bertambahnya Berat Badan. Bisa menyebabkan terjadinya sakit kepala, nyeri pada payudara, timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual. Hartanto,2007.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
B. Rumusan masalah
Rumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah “Adakah Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan
Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
2. Tujuan Khusus 1.
Untuk mengeidentifikasi pola menstruasi Ibu dengan menggunakan alat kontrasepsi IUD di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
2. Utuk mengeidentifikasi pola menstruasi Ibu dengan menggunakan alat
kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui Perbedaan pola menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien dan memberikan informasi yang akurat mengenai
perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini sebagai motivasi atau pedoman sehingga masyarakat khusus nya untuk ibu wanita usia subur mengerti tentang perbedaan pola
menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik.
3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Sebagai bahan atau masukan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah penelitian kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
terkait dengan Perbedaan pola menstruasi alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan
telah berfungsi matang. Dimana siklus menstruasi normal biasanya terjadi setiap 22- 23 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari Kusmiran, 2011.
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputi psikologis, pancaindra, korteks serebri, hipofisis ovarial aksis, dan endorgan. Menstruasi yang disertai
ovulasi, terjadi selang beberapa bulan sampai sampai dua atau tiga tahun setelah menarke yaitu sekitar usia 17-18 tahun.
1. Fisiologis Menstruasi
a. Stadium Menstruasi
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu endometrium dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada
pada kadar paling rendah. b.
Stadium Proliferasi Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah
menstruasi sampai ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidia fingsionalis yang
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium
Universitas Sumatera Utara
tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi perlepasan sel telur dari indung telur disebut ovulasi.
c. Stadium Sekresi
Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Maka sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
perlekatan ke rahim. d.
Stadium Premenstruasi Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih
atau sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan dan secret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat
ini terjadi vasokontriksi. Kemudian pembuluh dari itu berelaksasi dan akhirnya pecah.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi
a. Faktor Hormon
Menurut Prawihardjo 2008, Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadi nya menstruasi pada seorang wanita yaitu : yang pertama
adalah FSH – RH yang merangsang hifofise untuk mengeluarkan FSH Follicle Stimulating hormone releasing hormone, yang kedua yaitu
LH – RH yang merangsang hipofise untuk mengeluarkan LH Luteinizing hormone – releasing hormone dan yang ketiga PIH
Prolacting inhibiting hormone yang menghambat hipofise untuk
Universitas Sumatera Utara
mengeluarkan prolaktin. Beberapa RH untuk somatotropin, TSH Thyroid Stimulating Hormone, dan ACTH Adrenocorticottropic
hormone.
b.
Faktor Enzim
Enzim Hidrolik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang menganggu metabolisme sehingga
mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. c.
Faktor veskuler fase proliferasi
Terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium. Pada pertumbuhan
endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan antara keduanya. Dengan regersi endometrium,timbul statis dalam vena-
vena serta saluran-saluran yang menghubungkan dengan arteri, dan akhirnya terjadi ovulasi dan perdarahan dengan pembentukan
hermatoma, baik dari arteri maupun vena.
d.
Faktor prostagladin
Endometrium mengandung prostagladin E2 dan F3 dengan adanya desintegrasi endometrium, prostagladin terlepas dan menyebabkan
kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
Universitas Sumatera Utara
3. Pola Menstruasi
a. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi yang klasik adalah yaitu 28 hari, siklus ini dapat berbeda-beda disetiap wanita nya. Tiga masa utama siklus menstruasi
yaitu : masa menstruasi selama dua sampai delapan hari, masa proliferasi sampai hari ke empat belas, masa sekresi dimana korpus rubrum menjadi
korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Beberapa kelainan siklus menstruasi yaitu : Polimenorea yaitu suatu kondisi dimana siklus
menstruasi kurang dari 21 hari. Pada polimenorea terdapat siklus menstruasi yang memendek dan biasa yaitu kurang dan 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan gangguan hormonal, dengan umur korpus luteum yang memendek,
sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih pendek. Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari menstruasi
biasa. Jika darah menstruasi lebih banyak disebut dengan polimenoregia atau epinemoregia. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan
hormonal, kongesti ovarium pada peradangan endometriosis, dan sebagainya. Terapi yang dilakukan bergantung pada penyebab
polimenorea. Kemudian ada Oligomenorea yaitu suatu kondisi dimana siklus menstruasi lebih panjang lebih dari 35 hari. Dan yang terakhir
Amenorea yaitu suatu keadaan tidak keluarnya darah menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Dibedakan menjadi 2 kategori yaitu
amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer yaitu
Universitas Sumatera Utara
keadaan seorang wanita usia 18 tahun atau lebih yang belum pernah menstruasi. Amenorea sekunder yaitu kondisi wanita yang sudah
menstruasi lalu tidak mendapatkan menstruasi lagi. Penyebab amenorea yaitu :
1. Keadaan fisiologis yaitu adanya kehamilan, masa sebelum
pubertas, saat laktasi dan wanita yang sudah mengalami menopause.
2. Gangguan pada aksis Hipotelamus-hipofisis Ovarium yaitu :
dysfungsi ovarium, peniferi yang tidak bereaksi, tidak berfungsinya hipofise, adanya penyakit kronis
3. Kelainan kongenital yaitu : tidak terbentuknya hymen,
menggunakan kontrasepsi.
b. Lama Menstruasi
Lama berlangsungnya menstruasi berbeda-beda pada tiap wanita. Ada yang hanya 2 atau 3 hari, atau ada yang sampai 8 hari. Selama masih
di bawah 15 hari tanda nya masih normal. Pada lama menstruasi 3 hari siklus nya tetap, tetapi lama menstruasi nya saja yang lebih memendek
yaitu 3 hari, tetapi hal ini tidak mengganggu fertilitas. Pada lama menstruasi 8 hari siklus nya juga tetap hanya saja lama menstruasi nya
lebih memanjang .
Universitas Sumatera Utara
c. Jumlah darah pada Menstruasi
Darah yang keluar saat menstruasi berbeda dengan darah saat kita luka. Pada saat kita menstruasi, darah yang keluar bercampur dengan
selaput rahim. Jumlah darah yang keluar berbeda-beda setiap orangnya dan setiap bulannya tergantung dari kondisi tubuh. Secara general dalam
1 periode darah yang keluar antara 50ml – 100ml. Tetapi ada hari yang bisa keluar sampai 30ml. Ada beberapa macam kelainan dalam banyak
nya jumlah darah dalam menstruasi yaitu : Hipomenorea yaitu perdarahan yang lebih pendek di bandingkan dengan biasanya. Hipomenorea dapat
disebabkan kesuburan endomtrium kurang karena keadaan gizi penderita yang rendah, penyakit menahun, dan gangguan hormonal karena
menggunakan kontrasepsi. Kelainan lain yaitu Hipermenorea yaitu jumlah darah yang lebih banyak dan dapat disertai dengan gumpalan
darah dan lamanya perdarahan nya lebih dari 8 hari.
4. Fungsi Menstruasi dan Kontrasepsi
Kontrasepsi hormonal dibuat untuk membatasi fungsi dari ovarium sehingga mencegah proses ovulasi, tidak terjadi kehamilan, dan tidak ada
siklus menstruasi. Kontrasepsi oral menurunkan durasi dan jumlah perdarahan, tetapi masih menimbulkan perdarhan intermiten,
berhubungan dengan penurunan kejadian kram perut saat menstruasi. Kontrasepsi suntik berisi progestin yang membatasi pola perdarahan,
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan tidak teraturnya menstruasi, episode perdarahan yang panjang, amenorrhea pada 12 bulan penggunaan.
Kontrasepsi IUD berhubungan dengan periode perdarahan yang panjang dan banyak. Pada wanita yang dilakukan sterilisasi, peningkatan
dysmenorhea dirasakan pada wanita tersebut dalam kurun waktu satu tahun setelah sterilisasi. Menstruasi merupakan siklus reproduksi pada
wanita. Gangguan-ganggan yang berhubungan dengan menstruasi dapat menyebabkan gangguan dalam proses reproduksinya. Faktor-faktro yang
berhubungan dengan gangguan menstruasi dapat memberi pengaruh pada wanita dalam proses reproduksinya sehingga sangat penting bagi wanita
untuk memahami proses menstruasi agar dapat menjalankan fungsi reproduksi secara optimal.Kusmiran,2010
B. Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang
seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk
meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan
kelahiran.
Universitas Sumatera Utara
1. Kontrasepsi IUD
Iud adalah salah satu alat kontrasepsi Moderen dan alat yang telah di rancang sedemikian rupa baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif
fungsi kontrasepsinya yang di letakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi ; menghalangi fertilisasimenyulitkan telur untuk
berimplantasi dalam uterus. Rismalinda,2010 Jenis-jenis IUD yang sering beredar atau sering digunakan yaitu
: Maryani,2008 1.
IUD generasi pertama : disebut Lipesslop, berbentuk spiral atau huruf S ganda, terbuat dari plastik poyethyline.
2. IUD generasi kedua : Cu T 200 B ; Berbentuk T yang batangnya
dililit tembaga Cu dengan kandungan tembaga, Cu 7 ; Berbentuk t yang batangnya dililit tembaga, ML Cu 250 ; Berbentuk 33
lingkaran elips yang bergerigi yang batangnya dililit tembaga. 3.
IUD generasi ketiga : Cu T.380 A; Berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga yang lebih banyak dan perak, Ml Cu 375 : Batangnya dililit
tembaga berlapis perak, Nova T.Cu 200 A; Batangnya dan lengannya dililit tembaga.
4. IUD generasi keempat :
Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang polipropilen monofilamen dengan enam butir tembaga.
Universitas Sumatera Utara
A. Keuntungan Kontrasepsi IUD Pinem,2009
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, Reversibel, berjangka panjang, Meningkatkan hubungan seksual karena
tidak perlu takut untuk hamil, Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI, Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau setelah
abortus bila tidak ada infeksi, Dapat digunakan sampai menopause.
B. Efek sampingKerugian Kontrasepsi IUD
Efek samping yang umum terjadi yaitu : Perubahan siklus menstruasi, menstruasi lebih lama dan banyak, Perdarahan spotting,
Saat menstruasi lebih sakit. Affandi,2006
Menurut hasil penelitian dari Murdiyanti,2011 menyatakan bahwa pada kontrasepsi IUD lama waktu menstruasi menjadi lebih panjang,
jumlah darah pada menstruasi menjadi lebih banyak dan datangnya siklus waktu menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seolah-olah
menstruasi datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sumarni,2009
menjabarkan bahwa perubahan pada pola menstruasi pengguna kontrasepsi IUD , siklus menstruasi menjadi lebih pendek, lama
mentruasi menjadi lebih panjang, dan Jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak.
Komplikasi lain : Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, Perdarahan berat pada waktu menstruasi atau
Universitas Sumatera Utara
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. Perforsi dinding uterus sangat jarang apabila pemasangan nya benar, Tidak mencegah
IMS termasuk HIVAIDS, Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan, Penyakit
radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas, Tidak mencegah terjadinya
kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal, Klien tidak melepas AKDR dengan sendiri, Mungkin AKDR
akan keluar dari uterus tanpa diketahui.
C. Cara kerja Kontrasepsi IUD Anwar,2007