BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Embriologi Lensa
Mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai sepasang alur dangkal di samping otak depan. Dengan menutupnya tabung saraf neural tube, alur-alur
ini membentuk kantong luar di otak depan, yaitu vesikula optika vesikel mata. Vesikel-vesikel ini kemudian melekat ke ektoderm permukaan dan memicu
perubahan di ektoderm yang diperlukan untuk membentuk lensa. Selama proses ini berlangsung, sel-sel ektoderm permukaan yang pada awalnya menempel
dengan vesikula optika mulai memanjang dan membentuk plakoda lentis lempeng lensa. Plakoda ini kemudian mengalami invaginasi dan berkembang
menjadi vesikula lentis vesikel lensa. Segera setelah vesikula lentis terbentuk, sel-sel dinding posterior mulai memanjang ke arah anterior dan membentuk
serabut-serabut panjang yang secara bertahap mengisi lumen vesikel. Pada akhir minggu ke-7, serabut lensa primer ini mencapai dinding anterior vesikula lentis.
Namun, pertumbuhan lensa belum selesai pada tahap ini, karena serabut-serabut lensa baru sekunder terus ditambahkan ke inti sentral tersebut Sadler, 2009.
2.2 Anatomi Lensa
Lensa merupakan struktur avaskular yang bikonveks dan hampir transparan sempurna dengan tebal sekitar 4 mm dan diameter 9 mm. Lensa
tergantung pada zonula di belakang iris yang menghubungkannya dengan corpus ciliare. Pada sebelah anterior lensa terdapat aqueous humor sedangkan pada sisi
posteriornya terdapat vitreus humor. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel sedikit lebih permeabel dibanding dinding kapiler yang akan
memungkinkan air dan elektrolit masuk. Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Nukleus dan korteks
terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang. Garis-garis persambungan suture line yang terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamelar tampak
seperti huruf ‘Y’ dengan slit lamp. Masing-masing serat lamelar mengandung inti
pipih. Secara mikroskopis, inti ini terlihat jelas di bagian perifer lensa di dekat ekuator dan berbatasan dengan lapisan epitel subkapsular Riordan-Eva, 2008.
Lensa dipertahankan tetap berada di tempatnya oleh ligamentum lensa zonula sirkular. Zonula melekat ke bagian anterior koroid yang menebal, yaitu
badan siliaris. Badan siliaris mengandung serabut-serabut otot sirkular dan serabut-serabut otot longitudinal yang melekat dekat taut korneo-sklera. Di depan
lensa terdapat iris opak dan berpigmen yang merupakan bagian mata yang berwarna. Iris mengandung serabut-serabut otot sirkular yang menkonstriksikan
pupil dan serabut-serabut radial yang mendilatasikan pupil Ganong, 2013.
2.3 Fisiologi Lensa
Aspek yang paling penting dari fisiologi lensa adalah mekanisme yang mengontrol keseimbangan air dan elektrolit, yang berperan sangat penting untuk
menjaga transparansi lensa. Lensa memiliki ion kalium dan asam amino yang lebih banyak daripada aqueus dan vitreus di sekitarnya. Lensa juga memiliki
kandungan air, ion natrium, dan ion klorida yang lebih rendah daripada sekitarnya. Keseimbangan kation di dalam dan di luar lensa disebabkan oleh
permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa natrium dalam membran sel epitel lensa dan setiap serat lensa. Penghambatan Na
+
, K
+
-ATPase dapatmenyebabkan hilangnya keseimbangan kation dan meningkatnya kadar air
lensa. Kombinasi dari transport aktif dan permeabilitas membran sering disebut sebagai sistem pump-leak lensa yang berarti bahwa kalium dan molekul lain
seperti asam amino secara aktif diangkut ke dalam anterior lensa melalui epitelium anterior. Dengan demikian, epitel adalah tempat utama untuk transport
aktif dalam lensa dimana terjadi gradien yang berlawanan dari ion natrium dan kalium di lensa, dengan konsentrasi ion kalium yang lebih tinggi pada bagian
depan lensa dan lebih rendah di bagian belakang lensa, berlawanan dengan konsentrasi natrium.
2.4. Katarak
Katarak merupakan suatu kelainan mata yang berupa kekeruhan pada lensa, disebabkan oleh pemecahan protein atau bahan lainnya oleh proses oksidasi
dan foto-oksidasi Tana, 2005. Katarak juga dapat didefinisikan menjadi setiap keadaan kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi penambahan cairan
lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya Ilyas, 2010. Ilyas 2010 juga menjelaskan kekeruhan ini dapat mengenai kedua mata
dan berjalan secara progresif ataupun mengalami perubahan yang lambat. Selanjutnya, jika kekeruhan ini sudah mengurangi transparansi lensa akan terjadi
penglihatan yang kabur atau buram pada jarak dekat maupun jauh tanpa disertai rasa nyeri maupun mata merah.
Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: katarak kongenital yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun, katarak juvenil
yang merupakan katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun, dan katarak senilis yang terjadi setelah usia 50 tahun Ilyas,2010.