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yang ibu berikan. Penelitian ini hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerja sama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Medan, mei 2014 Hormat Saya

(Peneliti)


(43)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

NAMA : ………..

UMUR : ………..

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut

berpartisipasi menjadi responden peneliti yang dilakukan oleh mahasisiwi Universitas

Sumatra Utara Fakultas Keperawatan jurusan D-IV Bidan Pendidik yang bernama

Purnama Sari Dewi Gultom (Nim : 135102071) dengan judul ” Perawatan Payudara pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin Vina Kecamatan Medan Baru Tahun 2014 ”.

Saya menjadi responden tanpa paksaan dari pihak manapun karena saya

mengetahui bahwa keterangan yang akan saya berikan sangat besar manfaatnya bagi

kelanjutan penelitian peneliti.

Medan, Maret 2014 Responden

(……….)


(44)

Lampiran 5

KUESINOER

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI IBU YANG MENGGUNAKAN KB

IUD DAN SUNTIK

DEPO PROVERA

DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014

Petunjuk : jawablah salah satu pertanyaan dengan tepat dan benar sesuai dengan yang ibu ketahui dengan memberi tanda silang (x) pada pilihan yang telah disediakan.

1. Data responden

1. Nama Responden :

2. Umur :

3. Tingkat pendidikan : Sd

Smp Sma

4. Alat kontarsepsi yang digunakan : ... 1. Berapa hari biasannya ibu mendapatkan haid ?

a. < 3 hari b. 3-7 hari c. > 7 hari

2. Berapa hari selang antara haid sekarang dengan haid berikutnya ? a. < 28 hari

b. 28-35 hari c. > 35 hari

3. Apakah setiap bulannya ibu mendapatkan haid ? a. Ya

b. Tidak

4. Berapa kali banyaknya ibu mengganti duk selama haid dalam sehari ? a. 1 kali ganti duk

b. 2 kali ganti duk c. 3 kali ganti duk

5. Apa sifat darah ibu selama mendapatkan haid? a. Encer

b. Kental c. Menggumpal


(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

Lampiran 7


(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nining Suryani

Nim : 135102110

Tempat/Tanggal Lahir : Lawe Sigala-gala/01 November 1992

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat : Jl. Medan – Kutacane, Lawe Pakam

Riwayat Pendidikan :

1. 1998 – 2004 : MIN Lawe Sigala-gala

2. 2004 – 2007 : Pesantren Madrasah Ulumul Qur’an Langsa 3. 2007 – 2010 : SMA.Negeri 1 Lawe Sigala-gala

4. 2010 – 2013 : D-3 Kebidanaan Mitra Husada Medan 5. 2014-Sekarang : D-4 Bidan Pendidik USU


(1)

(2)

Lampiran 8


(3)

(4)

Lampiran 9


(5)

(6)

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nining Suryani

Nim : 135102110

Tempat/Tanggal Lahir : Lawe Sigala-gala/01 November 1992

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat : Jl. Medan – Kutacane, Lawe Pakam

Riwayat Pendidikan :

1. 1998 – 2004 : MIN Lawe Sigala-gala

2. 2004 – 2007 : Pesantren Madrasah Ulumul Qur’an Langsa 3. 2007 – 2010 : SMA.Negeri 1 Lawe Sigala-gala

4. 2010 – 2013 : D-3 Kebidanaan Mitra Husada Medan 5. 2014-Sekarang : D-4 Bidan Pendidik USU


Dokumen yang terkait

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

1 15 55

PERBANDINGAN TINGKAT KEJADIAN AMENORRHEA ANTARA PENGGUNAAN KB SUNTIK DEPO PROVERA DAN CYCLOFEM Perbandingan Tingkat Kejadian Amenorrhea Antara Penggunaan KB Suntik Depo Provera dan Cyclofem di Puskesmas Kalasan urwomartani Sleman Yogyakarta.

0 3 14

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

0 0 11

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

0 0 1

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

0 0 5

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

0 0 8

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

0 0 1

Perbedaan Siklus Menstruasi Ibu yang Menggunakan KB IUD dan Suntik depo provera di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan 2014

0 0 14

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DUSUN GENENG SENTUL SIDOAGUNG GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 13

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONJONG I GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Penggunaan KB Suntik dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Po

0 0 19