Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
karena memudahkan observer untuk mengetahui perilaku-perilaku yang diamati secara cepat, sederhana, dan memudahkan interpretasi.
Terdapat beberapa prosedur yang peneliti lakukan dalam mengembangkan instrumen penelitian berupa checklist dan pedoman observasi, sebagai berikut.
1. Kisi-kisi Instrumen Checklist Observasi
Kisi-kisi instrumen checklist observasi perilaku tanggung jawab anak di sekolah dikembangkan berdasar studi pendahuluan dan literatur yang mengacu
pada teori Lickona mengenai tanggung jawab, yang kemudian dirumuskan dalam definisi operasional variabel penelitian. Merujuk pada definisi operasional tersebut
diperoleh aspek-aspek dan indikator variabel penelitian, kemudian dijabarkan butir-butir perilaku yang menunjukkan tanggung jawab anak di sekolah.
Daftar butir perilaku tanggung jawab diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan yang sebelumnya dilakukan melalui teknik pengumpulan data
observasi partisipan dengan pencatatan narasi. Selain itu, daftar perilaku tanggung jawab juga diperoleh dari hasil wawancara serta FGD dengan sejumlah guru
kelas satu sebelum penelitian dimulai. Proses pengumpulan data kualitatif dalam studi pendahuluan dilakukan untuk mengembangkan instrumen penelitian berupa
checklist observasi perilaku tanggung jawab anak dan mengetahui karakteristik anak yang kurang bertanggung jawab menurut perspektif guru. Berdasar FGD yang
telah dilakukan, peneliti memperoleh sejumlah subjek yang menurut pengamatan guru memiliki tanggung jawab rendah selama di sekolah yang ditandai dengan
perilaku tidak taat aturan, sering tidak mengerjakan tugas, tidak memperhatikan guru saat pelajaran, jalan-jalan di dalam kelas dan mengganggu proses
pembelajaran, membuang sampah sembarangan, tidak bersegera saat waktu sholat, melakukan tugas piket harus diingatkan beberapa kali, tidak membawa atribut
kelengkapan sekolah ID card, dasi, ikat pinggang, topi, datang terlambat, tidak menyerahkan surat undangan atau pemberitahuan ke pada orangtua. Selain FGD,
dilakukan pula wawancara dengan guru kelas satu dan wali kelas. Tujuan utama dalam wawancara pra penelitian adalah untuk memperoleh data mengenai persepsi
guru terhadap berbagai jenis perilaku tanggung jawab anak di sekolah. Hasil
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
wawancara awal ini mendapatkan sejumlah perilaku tanggung jawab anak menurut guru sebagai berikut: 1. Tanggung jawab merupakan sesuatu yang harus
dikerjakan; 2 Dapat menyelesaikan tugas yang diberikan; 3 Memakai atribut sekolah dengan lengkap dan rapi.; 4 Mengerjakan tugas dengan tepat waktu; 5
Mengerjakan PR; 6 Mengerjakan tugas di kelas; 7 Anak menyampaikan surat atau pesan dari guru kepada orangtua; 8 Melaksanakan piket kelas; 9 Sholat
tepat waktu; 10 Mengerjakan tugas tanpa harus disuruh; 11 Anak yang bertanggung jawab ikut terlibat dalam pengawasan terhadap teman yang lain, jika
ada yang melakukan perilaku yang melanggar aturan tanpa diminta akan melapor ke guru; 12 Membuang sampah pada tempatnya; 13 Datang ke sekolah tepat
waktu. Selain hasil FGD dan wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan
observasi partisipan selama anak berada di sekolah untuk mengetahui jenis-jenis perilaku tanggung jawab yang ditunjukkan anak kelas satu SD. Berdasar hasil
pengamatan diperoleh beberapa bentuk perilaku tanggung jawab anak di sekolah sebagai berikut: datang sekolah tepat waktu, mengerjakan tugas tepat waktu,
mengumpulkan PR, menaati aturan yang ditetapkan guru, fokus pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas,
merawat benda yang dimiliki dan mengembalikan barang yang dipinjam dari teman dengan baik, melaksanakan tugas piket kelas, segera ke masjid untuk sholat, tertib
dalam melaksanakan sholat, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kerapian dan kebersihan barang pribadinya, bermain dengan gembira dan tidak
menyakitimengganggu teman, mengikuti aturan main dalam permainan bersama, menunjukkan keperdulian dengan apa yang dilakukan teman contoh: teman
berkelahi lalu melapor kepada bu guru, meminta maaf saat berbuat salah kepada teman, dan mengerjakan apa yang diminta oleh guru dengan baik.
Berdasar hasil FGD dan observasi kualitatif tersebut, peneliti memperoleh beragam perilaku tanggung jawab anak yang akan disusun dalam checklist
observasi sebagai instrumen penelitian dalam proses pengumpulan data kuantitatif mengenai tanggung jawab anak sebelum dan sesudah eksperimen dilakukan.
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pengembangan checklist observasi melalui proses ini diharapkan dapat meningkatkan validitas content checklist observasi yang digunakan. Daftar
perilaku dari hasil observasi dan wawancara kualitatif yang peneliti peroleh kemudian dikelompokkan sesuai teori dimensi karakter menurut Lickona yang
terdiri dari dimensi pribadi dan sosial. Pengelompokan perilaku sesuai dimensi karakter menurut Lickona dilakukan untuk meningkatkan validitas construct
observasi. Hasil pengelompokan tersebut disusun dalam kisi-kisi checklist observasi sebagai berikut.
Tabel 3.5. Kisi-kisi Insrumen Checklist Observasi Tanggung Jawab
N O
ASPEK TANGGUNG
JAWAB SUB ASPEK
PERILAKU Total
1
PRIBADI
a. Mengutamakan hal yang penting
1 Menjaga keselamatan diri.
2 Mengerjakan soal
sendiri tanpa
mencotek teman. 3 Membuat
keputusan yang baik.
4 Memanfaatkan waktu dengan baik.
5 Belajar dengan
sungguh –sungguh.
6 Makan dan minum sesuai
waktu yang
ditetapkan. 7 Menjaga kerapian dan
kebersihan diri. 22
b. Melaksanakan kewajiban
1 Sholat tepat waktu. 2 Mengerjakan PR tepat
waktu. 3 Datang ke sekolah
tepat waktu. 4 Menyelesaikan tugas
dengan baik. 5 Fokus memperhatikan
penjelasan guru. 6 Membereskan barang
pada tempatnya. 7 Menjaga kerapian dan
kebersihan barang
yang dimiliki.
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
8 Tertib saat sholat. 9 Mengaji
dengan sungguh-sungguh.
10 Serius dan
sungguh-sungguh mengerjakan
tugas kelas piket.
11 Memakai atribut
sekolah dengan
lengkap dan rapi.
c. Mencoba melakukan
sesuatu dengan
berbagai cara 1 Mengerjakan
tugas tanpa disuruh.
2 Meminta bimbingan
saat membutuhkan. 3 Mengajukan
pertanyaan saat tidak tahu.
4 Menyelesaikan tugas kelompok
dengan kreatif.
SOSIAL
a. Merespon sesuai apa
yang diinginkan orang
lain 1 Antri saat menunggu
giliran. 2 Tidak
marah saat
teman berbuat salah. 3 Menghargai
teman saat bermain.
4 Menahan diri untuk tidak
memukulmeyakiti teman saat berselisih
paham.
5 Berbicara sopan
kepada teman
dan guru.
6 Mengikuti aturan main dan tidak curang.
7 Menerima kesalahan diritidak
menyalahkan orang
lain. 8 Meminta maaf saat
merasa bersalah. 9 Meminjam
barang teman
dengan meminta ijin.
10 Merawat benda yang dipinjam dari teman
dengan baik. 22
2
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
11 Menjaga kesepakatan bersama
b. Perduli dan
perhatian kepada orang lain.
1 Menghibur teman
yang sedang sedih. 2 Meminjami
teman barang yang dibutuh.
3 Berbagi makananminuman.
4 Meringankan beban
dan memberi
yang terbaik.
1 Membantu teman
yang membutuhkan. 2 Membantu guru yang
sedang kerepotan
menghapus papan
tulis, membawakan
bawaan guru,
membantu guru
membagikan sesuatu. 3 Berpartisipasi
aktif dalam
tugas kelompok.
4 Menjadikan dunialingkungan
menjadi lebih
baik 1 Menjaga
kerapian lingkungan.
2 Membuang sampah
pada tempatnya. 3 Merawat
tanaman yang
ada di
sekitarnya. e. Berkorban.
1 Mengalah saat
bermain. 2 Merelakan
miliknya untuk
temanorang lain infak.
Berdasar kisi-kisi instrumen tersebut disusun checklist dan pedoman observasi perilaku tanggung jawab anak di sekolah. Susunan checklist observasi
perilaku tanggung jawab anak dalam bentuk lembar observasi yang berisi: aspek nilai karakter tanggung jawab, deskripsi perilaku tanggung jawab yang diuraikan
dalam aitem-aitem perilaku, kolom yang digunakan untuk mencatat frekuensi kemunculan perilaku setiap 10 menit sekali, kolom total untuk menjumlah
frekuensi perilaku yang muncul pada tiap-tiap aitem dalam lima skala tidak
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan sangat sering. Skala yang digunakan diberi nilai 1-5 tidak pernah = 1; jarang = 2; kadang-kadang = 3; sering = 4; selalu
= 5, kolom catatan yang digunakan untuk mencatat tambahan informasi hasil pengamatan terhadap perilaku tanggung jawab anak yang bersifat kualitatif baik
mengenai perilaku anak maupun konteks lingkungan di sekitar anak selama observasi berlangsung, yang tidak terangkum dalam daftar checklist perilaku.
Kolom catatan ini diberikan sebagai salah satu cara untuk meminimalkan kelemahan metode checklist yang bersifat tertutup.
Selain checklist observasi, disusun pedoman observasi untuk mempermudah observer dalam memahami daftar perilaku yang terdapat di checklist observasi
sehingga diharapkan observer memiliki pemahaman yang sama mengenai daftar perilaku yang ada. Tujuan pembuatan pedoman observasi juga dilakukan untuk
meningkatkan reliabilitas observasi Merrel, 2003. Pedoman observasi terdiri dari: daftar perilaku tanggung jawab anak dan definisi operasional atau keterangan yang
menjelaskan masing-masing aitem perilaku dalam daftar checklist observasi.
2. Penimbangan Instrumen