Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan sangat sering. Skala yang digunakan diberi nilai 1-5 tidak pernah = 1; jarang = 2; kadang-kadang = 3; sering = 4; selalu
= 5, kolom catatan yang digunakan untuk mencatat tambahan informasi hasil pengamatan terhadap perilaku tanggung jawab anak yang bersifat kualitatif baik
mengenai perilaku anak maupun konteks lingkungan di sekitar anak selama observasi berlangsung, yang tidak terangkum dalam daftar checklist perilaku.
Kolom catatan ini diberikan sebagai salah satu cara untuk meminimalkan kelemahan metode checklist yang bersifat tertutup.
Selain checklist observasi, disusun pedoman observasi untuk mempermudah observer dalam memahami daftar perilaku yang terdapat di checklist observasi
sehingga diharapkan observer memiliki pemahaman yang sama mengenai daftar perilaku yang ada. Tujuan pembuatan pedoman observasi juga dilakukan untuk
meningkatkan reliabilitas observasi Merrel, 2003. Pedoman observasi terdiri dari: daftar perilaku tanggung jawab anak dan definisi operasional atau keterangan yang
menjelaskan masing-masing aitem perilaku dalam daftar checklist observasi.
2. Penimbangan Instrumen
Penimbangan instrumen dilakukan oleh dua orang pakar Bimbingan dan Konseling serta satu orang psikolog perkembangan anak. Tujuan penimbangan
instrumen professional atau expert judgement adalah untuk memenuhi validitas isi content validity. Validitas isi diperoleh dengan menganalisa aspek atau unsur
suatu konsep secara teoritis. Menurut Azwar 2003, validitas isi diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional ataupun melalui professional
judgement. Guna lebih meningkatkan validitas isi, daftar perilaku yang terdapat dalam checklist observasi dikembangkan berdasar pengamatan partisipasi awal
terhadap perilaku tanggung jawab anak di kelas satu dengan pencatatan secara naratif. Selain diperoleh dari hasil pengamatan awal, daftar perilaku juga diperoleh
dari hasil wawancara dan FGD dengan guru-guru kelas yang berjumlah empat orang. Setelah peneliti memperoleh sejumlah daftar perilaku tanggung jawab anak
di sekolah, kemudian dikelompokkan sesuai teori Lickona mengenai dimensi
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tanggung jawab dan diuraikan sesuai dengan bentuk-bentuk indikator perilaku tanggung jawab anak. Dua komponen tanggung jawab meliputi tanggung jawab
pribadi dan sosial. Proses penimbangan instrumen dilakukan oleh dua ahli Bimbingan dan
Konseling, yaitu Dr. Collete Dollarhide doktor dalam bidang Bimbingan dan Konseling Ohio State University, Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N Guru Besar dalam
bidang Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia, serta Anggreswari Ayu Dhamayanti pakar bidang Psikologi Perkembangan Anak yang
bekerja sebagai dosen di STIKES Ahmad Yani Yogyakarta dan menjadi pengelola PAUD Ahsanu Amala Yogyakarta. Setelah checklist observasi ditelaah oleh para
penimbang terdapat beberapa aitem perilaku tanggung jawab yang menurut penimbang kurang tepat, baik secara konstruk maupun bahasa. Revisi dilakukan
sesuai saran yang diberikan oleh para penimbang. Revisi tersebut sebagai berikut.
Tabel 3.6. Perubahan Instrumen Berdasar Saran Penimbang Nama
Penimbang AspekIndikator
Sebelum direvisi
Setelah direvisi Dr.Collete
Dolarhide 1.Aspek tanggung
jawab Perpaduan dari
beberapa teori
Lickona; Lynda dan Eyre
Fokus pada satu teori.
2.Indikator perilaku
tanggung jawab Seting perilaku
ada yang
di rumah
dan sekolah.
Fokus pada
perilaku tanggung jawab dalam seting
sekolah.
3.Cara perhitungan
perilaku Skoring berdasar
frekuensi kemunculan
perilaku. Skoring
memuat kualitas
yang disimpulkan dalam
lima kategori
tidak pernah,
jarang, kadang-kadang,
sering, dan sangat sering
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd
1.Aspek tanggung jawab
Penjabaran aspek dan
sub aspek
dimuat dalam
kolom yang
berbeda. Penjabaran
aspek dan
sub aspek
dimuat berdampingan untuk
lebih memudahkan observer
dalam mengkaitkan aspek
dengan sub aspek yang dimaksud.
Anggreswari Ayu, M.Si.,Psi
1.Aspek tanggung jawab
Penjabaran aspek dalam sub aspek
masih tidak
dibedakan antara dimensi
pribadi dengan
dimensi sosial.
Sub aspek
dipisahkan untuk
masing-masing aspek
tanggung jawab.
2.Penjabaran indikator
Sub aspek tidak selalu
terwakili oleh
perilaku secara rinci
Setiap sub aspek terwakili oleh aitem
perilaku tanggung
jawab. Ada beberapa sub
aspek yang
memiliki perilaku sama.
Masing-masing sub aspek diamati dalam
perilaku yang
berbeda. 3.Seting
pengamatan Pengamatan lebih
banyak difokuskan
pada perilaku di dalam
kelas. Pengamatan
mencakup berbagai perilaku
dalam seting sekolah baik
dalam proses
pembelajaran maupun
istirahat dan kegiatan lain.
Setelah checklist observasi diperbaiki sesuai masukan para penimbang, selanjutnya dilakukan uji instrumen aitem-aitem checklist obsevasi oleh para
observer dengan menghadirkan dua observer untuk melakukan uji keterbacaan. Masing-masing observer melakukan pengamatan terhadap anak kelas satu SD,
setelah menyelesaikannya para observer diajak berdiskusi dan diminta memberi
Riana Mashar, 2015 TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN
DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
masukan terhadap butir-butir aitem perilaku yang dianggap masih membingungkan dan rancu dengan perilaku yang lain. Hasil diskusi dijadikan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan butir aitem observasi dan pemberian keterangan operasional dalam pedoman observasi.
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen