32 samasehingga kandungan kurkumin dalam rafinat akan semakin berkurang,
hingga perolehan ekstrak tidak lagi meningkat dan akan menurun. Hasil penelitian ini sesuai dibandingkan hasil yang dilaporkan oleh
Muhiedin 2008 [7] yang melakukan penelitian pengaruh jumlah pelarut dan tahap ekstraksi ekstraksi oleoresin dari lada hitam menggunakan pelarut etanol
dimana rendemen ekstrak tertinggi terjadi pada ekstraksi 3 tahap 5,348 dibandingkan ekstraksi 2 tahap 5,194, dimana walau ada peningkatan
perolehan rendemen, peningkatannya kecil dan tidak signifikan, menunjukkan bahwa rafinat dan ekstrak hampir mencapai titik jenuh.
Dari hasil penelitian dan data literatur disimpulkan bahwa tahap ekstraksi terbaik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit adalah 2 tahap, karena lebih optimal
dan ekonomis dibandingkan dengan ekstraksi 3 tahap.
4.2.2 Pembuatan Kurva Standar Kurkumin
Kurva standar kurkumin dibuat pada panjang gelombang 425 nm Dilihat dari puncak spektrum analisa kurkumin standar. Kurva standar untuk larutan
kurkuminoid memiliki linieritas yang tinggi dan ditunjukkan dengan nilai R
2
yang hampir mendekati 1 Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik Kurva Standar Kurkumin
Pada Gambar 4.4, dari grafik kurva standar kurkumin absorbansi vs konsentrasi, diperoleh persamaan y = 0,363x + 0,021 dengan R
2
= 0.990. Dengan menggunakan persamaan tersebut maka konsentrasi kurkumin untuk setiap
percobaan dapat dihitung.
y = 0,363x + 0,0212 R² = 0,9907
0,2 0,4
0,6 0,8
1
0,000 0,500
1,000 1,500
2,000 2,500
3,000
A bs
or ban
si
Konsentrasi ppm
33
4.2.3 Analisa Kadar Kurkumin Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap Kadar Kurkumin
Pengaruh waktu ekstraksi terhadap kadar kurkumin pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut :
Gambar 4.5 Pengaruh Waktu Ekstraksi, Jumlah Tahap dan Konsentrasi Pelarut sebesar a 50 b 70 dan c 96 Terhadap Kadar Kurkumin
2 4
6 8
10 12
14 16
60 120
180
K a
d a
r K
u rku
m in
Waktu Ekstraksi Menit
a
2 Tahap 3 Tahap
2 4
6 8
10 12
14 16
60 120
180
K a
d a
r K
u rku
m in
Waktu Ekstraksi Menit
b
2 Tahap 3 Tahap
2 4
6 8
10 12
14 16
60 120
180
K a
d a
r K
u rku
m in
Waktu Ekstraksi Menit
c
2 Tahap 3 Tahap
34 Pada gambar 4.5 a,b, dan c tersebut terlihat bahwa kadar kurkumin
yang dihasilkan cenderung meningkat dengan peningkatan waktu. Semakin lama waktu ekstraksi, maka hasil yang diperoleh semakin
besar [1]. Hal ini disebabkan karena waktu kontak antara kurkumin dengan pelarutnya semakin lama. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga waktu kontak
yang diperlukan pelarut dengan bahan kunyit sudah cukup dan mencapai kondisi kesetimbangan [5].
Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa waktu ekstraksi selama 180 menit 0,0278-16 menghasilkan kadar kurkumin yang lebih tinggi
dibandingkan waktu 60 menit 0,0891-10,77 dan 120 menit 0,0831-13,47. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil yang dilaporkan oleh
Harjanti 2008 [5] yang melakukan penelitian pengaruh waktu, suhu dan ukuran partikel pada ekstraksi kurkumin dari kunyit menggunakan pelarut etanol 96,
dimana berat kurkumin terbesar titik kesetimbangan terjadi pada waktu 120 menit dibandingkan dengan waktu 20,40,60,80,100,140, dan 160 menit, dengan
besar rendemen 10. Namun, [5] hanya menggunakan ekstraksi satu tahap, sedangkan penulis menggunakan ekstraksi dua tahap dan tiga tahap.
Dari data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini, waktu ekstraksi terbaik untuk kurkumin adalah 180 menit.
Pengaruh Konsentrasi Pelarut terhadap Kadar Kurkumin
Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap kadar kurkumin pada masing- masing perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.6 pada halaman berikutnya.
Pada gambar 4.6 a,b, dan c tersebut dapat dilihat bahwa kadar kurkumin yang dihasilkan cenderung meningkat dengan peningkatan konsentrasi
pelarut. Menurut Shadmani 2004 [36] semakin tinggi konsentrasi etanol maka
pelarut yakni campuran etanol-air akan semakin bersifat kurang polar, karena etanol bersifat semi polar sedangkan air bersifat polar. Ini pada akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan pelarut dalam mengekstrak kandungan senyawa yang juga bersifat kurang polar.
35 Gambar 4.6 Pengaruh Konsentrasi Pelarut, Jumlah Tahap dan Waktu Ekstraksi
selama a 60 menit b 120 menit dan c 180 menit Terhadap Kadar Kurkumin Menurut Popuri 2013 [6] kurkumin merupakan senyawa non-polar
liposoluble yang tidak larut dalam air, tetapi cukup larut dalam pelarut organik, dan larut dengan baik dalam pelarut alkohol yang bersifat semi-polar etanol dan
2 4
6 8
10 12
14 16
50 70
96
K a
da r
K ur
kum in
Konsentrasi Etanol
a
2 Tahap 3 Tahap
2 4
6 8
10 12
14 16
50 70
96
K a
d a
r K
u rku
m in
Konsentrasi Etanol
b
2 Tahap 3 Tahap
2 4
6 8
10 12
14 16
50 70
96
K a
da r
K ur
kum in
Konsentrasi Etanol
c
2 Tahap 3 Tahap
36 metanol. Jadi semakin tinggi konsentrasi etanol maka semakin banyak kurkumin
yang larut ke dalam etanol, sehingga semakin banyak kurkumin yang teresktrak. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa konsentrasi pelarut 96
menghasilkan rendemen
ekstrak yang
lebih banyak
8,506-16,001 dibandingkan konsentrasi pelarut 50 0,028-0,593 dan 70 0,148-
15,545. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh Dong Liu
2008 [16] yang melakukan penelitian pengaruh jenis dan konsentrasi pelarut terhadap ekstraksi kurkumin dari kunyit menggunakan pelarut etanol dan aseton
dimana berat tertinggi diperoleh dari pelarut etanol 95 dan aseton murni dibandingkan pelarut etanol 0, etanol 50, etanol 70, aseton 50, dan aseton
70. Semakin tinggi konsentrasi pelarut etanol, semakin tinggi kemurniannya,
sehingga makin banyak kurkumin yang terekstrak dari kunyit. Dari data ini, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini,
konsentrasi etanol terbaik untuk mengekstrak kurmunin dari kunyit adalah 96.
Pengaruh Jumlah Tahap Ekstraksi terhadap Kadar Kurkumin
Pengaruh jumlah tahap ekstraksi terhadap kadar kurkumin pada masing- masing perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.7 pada halaman berikutnya.
Pada gambar 4.7 a,b, dan c tersebut dapat dilihat bahwa kadar kurkumin yang dihasilkan cenderung meningkat dengan peningkatan jumlah tahap
ekstraksi. Ekstraksi beberapa kali dengan pelarut yang lebih sedikit akan lebih
efektif dibanding ekstraksi satu kali dengan semua pelarut sekaligus [7]. Hal ini disebabkan karena pada setiap tahap akan terjadi kontak dengan pelarut baru yang
memberikan driving force berupa perbedaan konsentrasi dan kelarutan dalam setiap tahapnya sehingga akan selalu terjadi perpindahan solut dari padatan ke
pelarut [18]. Juga karena kandungan yang tertinggal dalam ampas sisa ekstraksi sebelumnya dapat diekstrak pada proses ekstraksi selanjutnya [7]. Dari grafik,
penambahan jumlah tahap ekstraksi berbanding lurus dengan kadar ekstrak kurkumin yang dihasilkan.
37 Gambar 4.7 Pengaruh Jumlah Tahap, Konsentrasi Pelarut dan Waktu Ekstraksi
selama a 60 menit b 120 menit dan c 180 menit Terhadap Kadar Kurkumin Pada gambar di atas terlihat bahwa ekstraksi sebanyak 3 tahap
menghasilkan kadar kurkumin yang lebih banyak 0,028-16,001 dibandingkan ekstraksi 2 tahap 0,083-15,15, tetapi perbedaannya tipis. Ini disebabkan pada
ekstraksi multitahap cross-current padatan yang digunakan pada setiap tahap
2 4
6 8
10 12
14 16
2 3
K a
da r
K ur
kum in
Tahap Ekstraksi
a
50 70
96
2 4
6 8
10 12
14 16
2 3
K a
da r
K ur
kum in
Tahap Ekstraksi
b
50 70
96
2 4
6 8
10 12
14 16
2 3
K a
da r
K ur
kum in
Tahap Ekstraksi
c
50 70
96
38 adalah padatan yang sama sehingga kandungan kurkumin dalam rafinat akan
semakin berkurang, jumlah kurkumin yang bisa diekstrak pun berkurang, hingga perolehan ekstrak tidak meningkat banyak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh Muhiedin 2008 [7] yang melakukan penelitian pengaruh jumlah pelarut dan tahap ekstraksi
ekstraksi oleoresin dari lada hitam menggunakan pelarut etanol dimana kadar ekstrak tertinggi terjadi pada ekstraksi 3 tahap 47,706, dibandingkan ekstraksi
2 tahap 47,682, yang juga hanya memiliki selisih yang tipis dan tidak signifikan.
Dari hasil penelitian dan data literatur disimpulkan bahwa tahap ekstraksi terbaik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit adalah 2 tahap, karena lebih optimal
dan ekonomis dibandingkan dengan ekstraksi 3 tahap.
4.3 PERBANDINGAN PEROLEHAN KURKUMIN