5.3. Pembahasan
Katarak kongenital merupakan penyebab penting dari gangguan penglihatan pada anak. Operasi sebelum usia anak mencapai 6 minggu
direkomendasikan agar mencapai hasil visual yang optimal. Deskripsi tentang karakteristik katarak ini penting untuk mengetahui kondisi yang dihadapi. Bhatti,
2003. Pada penelitian ini karakteristik yang dimaksud meliputi, usia anak saat didiagnosis, jenis kelamin, lateralitas, dan jenis operasi pada tahun 2009 sampai
2014 di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik Medan. Pasien katarak kongenital di RSUP Haji Adam Malik Medan mengalami
peningkatan mulai tahun 2010 hingga 2013, akan tetapi pada tahun 2009-2010 mengalami penurunan. Begitu pula pada tahun 2013-2014 yang juga mengalami
penurunan. Tahun 2009 terdapat 3 orang 9,1, kemudian tahun 2010 jumlah pasien menurun menjadi 1 orang 3,0. Jumlah ini meningkat pada tahun 2011
menjadi 6 orang 18,2. Tahun 2012 jumlah pasien tetap sama dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 6 orang 18,2. Jumlah ini kemudian meningkat di
tahun 2013 menjadi 11 orang 33,3. Selanjutnya, tahun 2014 jumlah pasien menurun menjadi 6 orang 18,2. Pasien terbanyak ditemukan pada tahun 2011,
yaitu 33,3. Kasus katarak kongenital di RSUP H. Adam Malik cenderung meningkat, penurunan yang terlihat di tahun 2010 disebabkan rekam medis pasien
sudah tidak disimpan lagi sehingga pasien tersebut dieksklusi akibat data medisnya tidak lengkap.
Pengelompokan usia yang dipakai pada penelitian ini adalah berdasarkan NICHD National Institute of Child Health and Human Development yang terdiri
dari usia term neonatal lahir sampai usia 27 hari, infancy 28 hari sampai 12 bulan, toddler 13 bulan sampai 23 bulan, early childhood 2 sampai 5 tahun,
middle childhood 6-11 tahun, adolescence 12 sampai 18 tahunShriver, 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa usia anak ketika dibawa berobat dan
didiagnosis katarak paling banyak saat usia neonatus dan infancy usia 0 sampai 12 bulan. Hal ini sesuai dengan penelitian Yi et al 2011 dari 342 pasien tanpa
riwayat keluarga katarak kongenital, 50 didiagnosis pada tahun pertama kehidupan.
Selanjutnya, pada penelitian ini katarak kongenital lebih sering pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Hal ini seperti yang terjadi pada penelitian
Bhatti 2003 yang menyatakan bahwa kejadian katarak kongenital secara keseluruhan pada anak perempuan lebih tinggi, yaitu 2,06 per 10.000 kelahiran
dibandingkan pada anak lelaki ,yaitu 1,95 per 10.000 kelahiran. Selain itu, lateralitas katarak yang sering terjadi pada penelitian ini adalah katarak kongenital
bilateral pada kedua mata. Hal ini didukung oleh penelitian Johar 2004 yang menyatakan bahwa 69,14 katarak kongenital terjadi bilateral.
Tujuan dari operasi katarak pediatri adalah menyediakan dan mempertahankan aksis visual yang jelas dan bayangan yang fokus pada retina.
Hal ini dapat dicapai dengan pengangkatan katarak tepat waktu dan rehabilitasi optikal yang sesuai. Metode operasi katarak pediatri berupa, needling, needling
dan aspirasi, atau extracapsular cataract extraction ECCE dengan tanpa implantasi IOL. Hal ini terjadi karena di negara sedang berkembang peralatan
microsurgery tergolong mahal dan pengalaman tenaga kesehatan dalam menangani operasi mata dan anastesinya tersebar tidak merata pada setiap daerah
Wilson, Pandey, Thakur, 2002. Pada penelitian ini, jenis operasi yang sering digunakan untuk menangani kasus katarak kongenital pada pasien adalah ECCE
extracapsular cataract extraction. Hal ini didukung oleh penelitian Basti et al 1996 yang menyatakan bahwa 43,7 penanganan kasus katarak kongenital
merupakan ECCE dan pemasangan IOL intraocular lens, sementara penggunaan lensektomi 0 dari 192 mata yang dioperasi.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pasien Katarak Kongenital di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik
Medan paling banyak ditemukan pada tahun 2013, yaitu 33,3. 2.
Pasien Katarak Kongenital di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009 sampai 2014 didominasi kelompok usia 0 sampai 12
bulan 57,6. 3.
Pasien Katarak Kongenital di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2009
sampai 2014paling
banyak pada
anak perempuan60,6.
4. Katarak kongenital yang mengenai mata palin banyak terjadi pada kedua
mata atau bilateral 75,8. 5.
Jenis operasi yang paling banyak dipilih untuk menangani kasus katarak kongenital adalah ECCE 81,9.
6..2. Saran
1. Perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat untuk memahami pentingnya
dilakukan deteksi katarak kongenital sedini mungkin sehingga pembedahan dapat dilakukan secepat mungkin.
2. Perlu adanya upaya kerja sama antara dokter spesialis anak yang
mendeteksi katarak kongenital pada neonatus dan spesialis mata yang melakukan penanganan lebih lanjut pada pasien.
3. Perlu adanya edukasi pada keluarga pasien pentingnya pelaksanaan
operasi untuk mencegah katarak kongenital menjadikan kebutaan yang tidak dapat dikoreksi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Embriologi Lensa
Mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai sepasang alur dangkal di samping otak depan. Dengan menutupnya tabung saraf neural tube, alur-alur
ini membentuk kantong luar di otak depan, yaitu vesikula optika vesikel mata. Vesikel-vesikel ini kemudian melekat ke ektoderm permukaan dan memicu
perubahan di ektoderm yang diperlukan untuk membentuk lensa. Selama proses ini berlangsung, sel-sel ektoderm permukaan yang pada awalnya menempel
dengan vesikula optika mulai memanjang dan membentuk plakoda lentis lempeng lensa. Plakoda ini kemudian mengalami invaginasi dan berkembang
menjadi vesikula lentis vesikel lensa. Segera setelah vesikula lentis terbentuk, sel-sel dinding posterior mulai memanjang ke arah anterior dan membentuk
serabut-serabut panjang yang secara bertahap mengisi lumen vesikel. Pada akhir minggu ke-7, serabut lensa primer ini mencapai dinding anterior vesikula lentis.
Namun, pertumbuhan lensa belum selesai pada tahap ini, karena serabut-serabut lensa baru sekunder terus ditambahkan ke inti sentral tersebut Sadler, 2009.
2.2 Anatomi Lensa
Lensa merupakan struktur avaskular yang bikonveks dan hampir transparan sempurna dengan tebal sekitar 4 mm dan diameter 9 mm. Lensa
tergantung pada zonula di belakang iris yang menghubungkannya dengan corpus ciliare. Pada sebelah anterior lensa terdapat aqueous humor sedangkan pada sisi
posteriornya terdapat vitreus humor. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel sedikit lebih permeabel dibanding dinding kapiler yang akan
memungkinkan air dan elektrolit masuk. Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Nukleus dan korteks
terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang. Garis-garis persambungan suture line yang terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamelar tampak
seperti huruf ‘Y’ dengan slit lamp. Masing-masing serat lamelar mengandung inti