2.4. Katarak
Katarak merupakan suatu kelainan mata yang berupa kekeruhan pada lensa, disebabkan oleh pemecahan protein atau bahan lainnya oleh proses oksidasi
dan foto-oksidasi Tana, 2005. Katarak juga dapat didefinisikan menjadi setiap keadaan kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi penambahan cairan
lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya Ilyas, 2010. Ilyas 2010 juga menjelaskan kekeruhan ini dapat mengenai kedua mata
dan berjalan secara progresif ataupun mengalami perubahan yang lambat. Selanjutnya, jika kekeruhan ini sudah mengurangi transparansi lensa akan terjadi
penglihatan yang kabur atau buram pada jarak dekat maupun jauh tanpa disertai rasa nyeri maupun mata merah.
Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: katarak kongenital yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun, katarak juvenil
yang merupakan katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun, dan katarak senilis yang terjadi setelah usia 50 tahun Ilyas,2010.
Tabel 2.1. Prevalensi Katarak 2013
Prevalensi Katarak 2013
Sumber: Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013 Di Indonesia, terlihat bahwa prevalensi katarak tertinggi di Sulawesi Utara
3,7 diikuti oleh Jambi 2,8 dan Bali 2,7. Prevalensi katarak terendah ditemukan di DKI Jakarta 0,9 diikuti Sulawesi Barat 1,1. Prevalensi total
penderita katarak di Indonesia sebesar 1,8.
2.5. Katarak Kongenital
2.5.1. Definisi Katarak Kongenital Apabila terjadi gangguan pada perkembangan lensa, anak akan lahir
dengan katarak kongenital. Oleh karena itu, opasitas katarak kongenital terbatas pada nukleus embrionik dan fetal Khurana, 2003. Katarak kongenital adalah
katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun Ilyas, 2010.
Katarak ini merupakan opasitas kongenital dari kristalin lensa yang dapat dikategorikan berdasarkan beberapa etiologi Friedman,2007. Pupil mata bayi
yang menderita katarak kongenital akan memiliki bercak putih atau leukokoria. Bercak putih ini dapat terlihat dengan berbagai bentuk, seperti: katarak
piramidalis atau polaris anterior,katarak zonularis atau lamelaris, katarak pungtata, dan lain-lain Riordan-Eva, 2008.
2.5.2. Epidemiologi Katarak Kongenital Katarak kongenital terjadi pada 3 dari 10000 kelahiran hidup dimana dua
pertiga terjadi bilateral Kanski,2015. Sebuah riset yang dilakukan oleh Foster et al 1997 melaporkan bahwa katarak merupakan penyebab kebutaan terpenting
pada anak yang dapat ditangani. Penelitian ini juga menyebutkan ada 200.000 anak yang menjadi buta karena katarak di seluruh dunia, dan 20.000-40.000 anak
dengan katarak bilateral lahir setiap tahun. Sementara menurut penelitian yang dilakukan oleh Wirthet al 2002 bahwa terdapat 421 pasien pediatri yang
diidentifikasi menderita katarak sehingga memberikan perkiraan insidensi sebanyak 2,2 per 10.000 kelahiran. Dari 342 pasien tanpa riwayat penyakit
keluarga, 50 terdiagnosa selama tahun pertama kehidupan. Sebanyak 56 orang dari 342 pasien tersebut sebanyak 16 berkaitan dengan penyakit sistemik atau
sindrom tertentu. Katarak unilateral teridentifikasi pada 178 dari 342 orang 52 kasus sporadis Wirth,et al, 2002.