3.3 Proses Sampling
Adapun pengambilan proses sampel tanah tidak terganggu undisturbed yang diperoleh dari lapangan adalah dengan menggunakan hand bore dan untuk
sampel tanah terganggu diambil dari tanah yang berada ± 30cm dari muka tanah. Hal ini dimaksudkan agar humus dan akar-akar tanaman yang ada dapat terangkat
dan tidak terikut dalam tanah yang akan dipakai. Adapun prosedur sampling yang dilakukan adalah:
Menentukan lokasi tanah yang akan dilakukan sampel, yaitu di PT Perkebunan Nusantara II, Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Melakukan pembersihan humus dan akar-akar tanaman yakni ± 30cm dari muka tanah.
Melakukan pengambilan sampel tanah yang akan digunakan. Untuk pengujian tanah asli diambil dari contoh tanah tidak terganggu undisturbed
dan untuk pengujian tanah campuran diambil dari tanah disturbed dicampur dengan semen dan abu vulkanik.
3.4 Pekerjaan Laboratorium 3.4.1 Uji Sifat Fisik Tanah
Dalam penelitian ini pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari tanah asli yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan
untuk dapat mengetahui karakteristik serta sifat-sifat tanah yang akan diuji. Adapun pengujian-pengujian di laboratorium yang dilakukan untuk memperoleh
nilai serta sifat fisik tanah diantaranya adalah : Uji kadar air water content test
Universitas Sumatera Utara
Uji berat jenis specific gravity test Uji berat volume volume weight test
Uji batas-batas Atterberg Atterberg limit Uji analisa saringan sieve analysis
3.4.2 Uji Sifat Mekanis Tanah 3.4.2.1 Uji Proctor Standar
Peneliti dalam hal ini turut melakukan pengujian pada sampel tanah asli yang berguna untuk mengetahui sifat mekanis dari tanah tersebut. Adapun sifat
mekanis yang dilakukan pada tanah asli adalah : Uji Proctor Standar Standart Compaction test
Pengujian ini diperlukan agar mengetahui besar kadar air optimum serta mengetahui berat isi kering maksimum. Hal ini sangat diperlukan karena dalam
proses pencampuran mix design yang akan dilakukan dapat diibaratkan bahwa sampel tanah campuran dianggap memiliki kepadatan lapangan dan kadar air
lapangan seperti tanah undisturbed. Dalam proses sebelum pencampuran tanah asli dengan bahan stabilisator
perlu dilakukan pemeraman curing time. Curing time dimaksudkan agar bahan stabilisator yang telah dicampur dengan tanah dapat memberikan efek dan
bereaksi dengan tanah sampel. Pada percobaan ini digunakan pemeraman selama 14 hari.
Pembuatan benda uji dilakukan dengan cara trial error, yang dimaksud dengan membuat disturbed dengan cara mengupayakan kadar air campuran tanah,
semen dan abu vulkanik sama dengan sampel tanah asli. Hal ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
berulang-ulang sehingga didapat ukuran kadar air keduanya yang relatif sama. Jika sampel dengan kadar air yang pas sudah didapat maka dapat dilakukan
pengujian selanjutnya. Namun secara teori jika suatu tanah dicampur dengan semen maka
campuran tersebut akan mengalami absorbsi air berlebih sehingga perlunya diperhitungkan berapa penambahan air yang diperlukan pada setiap variasi
pencampuran benda uji.
3.4.2.2 Uji CBR California Bearing Ratio
Pada pengujian CBR ini merupakan pengujian CBR Rendaman soaked dan tanpa rendaman unsoaked. Tahap pengujian CBR soaked, antara lain :
Sebelum melakukan pengujian ini, terlebih dahulu dilakukan persiapan benda uji. Pada penelitian ini benda uji dipersiapkan menurut cara
pemeriksaan pemadatan standard. Siapkan contoh tanah kira-kira seberat 5 kg dan bahan campuran yang
masing-masing lolos saringan No 4. Untuk persentase campuran 2 PC + 2 AGV, 2 PC + 3 AGV, 2 PC + 4 AGV, 2 PC + 5 AGV,
2 PC + 6 AGV, 2 PC + 7 AGV, 2 PC + 8 AGV, 2 PC + 9 AGV, 2 PC + 10 AGV, 2 PC + 11 AGV, 2 PC + 12 AGV,
2 PC + 13 AGV, 2 PC + 14 AGV. 3 PC + 2 AGV, 3 PC + 3 AGV, 3 PC + 4 AGV, 3 PC + 5 AGV, 3 PC + 6 AGV,
3 PC + 7 AGV, 3 PC + 8 AGV, 3 PC + 9 AGV, 3 PC + 10 AGV, 3 PC + 11 AGV, 3 PC + 12 AGV, 3 PC + 13
AGV, 3 PC + 14 AGV, 4 PC + 2 AGV, 4 PC + 3 AGV, 4 PC + 4 AGV, 4 PC + 5 AGV, 4 PC + 6 AGV, 4 PC + 7
AGV, 4 PC + 8 AGV, 4 PC + 9 AGV, 4 PC + 10 AGV, 4 PC + 11 AGV, 4 PC + 12 AGV, 4 PC + 13 AGV, dan 4 PC +
14 AGV.
Universitas Sumatera Utara
Campur bahan tersebut dengan air sampai dengan kadar air optimum yang berasal dari pengujian pemadatan, agar air benar- benar merata maka
tanah diperam 24 jam.
Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukan piringan pemisah spacerdisc diatas keping alas dan pasang kertas saring diatasnya.
Padatkan masing-masing bahan tersebut di dalam cetakan dengan jumlah tumbukan 10, 35, dan 65 tumbukan.
Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang- lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir
kasar dengan bahan yang lebih halus. Keluarkan piringan pemisah, balikan dan pasang kembali cetakan berisi benda uji pada keping alas,
kemudian timbang. Rendam cetakan yang berisi sampel yang telah dipadatkan selama 4 x 24
jam Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit sehingga
air bebas mengalir habis. Jagalah agar selama pengeluaran air tersebut permukaan benda uji tidak terganggu
Letakan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg atau 10 lb atau sesuai dengan perkerasan.
Letakan keping pemberat untuk mencegah mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberatan selanjutnya
dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda uji. Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji
beban menunjukan beban permulaan sebesar 4,50 kg atau 10 lb. Pembebanan permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh
yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di-nol-kan.
Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan 1,27 mmmenit atau 0,05”menit. Catat pembacaan
pembebanan pada penetrasi 0,312 mm atau 0,0125”; 0,62 mm atau 0,025”; 1,25 mm atau 0,05”; 0,187 mm atau 0,075”; 2,5 mm atau 0,10”;
Universitas Sumatera Utara
3,75 mm atau 0,15”; 5 mm atau 0,20”; 7,5 mm atau 0,30”; 10 mm atau
0,40”; dan 12,5 mm atau 0,50”. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum
terjadi sebelum penetrasi 12,50 mm atau 0,50”. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan atas
benda uji minimal setebal 24,50 mm.
3.5 Analisis Data Laboratorium