Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar KBM merupakan kegiatan utama yang menentukan keberhasilan tercapainya prestasi belajar siswa. Apanila prestasi belajar siswa tidak mencapai hasil yang memuaskan bukan berarti gurulah penyebab tidak tercapainya hasil pembelajaran tersebut. Hal ini perlu dilihat dari banyak aspek yang mempengaruhi terhadap proses belajar yang diterapkan, di antaranya kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, sarana belajar dan lain sebagainya. Marsigit 1996 : 61 menyatakan, ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktik pembelajarannya sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru merupakan kunci peningkatan mutu pendidikan yang mengarah pada perubahan-perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab menciptakan suasanasuasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di kelas. Untuk menunjang kegiatan ini perlu adanya pengelolaan pembelajaran di kelas yang salah satu diantaranya pembenahan strategi pendekatan pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran keterampilan berbahasa pada dasarnya merupakan upaya peningkatan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pelaksanaannya keempat keterampilan itu seyogyanya mendapat alokasi waktu pembelajaran seimbang dalam konteks alami dan terpadu. Mengingat fungsi utama bahasa merupakan alat komunikasi maka proses pembelajaran bahasa perlupada tercapainya keteranpilan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis baik dalam pemahaman maupun keterampilan berbahasa. Lebih lanjut Tachir 1994 : 1 mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia perlu dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang dimaksud dalam kurikulum 1994 meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Hal ini 1 commit to user xviii ditegaskan lagi oleh Muslich 1994 : 30 bahwa titik berat dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah meningkatkan empat keterampilan dasar bahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan menulis sangat fungsional bagi perkembangan diri siswa dalam bermasyarakat dan bernegara. Terutama untuk keperluan melanjutkan studi untuk keperluan mencari pekerjaan. Hal ini penting karena kemampuan menulis dapat mendorong siswa untuk menemukan satu topic dan mengembangkan gagasan menjadi suatu karangan yang diperlukan dalam kehidupan mereka. Lebih jauh diterangkan bahwa dengan kegiatan menulis dapat membentuk suatu proses berpikir dan berkreasi yang berperan dalam mengolah gagasan serta menjadi alat untuk menyampaikan gagasannya itu. Hal ini dijabarkan dengan jelas dalam kurikulum 1994 sekolah dasar Dekdikbud, 1991 : 4, bahwa menulis berguna untuk : 1. Peserta didik mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis dengan jelas. 2. Peserta didik mampu mengungkapkan perasaan secara lisan dengan jelas. 3. Peserta didik mampu menuliskan informasi sesuai dengan konteks dan situasi. 4. Peserta didik mampu mengembangkan topic lingkungan. 5. Peserta didik memiliki kegemaran menulis untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan fungsi kemampuan menulis di atas, Morsy dalam Tarigan, 1984 : 4 mengatakan “ dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis merupakan cirri orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar”. Sehubungan dengan hal itu, dikatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat, meyakinkan, melaporkan dan memberitahukan serta mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakan gagasannya dengan jelas. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Pembelajaran menulis untuk siswa di sekolah dasar, dititik beratkan pada keterampilan mengungkapkan perasaan secara tertulis, menuliskan informasi commit to user xix sesuai dengan konteks dan situasi, meningkatkan kegemaran menulis, serta meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga dapat bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa salah satunya dengan bahasa tulis. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan kemampuan menulis terutama menulis deskripsi, karena dengan terampil menulis diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Oleh karena itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi berdasarkan pengalaman mereka. Kemampuan menulis deskripsi perlu ditanamkan kepada siswa di Sekolah Dasar, agar mereka mempunyai kemampuan untuk menulis dengan baik berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Menulis berpengaruh terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap suatu masalah. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting. Selain penerapan pendekatan pembelajaran, juga ditentukan oleh peranan guru dalam proses pembelajaran menulis. Kemampuan menulis deskripsi siswa tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi terus dibina dan dikembangkan untuk mendapatkan hasil tulisan yang baik dan menarik. Hal ini dapat dilaksanakan oleh guru secara aktif dan terus-menerus dengan cara mengadakan latihan-latihan dan praktik menulis deskripsi secara berkelanjutan. Saat ini pembelajaran menulis deskripsi di Sekolah Dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan. Kendala tersebut berkaitan dengan ketepatan penggunaan pendekatan serta teknik dalam pembelajaran menulis deskripsi. Permasalahan serupa juga terjadi di dalam pembelajaran menulis deskripsi siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kristen Manahan Surakarta, yang selama ini kurang menggembirakan. Peneliti menemukan beberapa permasalahan yang timbul baik dari guru maupun dari siswa. Hal ini diperoleh berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru kelas dan siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kristen Manahan Surakarta. commit to user xx Faktor yang menjadi penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis deskripsi bisa terjadi karena proses pembelajaran guru kurang inovatif. Di samping itu banyak pula siswa yang menganggap menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang sulit dan membosankan. Keterampilan berbahasa mereka belum mantap, keterampilan menulis siswa masih banyak kekurangan Henry Guntur Tarigan,1987:136. Padahal oleh pemerintah melalui lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi mewajibkan para peserta didiknya memiliki keterampilan menulis dengan baik St.Y.Slamet, 2006:49. Hal ini diketahui berdasarkan pengamatan peneliti sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis deskripsi hanya sedikit atau beberapa saja siswa yang bertanya tentang apa yang dianggap penting bagi dirinya bukan tentang substansi menulis. Ketika guru memberikan tugas menulis deskripsi tentang pengalaman pribadi ternyata hasil menulisnya kurang banyak memaparkan atau mengungkapkan pengalamannya. Padahal banyak sekali peristiwa atau pengalaman yang dialami untuk diceritakan oleh masing-masing individu itu cukup luas. Dari hasil pengamatan peneliti, guru juga tidak memberikan cara menulis deskripsi yang baik. Jadi, siswa hanya langsung disuruh menulis apa yang diketahuinya saja tanpa diberi petunjuk atau contoh. Di sini memang kreatifitas guru dan siswa sangat diperlukan dalam menulis deskripsi. Walaupun guru mencoba memberikan tugas pada siswa untuk menulis deskripsi dengan caranya masing-masing, tetapi siswa mengalami kesulitan di dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri. Hal tersebut dikarenakan selama proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis deskripsi, guru tidak memberikan contoh cara menulis deskripsi dan teknik penulisan dengan baik. Akibatnya kemampuan menulis deskripsi siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kristen Manahan Surakarta. masih belum maksimal, sementara harapan yang ingin dicapai yaitu kemampuan menulis deskripsi bisa meningkat. Berdasar kenyataan itu, peneliti berniat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran menulis dengan menerapkan pendekatan kontekstual constextual teaching and learning atau disingkat CTL. Pendekatan kontekstual merupakan commit to user xxi konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Pendekatan kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Pendekatan kontekstual bertujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen, yaitu membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan autentik. Dengan pembelajaran kontekstual, siswa dilibatkan dalam menggali materi yang dipelajari, seperti siswa diajak ke sekitar sekolah atau suatu tempat untuk melihat alam sekitar untuk ditulis dan dirangkai menjadi sebuah karangan yang indah. Pendekatan kontekstual lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan dan memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa. Hal tersebut dimungkinkan karena pendekatan kontekstual mempunyai tujuh komponen utama Depdiknas, 2003:10. Ketujuh komponen tersebut meliputi “konstruktivisme Constructivism, inkuiri Inquiry, bertanya Questioning, masyarakat belajar Learning Community, pemodelan Modeling, refleksi Reflection, dan penilaian autentik Authentic Assesment. Dengan menerapkan pendekatan kontekstual tersebut di dalam pembelajaran menulis deskripsi, diharapkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Kristen Manahan Surakarta dapat meningkat. Untuk itu diperlukan penelitian mengenai ketrampilan dari kontekstual bagi siswa. commit to user xxii

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan menulis surat pada siswa kelas iv SDN Cikarang Kota 04

0 9 0

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar

0 15 174

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IX SMP AL KAUTSAR BANDARLAMPUNG

0 10 125

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERIKEPATIHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 5 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 85

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH I SURAKARTA.

0 0 7