BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1   Pendahuluan
Pada bab ini akan  menjelaskan mengenai hasil pengujian dan pembahasan penelitian uji CBR lab tanah lempung dengan campuran semen 2, 3, 4 dan
abu  gunung  vulkanik  yang  bervariasi  antara  2  sampai  14.  Penelitian  ini dilakukan di  Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas
Teknik,  Universitas  Sumatera  Utara  dengan  sampel  tanah  yang  diperoleh  dari PTPN II, Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara.
4.2   Pengujian Sifat Fisik Tanah 4.2.1  Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli
Adapun  hasil  uji  sifat  fisik  tanah  asli  ditunjukkan  pada  Tabel  4.1  berikut. Hasil-hasil pengujian sifat fisik tanah ini meliputi :
  Kadar Air   Berat Jenis
  Batas-batas Atterberg   Uji Analisa Butiran
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Data Uji Sifat Fisik Tanah
No. Pengujian
Hasil
1. Kadar air   water content
17,89 2.
Berat jenis  specific gravity 2,65
3. Batas cair  liquid limit
45,49 4.
Batas plastis  plastic limit 15,19
5. Indeks plastisitas  plasticity index
30,29 6.
Persen lolos saringan no 200 52,28
Dari data di atas, berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO dimana diperoleh data  berupa  persentase  tanah  lolos  ayakan  no.  200  sebesar  52,28,    nilai  batas
cair liquid limit sebesar 45,49, dan indeks plastis sebesar 30,29 maka sampel tanah memenuhi persyaratan minimal lolos ayakan no. 200 sebesar 36, memiliki
batas cair liquid limit ≥ 41 dan indeks plastisitas plasticity index  11, sehingga
tanah sampel dapat diklasifikasikan dalam jenis tanah A-7-6. Menurut sistem klasifikasi USCS, dimana diperoleh data berupa persentase
tanah  lolos  ayakan  no.  200  sebesar  52,28  dan  nilai  batas  cair  liquid  limit sebesar  45,49  sehingga  dilakukan  plot  pada  grafik  penentuan  klasifikasi  tanah
yaitu yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Dari hasil plot diperoleh tanah termasuk dalam  kelompok  CL  yaitu  lempung  anorganik  dengan  plastisitas  rendah  sampai
sedang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Plot grafik klasifikasi USCS
Gambar 4.2 Grafik analisa saringan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik batas cair Liquid Limit, Atterberg Limit
4.2.2  Pengujian Sifat Fisik Tanah dengan Bahan Stabilisator
Hasil pengujian sifat fisik tanah  yang telah dicampur dengan bahan semen dan  abu  gunung  vulkanik  ditunjukkan  pada  Tabel  4.2a,  4.2b,  dan  4.2c  Grafik
hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar  4.4a,  4.4b,  dan  4.4c,  hubungan  antara  nilai  batas  plastis  PL  dengan
variasi  campuran  ditunjukkan  pada  Gambar  4.5a,  4.5b,  dan  4.5c  dan  hubungan antara  nilai  indeks  plastisitas  IP  dengan  variasi  campuran  ditunjukkan  pada
Gambar 4.6a, 4.6b, dan 4.6c.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2a Data Hasil Uji Atterberg Limit dengan variasi campuran  2 PC dan  2-14 AGV
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL
PI Tanah Asli
45,49 15,19
30,30 2 Portland Cement
45,74 14,69
31,06 2 PC + 2 AGV
47,52 14,91
32,61 2 PC + 3 AGV
45,66 14,95
30,71 2 PC + 4 AGV
43,90 14,98
28,91 2 PC + 5 AGV
42,62 15,02
27,60 2 PC + 6 AGV
41,46 15,05
26,41 2 PC + 7 AGV
39,84 15,09
24,75 2 PC + 8 AGV
38,62 15,13
23,49 2 PC + 9 AGV
37,14 15,18
21,96 2 PC + 10 AGV
35,46 15,22
20,24 2 PC + 11 AGV
33,74 15,25
18,49 2 PC + 12 AGV
32,48 15,28
17,20 2 PC + 13 AGV
31,43 15,31
16,12 2 PC + 14 AGV
30,37 15,35
15,02
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2b Data Hasil Uji Atterberg Limit dengan variasi campuran  3 PC dan 2-14 AGV
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL
PI Tanah Asli
45,49 15,19
30,30 3 Portland Cement
45,56 14,72
30,84 3 PC + 2 AGV
45,16 15,05
30,11 3 PC + 3 AGV
42,19 15,10
27,09 3 PC + 4 AGV
40,71 15,43
25,28 3 PC + 5 AGV
38,83 15,61
23,22 3 PC + 6 AGV
37,29 15,85
21,44 3 PC + 7 AGV
35,77 16,15
19,62 3 PC + 8 AGV
34,55 16,37
18,18 3 PC + 9 AGV
33,61 16,74
16,87 3 PC + 10 AGV
32,63 16,96
15,67 3 PC + 11 AGV
31,75 17,22
14,53 3 PC + 12 AGV
31,08 17,32
13,76 3 PC + 13 AGV
30,46 17,41
13,06 3 PC + 14 AGV
29,81 17,62
12,19
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2c Data Hasil Uji Atterberg Limit dengan variasi campuran  4 PC dan  2-14 AGV
Sampel Batas - Batas Atterberg
LL PL
PI Tanah Asli
45,49 15,19
30,30 4 Portland Cement
45,22 14,69
30,53 4 PC + 2 AGV
42,95 15,24
27,71 4 PC + 3 AGV
41,25 15,54
25,71 4 PC + 4 AGV
37,72 16,09
21,63 4 PC + 5 AGV
36,81 16,23
20,58 4 PC + 6 AGV
34,21 16,52
17,69 4 PC + 7 AGV
32,65 17,39
15,26 4 PC + 8 AGV
32,02 17,77
14,25 4 PC + 9 AGV
31,68 18,20
13,48 4 PC + 10 AGV
30,13 18,72
11,41 4 PC + 11 AGV
29,58 19,20
10,38 4 PC + 12 AGV
29,55 19,30
10,25 4 PC + 13 AGV
29,16 19,43
9,73 4 PC + 14 AGV
29,11 19,71
9,40
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.1 Batas Cair Liquid Limit
Gambar 4.4a Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran 2 PC dan  2-14 AGV
Gambar 4.4b Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran 3 PC dan 2-14 AGV
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4c Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran 4 PC dan 2-14 AGV
Gambar 4.4a, 4.4b, dan 4.4c tersebut menunjukkan bahwa batas cair akibat penambahan  bahan  stabilisasi  semen  dan  abu  gunung  vulkanik  mengalami
penurunan. Semakin besar persentase abu gunung vulkanik, maka semakin kecil batas cairnya. Pada tanah asli batas cair mencapai 45,49 sedangkan nilai batas
cair terendah berada pada penambahan 4 semen dan abu gunung vulkanik 14 yaitu  sebesar  29,11.  Hal  tersebut  disebabkan  akibat  tanah  mengalami  proses
sementasi  oleh  semen  dan  abu  gunung  vulkanik  sehingga  tanah  menjadi  butiran yang lebih besar yang menjadikan gaya tarik menarik antar partikel dalam tanah
menurun.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2 Batas Plastis Plastic Limit
Gambar 4.5a Grafik hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran 2PC dan 2-14 AGV
Gambar 4.5b Grafik hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran 3PC dan 2-14 AGV
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5c Grafik hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran 4PC dan 2-14 AGV
Pada Gambar 4.5a, 4.5b, dan 4.5c menunjukkan terjadinya peningkatan nilai batas  plastis  akibat  penambahan  bahan  stabilisasi.  Nilai  batas  plastis  meningkat
seiring dengan pertambahan kadar abu gunung vulkanik yang ditambahkan. Untuk tanah  asli  batas  plastisnya  yaitu  15,19  dan  terus  meningkat.  Batas  plastis
tertinggi berada dicampuran 4 PC ditambah 14 AGV.
4.2.2.3 Indeks Plastisitas Plasticity Index
Gambar 4.6a Grafik hubungan antara nilai Indeks Plastisitas IP dengan variasi campuran 2PC dan 2-14AGV
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6b Grafik hubungan antara nilai Indeks Plastisitas IP dengan variasi campuran 3PC dan 2-14AGV
Gambar 4.6c Grafik hubungan antara nilai Indeks Plastisitas IP dengan variasi campuran 4PC dan 2-14AGV
Gambar  4.6a,  4.6b  dan,  4.6c  memperlihatkan  bahwa  dengan  penambahan bahan  stabilisasi  maka  nilai  indeks  plastisitas  akan  menurun.  Penurunan  nilai
indeks  plastisitas  tersebut  dapat  mengurangi  potensi  pengembangan  dan penyusutan dari tanah. Hal ini disebabkan oleh adanya proses hidrasi dari semen
Universitas Sumatera Utara
yang ditambahkan ke tanah. Proses ini memperkuat ikatan antara partikel-partikel tanah, sehingga terbentuk butiran yang lebih keras dan stabil. Terisinya pori-pori
tanah  memperkecil  terjadinya  rembesan  pada  campuran  tanah-semen  tersebut yang berdampak pada berkurangnya potensi kembang susut.
Ditambah dengan bahan stabilisasi berupa abu gunung vulkanik. Silika dan alumina dari abu gunung vulkanik bercampur dengan air membentuk pasta yang
mengikat  partikel  lempung  dan  menutupi  pori-pori  tanah.  Rongga-rongga  pori yang  dikelilingi  bahan  sementasi  yang  lebih  sulit  ditembus  air  akan  membuat
campuran  tanah-abu  gunung  vulkanik  lebih  tahan  terhadap  penyerapan  air sehingga menurunkan sifat plastisitasnya.
Dapat  dilihat  penurunan  indeks  plastisitas  dari  tanah  asli  yang  awalnya dengan  nilainya  sebesar  30,30  kemudian  penurunan  paling  jauh  pada
penambahan 4 semen dan abu gunung vulkanik sebesar 14 sebesar 9,40.
4.3   Pengujian Sifat Mekanis Tanah 4.3.1  Pengujian Pemadatan Tanah Asli Compaction