PENGARUH KONSENTRASI PEREKAT TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI KALOR BRIKET

22 Gambar 3.6 Flowchart Analisa Kadar Bahan Volatil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PENGARUH KONSENTRASI PEREKAT TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI KALOR BRIKET

PELEPAH AREN Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan hubungan konsentrasi perekat tepung tapioka dan penambahan kapur terhadap nilai kalor briket pelepah aren. Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka dan Penambahan Kapur Terhadap Nilai Kalor Briket Pelepah Aren Nilai bakar atau nilai kalor merupakan nilai yang menunjukkan kandungan energi dalam bahan bakar. Nilai kalor adalah karakteristik bahan bakar biomassa yang bergantung pada komposisi kimiawi dan kadar air moisture content [33]. 5800 6000 6200 6400 6600 6800 7000 1 2 3 4 5 6 N ilai K al or k al g Konsentrasi Kapur Tapioka 0 Tapioka 10 Tapioka 20 Tapioka 30 23 Dari gambar 4.1 terlihat bahwa hubungan konsentrasi perekat tepung tapioka dan nilai kalor adalah sebanding. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya konsentrasi perekat tepung tapioka yang digunakan menyebabkan nilai kalor cenderung meningkat pada setiap konsentrasi kapur yang sama. Pada grafik tapioka 0, 10 dan 20, tampak kenaikan harga nilai kalor seiring dengan naiknya konsentrasi kapur yang digunakan. Namun pada grafik tapioka 30, harga nilai kalor justru menurun pada penambahan kapur 5. Penyimpangan ini dapat disebabkan oleh karena konsentrasi air pada perekat yang semakin tinggi. Seperti diketahui, pembuatan perekat dilakukan dengan memanaskan tapioka dan air dimana perbandingan tapioka dan air adalah 1:10 [34], sehingga untuk konsentrasi perekat 30 bb misal arang digunakan sebanyak 20 gram maka tapiokanya sebanyak 6 gram dan air sebanyak 60 ml. Sementara itu, kapur yang digunakan hanya 5 bb dari 20 gram arang yaitu sebanyak 1 gram. Akibatnya kapur ini tidak mampu banyak mengikat air dan menurunkan nilai kalor. Nilai kalor perlu diketahui dalam pembuatan briket, karena untuk mengetahui nilai panas pembakaran yang dapat dihasilkan oleh briket sebagai bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor suatu briket, maka semakin baik kualitasnya. Kualitas nilai kalor briket akan meningkat seiring dengan bertambahnya bahan perekat dalam briket tersebut [30]. Bahan perekat memiliki sifat dapat meningkatkan nilai kalor karena mengandung unsur C [35]. Menurut Kalinauskaite 2012, briket dengan penambahan kapur memiliki nilai kalor yang lebih tinggi [36].

4.2 PENGARUH KONSENTRASI PEREKAT TEPUNG TAPIOKA DAN PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP KADAR AIR BRIKET