PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG

10 Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan briket adalah arang kayu atau kayu yang berukuran kecil yang diperoleh dari limbah industri penggergajian atau industri perkayuan. Briket juga terbuat dari residu berkarbon, dan digunakan untuk pembakaran dan kegunaan lain yang berhubungan. Pada beberapa produk, bahan tambahan diperlukan, seperti lilin untuk menambah pembakaran, dan substansi lainnya untuk memberikan bau yang menyenangkan dan warna yang seragam. Arang dalam bentuk briket memiliki kelebihan dibandingkan dalam bentuk arang, keuntungan dari briket arang adalah sebagai berikut : 1. Memperbesar rendemen pada pembuatan arang karena arang yang diperoleh dapat dipergunakan dalam pembuatan briket arang. 2. Bentuknya seragam dan lebih padat atau memperkecil tempat penyimpanan dan transportasi. 3. Kualitas pembakaran lebih baik apabila digunakan tambahan yang sesuai. 4. Lebih menguntungkan karena pada umumnya 40 terdiri dari bahan baku arang yang nilainya lebih rendah dari arang. 5. Bahan baku tidak terikat pada satu jenis kayu, hampir segala jenis kayu dapat digunakan sebagai bahan pembuatan briket arang [21].

2.4 PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG

Proses pengarangan pirolisa adalah penguraian biomassa lysis menjadi panas pyro pada suhu lebih dari 150 o C. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku umpan, sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gasuap hasil pirolisa primer. Selama proses pengarangan dengan alur konveksi pirolisa perlu diperhatikan asap yang ditimbulkan selama proses tersebut : - Jika asap tebal dan putih, berarti bahan sedang mengering. - Jika asap tebal dan kuning, berarti pengkarbonan sedang berlangsung. Pada fase ini sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agar oksigen pada ruang pengarangan serendah-rendahnya. 11 - Jika asap semakin menipis dan berwarna biru berarti pengarangan hampir selesai kemudian drum dibalik dan proses pembakaran selesai [13]. Dalam prosespembuatan briket, bahan padatditekanuntuk membentukblokdenganbentuk dan dimensi yang telah ditentukan. Briketberbiaya rendah yang dihasilkandari limbahinimerupakansumber energi yang sangat baikuntuk menghasilkanenergi murahdan ramah terhadap lingkungan, ideal untukmenggantikanbahan bakar fosilyang digunakansekarang[22]. Beberapabiomasasedang dipelajariuntuk produksibriket.KaliyandanMorey2010 mempelajarikarakteristikdensifikasitongkol jagung [23].Oladeji2010 mengevaluasikarakterisasibahan bakarbriketdihasilkan dariresidusekambonggol jagung danpadi [4].Persiapan dankarakterisasibahan bakar biomassapadatterbuat darijerami padidandedak padidipelajariolehChou, dkk.2009 [25].Yumak, dkk.2010 yang memproduksibriketdarisodagulmaSalsola tragus untuk digunakansebagai sumber bahan bakarpedesaan [26].Produksibiobriket darirumput laut coklattang dikarbonisasi dievaluasiolehAcma, dkk. 2013 [27] danefek dari tekananpembriketanpadabriketkulit psang danlimbahpisangdi utara ThailandolehWilaipon2009[28].Di antarakeuntungan menggunakanbriket, dapat disebutkan: pengurangandeforestasi, karena substitusikayuumumnya digunakan,produksi energiyang lebih murah, pengurangandampaklingkungan yang disebabkan olehsejumlah besarlimbahdantujuannya, dan penggunaan kembalibahansisa[14]. Briket arang dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan yang memiliki nilai karbon tinggidan dengan memampatkannya pada tekanan tertentu serta memanaskan pada suhutertentu sehingga kadar airnya bisa ditekan seminimum mungkin sehingga dihasilkanbahan bakar yang memiliki densitas yang tinggi, nilai kalor yang tinggi serta asapbuangan yang minimum. Pembuatan briket arang dilakukan dengan metode langsung dalam suatukilnreaktor dengan kondisi pembakaran dan udara yang terkontrol. Biomassa sebagaibahan baku perlu dikeringkan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar air dari sekitar60 menjadi 20 . Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari di atas rak-rakkayu. Untuk memudahkan 12 pengeringan, biomassa perlu dipotong-potong terlebihdahulu.Arang hasil pembakaran digiling dengan mesin hammermill sampai halus dan selanjutnya diayak. Pencetakan arang dilakukan dengan menggunakan mesin kempa hidrolik [19]. Pembuatan briket biomassa memerlukan penambahan bahan perekat untuk meningkatkan sifat fisik dari briket. Adanya penambahan kadar perekat yang sesuai pada pembuatan briket akan meningkatkan nilai kalor briket tersebut. Jenis perekat yang digunakan pada pembuatan briket berpengaruh terhadap kerapatan, ketahanan tekan, nilai kalor bakar, kadar air, dan kadar abu. Penggunaan jenis dan kadar perekat pada pembuatan briket merupakan salah satu faktor penting dalam pembuatan briket [29]. Bahan perekat yang biasa digunakan pada pembuatan briket adalah tapioka dan tetes tebu molases. Pati starch atau amilum adalah salah satu bahan perekat yang sering digunakan dalam pembuatan briket briquetting. Pati terdiri atas sejumlah besar glukosa yang disatukan oleh ikatan glikosida yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan hijau. Pati yang baik mengandung banyak karbohidrat dan terdapat dalam berbagai makanan pokok seperti kentang, gandum, jagung, beras dan singkong [30]. Penambahan kedua jenis bahan perekat tersebut akan memberikan pengaruh terhadap sifat dan karakteristik briket yang akan dihasilkan. Adanya perbedaan struktur bangun yang berbeda antara tapioka dan molases akan mempengaruhi nilai kalor dan ketahanan dari briket itu sendiri. Disisi lain penggunaan bahan perekat dengan konsentrasi campuran yang berbeda akan memberikan gambaran terhadap sifat fisik briket yang berbeda seperti penampakan, porositas dan juga kekuatan daya bakarnya [31]. Bahan perekat yang digunakan dapat dibedakan atas 3 tiga jenis yaitu : - Perekat anorganik Termasuk dalam jenis ini adalah sodium silikat, magnesium, cement dan sulphite. Kerugian dari penggunaan bahan perekat ini adalah sifatnya yang banyak meninggalkan abu sekam pada waktu pembakaran. - Bahan perekat tumbuh-tumbuhan 13 Jumlah bahan perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan bahan perekat hydrocarbon. Kerugian yang dapat ditimbulkan adalah arang cetak yang dihasilkan kurang tahan terhadap kelembaban. - Hydrocarbon dengan berat molekul besar Bahan perekat jenis ini sering kali dipergunakan sebagai bahan perekat untuk pembuatan arang cetak ataupun batubara cetak [13].

2.5 KARAKTERISTIK BRIKET BATU BARA