Anastesi dan Implantasi Transponder Adaptasi di dalam IntelliCage Tahap pembelajaran Perhitungan Dosis Tahap Pengujian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2015 hingga September 2015 di Laboratorium Ilmu Dasar Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah digital camera, transponder sebagai pendeteksi keberadaan mencit, injektor khusus trasnponder, alat handscanner transponder, PC Personal Computer, serangkaian alatIntelliCage. Bahan yang digunakan adalah mencit Mus musculus L.jantan, air, pakan mencit, obat anticemas alprazolam kemasan 1 mg, garam fisiologis 0,9, ketamin 5 ml, spuit 1 ml, dan tissue. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Persiapan hewan coba Mencit Mus musculus jantan yang berusia 5-7 minggu dengan berat badan 20-30 gram, sebanyak 12 ekor.Masukkan ke dalam IntelliCageselama dua hari untuk periode aklimatisasi habituasi dengan pemberian akses minum yang bebas dan pemberian makanan secara ad-libitum secara melimpah.

3.3.2. Anastesi dan Implantasi Transponder

Setelah dua hari periode aklimatisasi habituasi. Semua mencit diimplan dengan microtransponder. Implantasi dilakukan setelah pemberian zat anestesi ketamin 0,3 mg secara intramuskular terlebih dahulu. Transponder diinjeksikan melalui subkutan dengan injektor khusus transponder untuk sekali pemakaian pada masing-masing mencit. Proses ini berlangsung selama ± 60 menit sebelum efek anestesi hilang. Universitas Sumatera Utara

3.3.3. Adaptasi di dalam IntelliCage

Dua belas ekor mencit yang telah di implan micro-transponder di scan untuk mendapatkan nomor setiap mencit yang akan dimasukkan kedalam data pada komputer setiap micro-transponder memiliki nomor seri yang berbeda- beda guna membedakan mencit satu dengan lainnya dan setiap aktifitas mencit selama di dalam IntelliCage dapat di deteksi oleh komputer. Mencit dimasukkan kedalam IntelliCage dan beradaptasi selama 2 hari. Bebas minum kesemua sudut pada IntelliCage yang setiap sudutnya dilengkapi dengan 2 botol air minum.

3.3.4. Tahap pembelajaran

Setelah beradaptasi secara bebas di dalam IntelliCage, mencit di puasakan tidak diberikan minum selama 18 jam kemudian mencit diberikan akses ke air secara id-libitum ke-satu sudut corner pada IntelliCage. Setelah mencit masuk dan 3 detik minum didalam sudut corner, mencit akan menerima semburan angin yang disebut hukuman.Waktu pemberian minum yang diberikan hanya 6 jam yaitu sisa waktu 24 jam dikurangi 18 jam waktu puasa pada mencit proses ini disebut 1 periode. Periode ini dilakukan selama 2 hari.

3.3.5. Perhitungan Dosis

Penentuan dosis pada manusia adalah 2 mg Diquet et al., 1990. Faktor konversi untuk mencit yang beratnya ± 20 g adalah 0,0026 Paget and Barnes, 1946. Berdasarkan konversi dosis tersebut, maka diperoleh dosis alprazolam untuk mencit adalah 2mg x 0,0026 = 0,0052 mg 20 g BB.

3.3.6. Tahap Pengujian

Setelahdilakukan metode pembelajaran dilanjutkan dengan metode pengujian. Mencit yang berjumlah 12 ekor dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 4 ekor di setiap kelompoknya: a. Kelompok kontrol saline KS di cekok dengan garam fisiologis 0,9 pada hari ketiga dan kelima. Universitas Sumatera Utara b. Kelompok perlakuan alprazolam dan saline P1 di cekok dengan alprazolam pada hari ketiga dan garam fisiologis 0,9 saline pada hari ke-enam. c. kelompok salinedan alprazolam P2 di cekok dengan garam fisiologis saline 0,9 pada hari ketiga dan alprazolam pada hari ke-enam. Pencekokan hanya diberikan satu kali selama satu periode dan pemberian obat diberikan 30 menit sebelum masa puasa berakhir Safi etal., 2006. Periode ini berlangsung selama dua hari pada hari kedua hanya dilakukan pengamatan tanpa ada penambahan pemberian obat. Setiap kelompok perlakuan akan diuji dengan semburan angin yang disebut hukuman seperti metode pembelajaran sebelumnya guna untuk mendapatkan perbandingan berdasarkan parameter yang akan diuji. Berdasarkan prosedur yang telah dirancang terdapat 4 kelompok: a. Kelompok kontrol blank KB, yaitu tanpa pencekokan obat dan saline. b. Kelompok kontrol saline KS, yaitu pencekokan garam fisiologis 0,9 saline pada hari ketiga dan ke-enam. c. Kelompok perlakuan pertama P1, yaitu pencekokan alprazolam pada hari ketiga dan garam fisiologis 0,9 salinepada hari ke-enam. d. Kelompok perlakuan kedua P2, yaitu pencekokan garam fisiologis 0,9 saline pada hari ketiga, dan alprazolam pada hari ke-enam.

3.3.7. Rancangan Penelitian

Dokumen yang terkait

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

3 22 62

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 12

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 2

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 4

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

1 2 14

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

1 1 8

Efek Alprazolam Terhadap Perilaku Kognitif dan Psikomotorik pada Mencit (Mus musculus L.) dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 8

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 10

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 2

Efek Petidin Terhadap Psikomotorik dan Fungsi Kognitif pada Mencit (Mus musculus L.) Cemas dengan Menggunakan Alat Sistem Otomatis IntelliCage

0 0 3