Gangguan kecemasan ansietas Benzodiazepine

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan kecemasan ansietas

Kecemasan atau dalam bahasa inggrisnya anxiety berasal dari bahasa latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik Trismiati, 2004. Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stress atau konflik. Hal ini bisa terjadi dimana seseorang mengalami perubagan situasi dalam hidupnya dan dituntut untuk mampu beradaptasi Salomon et al., 1974. Kecemasan akrab sekali dengan kehidupan manusia yang melukiskan kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan, dan rasa tidak tentram yang biasanya di hubungkan dengan ancaman bahaya baik dari dalam maupun dari luar individu Prawirohusodo, 1991. Ansietas atau cemas adalah salah satu dari empat kelompok besar perasaan emosional, disamping sedih, gembira dan marah Maramis, 2001. Kecemasan merupakan suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif Kaplan Saddock, 1997. Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan menganggu ketentraman individu sehingga perlu dihilangkan dengan berbagai macam penyesuaian Maramis, 2005. Gangguan kecemasan ansietas meliputi suatu kumpulan gangguan dimana kecemasan ansietas dan gejala lainnya yang terkait yang tidak rasional dialami pada suatu tingkat keparahan sehingga mengganggu aktivitaspekerjaan. Ciri-ciri khasnya yaitu perasaan cemas dan sifat menghindar Sukandar dkk., 2008.

2.2. Tingkah Laku hewan

Semua organisme memiliki tingkah laku. Tingkah lakumerupakan bentuk respon terhadap kondisi internal daneksternalnya. Suatu respon dikatakan tingkah laku bila respontersebut telah berpola, yakni memberikan respon tertentu yang Universitas Sumatera Utara samaterhadap stimulus tertentu. Tingkah laku juga dapat diartikan sebagaiaktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Mengamati tingkah laku, kita cenderung untuk menempatkan diripada organisme yang diamati, yakni dengan menganggap bahwaorganisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme Y: anthropos = manusia, yaitu interpretasitingkah laku organisme lain seperti tingkah laku manusia. Semakinkita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkantingkah laku tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu tingkahlaku hewan terjadi karena pengaruh genetis tingkah laku bawaanlahir atau innate behavior, dan karena akibat proses belajar ataupengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Hewan bertingkah laku dalam usahanya untuk beradaptasi dengan lingkungan, di mana faktor genetik dan lingkungan terlibat di dalamnya. Lingkungan sekitar mendorong hewan bertingkah laku untuk menyesuaikan diri dan bahkan terjadi pula penyesuaian hereditas. Implikasinya, jenis atau spesies hewan memengaruhi reaksi dalam beradaptasi dengan lingkungannya Curtis, 1983. Pada perkembangan ekologi tingkah laku terjadi perdebatanantara pendapat yang menyatakan bahwa tingkah laku yang terdapatpada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibathasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yangterus berlangsung. Berdasarkan berbagai hasil kajian, diketahui bahwaterjadinya suatu tingkahlaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan proses belajar, sehingga terjadi suatuperkembangan sifat.Umumnya prilaku yang muncul oleh suatu organismememiliki beberapa tujuan, yaitu : a. Untuk mencari makanan dan minum. b. Mendapat dan menjaga daerah teroterial. c. Untuk melindungi diri. d. Untuk bereproduksi demi kelangsungan hidup mereka. Dalam tubuh organisme segalabentuk masukan sensori input akan mengalami proses penyaringandalam sistem saraf. Hasilnya kemudian disampaikan sebagaiinformasi yang dapat ditunjukkan kepada penerimanya.Dua macam respon tingkah laku adalah innate nature,alami, serentak dan Universitas Sumatera Utara learnednurture, melalui proses belajar, innaterespon muncul seketika secara spontan dan konsisten terhadap suaturangsangan. Learned respon adalah respon yang munculdan mengalami perubahan seiring dengan adanya pengalaman danhasil belajar dari organisme tersebut, sehingga respon yang munculakan lebih tepat dan sesuai sesui dengan rangsangan yang ada karenasebelumnya telah dipicu dengan rangsangan yang sama dandiberikan berkali-kali Fraser Broom, 1990. Menurut Hickman et al.,2001, merekam tingkah laku hewan dapat dilakukan dengan beberapa cara,diantaranya: a. Continuous recording; yaitu pengamatan secara terusmenerus pada setiap perilaku dalam durasi tertentu 5 menit,10 menit dst. b. Behaviour sampling; yaitu pengamatan pada tingah laku khusussecara detail proses kawin, berburu, berdiri dll. c. Point sampling; yaitu pengamatan tingkah laku pada interval waktutertentu, pengataman setiap 2 jam, 3 jam dst. Perilaku hewan adalah gerak gerik hewan dan cenderung dianggap sebagai gerak atau perubahan gerak, termasuk dari bergerak menjadi tidak bergerak. Perilaku merupakan cara hewan itu berinteraksi secara dinamik dengan lingkungannya, baik dengan mahluk lain maupun dengan benda-benda Tanudimadja Kusumamihardja, 1985. Mukhtar 1986, menyatakan bahwa pola perilaku dapat dikelompokkan kedalam 9 sistem perilaku yaitu sebagai berikut : a. Perlaku ingestif , yaitu perilaku makan dan minum. b. Shelter seeking mencari perlindungan, yaitu kecenderungan mencari kondisilingkungan yang optimum dan menghindari bahaya. c. Perilaku agonistik, yaitu perilaku persaingan atau persaingan antara dua hewan sejenis, umum terjadi selama musim kawin. d. Perilaku seksual, yaitu perilaku peminangan courtship behaviour, kopulasi danhal-hal lain. e. Care giving atau epimelitik atau perilaku pemeliharaan, yaitu pemeliharaan terhadap anak maternal behaviour dan memberi bantuan kepada individu lainyang menderita tekanan succorant behaviour.Care soliciting atau et- Universitas Sumatera Utara epimelitik atau perilaku meminta dipelihara, yaitu perilakuindividu muda untuk dipelihara dan diperhatikan oleh yang dewasa. f. Perilaku eliminatif, yaitu perilaku membuang kotoran. g. Perilaku allelometik, yaitu perilaku meniru salah satu anggota kelompok untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan beberapa tahap rangsangan dan koordinasi yang berbalas-balasan. h. Perilaku investigatif, yaitu perilaku memeriksa lingkungan. Menurut Benyamin Bloom 1908, yang dikutip oleh Notoadmodjo Soekidjo 2003, perilaku dibagi dalam 3 tiga domain yaitu kognitif cognitivedomain, afektif affectivedomain dan psikomotor psychomotordomain.

2.2.1. Kognitif

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, danketerampilan berpikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,minat, motivasi, dan sikap. Ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan yang paling sederhana yaitu mengingat Pieter Lubis, 2010. Memori adalah proses penyimpanan informasi-informasi sensorik yang Penting. Memori secara fisiologis merupakan hasil dari perubahankemampuan penjalaran sinaptik dari satu neuron ke neuron berikutnya.Perubahan ini menghasilkan neuron yang terfasilitasi yang disebut jejak-jejakingatan memory traces Guyton Hall, 1997. Fungsi kognitif adalah aktivitas mental secara sadar seperti berpikir, mengingat, belajar, dan menggunakan bahasa. Fungsi kognitif juga merupakan kemampuan atensi, memori, pertimbangan, pemecahan masalah, serta kemampuan eksekutif seperti merencanakan, menilai, mengawasi, dan melakukan evaluasi Strub Black, 2000. Gangguan fungsi kognitif adalah suatu gangguan ke arah demensia yang diperlihatkan dengan adanya gangguan berhitung, bahasa, daya ingat semantik kata-kata, dan pemecahan masalah problemsolving. Gangguan fungsi kognitif untuk jangka panjang jika tidak dilakukan pananganan yang optimal akan Universitas Sumatera Utara meningkatkan resiko demensia Graves Desmond, 1986. Gangguan fungsi kognitif dapat diperbaiki oleh obat-obatan yaitu: obat nootropika seperti pirasetam, piritinol, Ginkgo biloba dan Centella asiatica sudah diteliti oleh Gupta tahun 2003 yang dapat meningkatkan fungsi kognitif dan antioksidan yang berfungsi untuk memelihara sel-sel saraf atau neuron yang rusak, contohnya Ginkgo biloba, mineral, magnesium dan kalsium. Adanya daya ingat,seseorang dapat mempelajari hal-halbaru, mengenal orang di sekitarnya, memiliki keterampilantertentu, mengingat jalan menuju ke suatu tempat, mempunyai pengetahuan yang luas, dan lain-lainKarpicke Roediger, 2007.Suatu informasi, pengalaman pribadi, maupun suatu prosedural dapat disimpan menjadi suatumemori apabila melalui 3 tahap sebagai berikut: a. Pengenalan dan registrasi informasi. Agar suatu informasi dapat dikenal, diperlukan perhatian dankonsentrasi yang cukup. Proses ini berlangsung di lobus frontal. b. Penyimpanan informasi, disebut konsolidasi. Proses ini berlangsung di hipokampus pada saat tidur. c. Pengeluaran kembali informasi yang disimpan apabila dibutuhkan. Lobus frontal berperan dalamproses ini.Daya ingat seseorang akan terganggu apabila terjadi gangguan pada salah satu proses tersebut.

2.2.2. Afektif

Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilakuyang sederhana hingga yang paling kompleks.Ranah afektif merupakan kemampuan yangmengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yangberbeda dengan penalaran.Kawasan afektif yaitukawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, sepertiperasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya Dimyanti Mudjiono, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Psikomotorik

Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsimanipulatif dan keterampilan motorikkemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Paratrainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini dengan knowledge, skill and attitude KSA. Kognitifmenekankan pada knowledge, afektif pada Attitude, dan psikomotorik pada Skill. Ranah psikomotor berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Ranah psikomotorik meliputi penguasaan terhadap kemampuan motorik halus dan kasardengan tingkat melakukan gerakan fisik sepertiberjalan, memegang, dan melakukan prosedur Nurhidayah, 2010. Koordinasi motorik adalah fungsi harmonis bagian tubuh yang melibatkan pergerakan, termasuk gerakan motorik kasar, gerakan motorik halus, dan perencanaan motorik atau motor planning. Pengaturan sikap dan keseimbangan diperoleh secara spontan dari impuls sensorik yang berasal dari vestibular, visual, muskuloskeletal proprioseptif ditambah sensasi tekan dan raba, kemudian diproses di sistem saraf pusat Tungland, 2006.

2.3. Benzodiazepine

Pada akhir 1970-an benzodiazepin menjadi yang palingumum diresepkan dari semua obat di dunia. Berbagai merk obat penenanghipnotis, ansiolitik, antikonvulsan dan relaksasi otot dikombinasikan dengan rendah. Toksisitas dan dugaan kurangnya potensi ketergantungan tampakuntuk membuat mereka obat yang ideal untuk berbagai kondisi umum. Obat-obatan yang diresepkan jangka panjang,sering selama bertahun-tahun, untuk keluhan seperti kecemasan,depresi, insomnia dan tekanan kehidupan biasa. Benzodiazepintidak diragukan lagi berkhasiat pada awalnya untuk kondisi ini, dan tampaknya tidak berbahaya, tapi ternyata memiliki efek samping Ashtonet al., 2005. Benzodiazepine tetap merupakan obat paling umum digunakan untuk penanganan keadaan-keadaan kecemasan, termasuk gangguan kecemasan umum. Alprozolam efektif pada penanganan penderita gangguan panik dan agorafobia, Universitas Sumatera Utara dan dalam hal ini lebih selektif dibandingkan terhadap benzodiazepine lainnya. Alprazolam juga dilaporkan memiliki khasiat yang mirip dengan antidepresan

Dokumen yang terkait

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

3 22 62

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 12

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 2

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 4

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

1 2 14

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

1 1 8

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 8

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 10

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 2

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 3