8 tertentu, maka keadaan sistem suhu dan tekanan harus diubah hingga
dicapai keseimbangan baru. Namun demikian perubahan komposisi itupun terbatas, karenanya perlu dilakukan kontak ulang bertingkat hingga
diperoleh komposisi sesuai yang diinginkan. Cara ini disebut sebagai operasi multi tahap. Ditinjau dari arah aliran masing-masing phase yang
mengadakan kontak, ekstraksi multistage dibedakan menjadi dua kategori : - Operasi multi tahap dengan aliran silang cross-current.
Skema operasi multi tahap dengan aliran cross-current ditampilkan pada Gambar 2.4 berikut :
Gambar 2.4 Skema EkstraksiCross-Current [19]. -
Operasi multi tahap multi stage dengan aliran lawan arah counter- current.
Skema operasi multi tahap dengan aliran cross-current ditampilkan pada Gambar 2.5 berikut :
Gambar 2.5Skema Ekstraksi Counter-Current [19].
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekstraksi
Menurut Prasetyo 2009 [18] hal-hal yang mempengaruhi unjuk kerja ekstraksi antara lain adalah ukuran partikel, temperatur ekstraksi, jumlah pelarut,
dan waktu ekstraksi. Pada prinsipnya ekstraksi adalah melarutkan dan menarik senyawa
denganmenggunakan pelarut yang tepat. Ada tiga tahapan proses, yaitu : 1. Penetrasi pelarut kedalam sel tanaman dan pengembangan sel
2. Disolusi pelarut ke dalam sel tanaman dan pengembangan sel
9 3. Difusi bahan yang terekstraksi ke luar sel
Proses diatas diharapkan terjadinya kesetimbangan antara linarut danpelarut. Kecepatan untuk mencapai kesetimbangan umumnya tergantung
padasuhu, pH, ukuran partikel dan gerakan partikel. Prinsip yang utama adalah yangberkaitan dengan kelarutan, yaitu senyawa polar lebih mudah larut dalam
pelarutpolar dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar [20].
Ukuran Partikel
Memperkecil ukuran padatan perlu dilakukan untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi yang baik [18]. Hal ini disebabkan pada ukuran butir semakin kecil akan
memudahkan pelarut dalam melarutkan minyak atsiri, beserta zat warna, resin, dan zat-zat lainnya seperti protein dan waxe [5].
Suhu Ekstraksi
Temperatur yang lebih tinggi viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan solutelebih besar pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.
Namun,temperatur ekstraksi tidak boleh melebihi titik didih pelarut karena akanmenyebabkan pelarut menguap. Biasanya temperatur ekstraksi yang
palingbaik adalah sedikit di bawah titik didih pelarut [18].
Pelarut
Jenis pelarut adalah faktor penting dalam ekstraksi kurkumin dari kunyit. yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah selektivitas, kemampuan
mengekstrak, toksisitas, kemudahan diuapkan, dan harga pelarut [21]. Menurut Munawaroh 2010 [22]pelarut organik untuk ekstraksi sebaiknya
memilikisifat-sifat berikut ini : a. Mampu melarutkan zat yang ingin diekstrak dengan sempurna
b. Selektif c. Volatilitasnya cukup rendah
d. Tidak terlarut dalam air e. Relatif tidak mahal
f. Tidak mudah terbakar
10 Menurut Popuri 2013 [6] pilihan pelarut untuk ekstraksi terbatas pada
beberapa pelarut dengan kemurnian tertentu karena hukum nasional dan internasional dalam memproses material makanan. Heksana, aseton, alkohol
etanol, metanol, isopropanol dan etil asetat digunakan dalam ekstraksi oleoresin dari bumbu-bumbu.
Juga ditemukan bahwa etanol merupakan pelarut yang menghasilkan ekstrak kurkumin yang paling tinggi dibandingan dengan pelarut lain, yakni aseton, etil
asetat, metanol, dan isopropanol [6], yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Hasil Kurkumin yang Diperoleh untuk Tiap Jenis Pelarut [6]
Pelarut Berat Rendemen Teresktrak gm
Aseton Etil Asetat
Etanol Metanol
Isopropanol 0,24
0,23 0,26
0,25 0,21
Dalam Dong Liu 2008 [16] dinyatakan bahwa telah dilakukan perbandingan kelarutan kurkumin di dalam etanol 95, aseton murni, dan air.
Hasilnya menunjukkan ekstrak kurkumin yang jauh lebih tinggi diberikan oleh pelarut etanol 95, lalu pelarut aseton murni, dengan air memberikan ekstrak
terendah.
Etanol
Menurut Popuri 2013 [6] etanol adalah pelarut semi polar yang mudah melarutkan senyawa non polar liposoluble seperti kurkumin. Etanol, juga aseton,
melarutkan kurkumin dengan sangat baik dibandingkan air [21]. Menurut Mulyono 2010 [23], etanol disebut juga etil alkohol. Sifat-sifat
kimia etanol antara lain mudah menguap, mudah terbakar, beradisi dengan asetilen membentuk etil vinil eter, bereaksi dengan asam organic dan asam
anorganik membentuk ester, dapat terdehidrogenasi membentuk asetaldehida [24]. Sifat fisika etanol dapat dilihat pada Tabel 2.2 :
11 Tabel 2.2 Sifat Fisika Etanol [24]
Sifat Fisika Etanol
Rumus Molekul Berat Molekul
Titik Didih Suhu Kritis
Warna C
2
H
5
OH 46,07
78,32
o
C 243,1
o
C Tidak Berwarna Jernih
2.4 PERMINTAAN KURKUMIN