commit to user
xlix siswa mengerjakan LKS secara berkelompok, guru mengamati terhadap
kinerja siswa per individu dengan menggunakan pedoman lembar observasi.
d. Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual
Secara sederhana langkah-langkah penerapan kontekstual dalam pelaksanaan di kelas secara garis besar sebagai berikut :
1 Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Dalam teori konstruktivisme dijelaskan bahwa struktur pengetahuan dikembangkan
oleh otak manusia melalui dua cara; asimilasi dan akomodasi. Asimilasi artinya struktur pengetahuan baru dibangun atas dasar
pengetahuan yang sudah ada. Sementara itu, akomodasi adalah struktur pengrtahuan yang sudah ada dimodofikasi untuk menampung dan
menyesuaikan hadirnya pengalaman baru. 2 Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
Komponen inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan dari hasil menemukan sendiri.
Kegiatan inquri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a merumuskan masalah
b mengambil atau melakukan pengamatan c menganalisa dan menyajikan hasil
d mengkomunikasikan kepada pembaca 3 Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual. Tujuan bertanya adalah untuk menggali informasi,
mengkonfirmasikan yang diketahuinya, dan mengarahkan perhatian kepada aspek yang belum diketahuinya. Kegiatan bertanya dapat
diterapkan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, menemui
commit to user
l kesulitan, mengamati sesuatu. Kegiatan bertanya ini dapat dilakukan
antara sesama siswa, guru dengan siswa, siswa dengan nara sumber. 4 Ciptakan masyarakat belajar belajar dalam kelompok-kelompok
Ciri kelas berbasis masyarakat belajar adalah pembelajaran dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari
kerja sama. Kelompok belajar disarankan terdiri atas siswa yang kemampuannya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang
sudah tahu membimbing yang belum tahu, yang memiliki gagasan segera menyampaikan usulnya. Kelompok belajar bisa bervariasi, baik
jumlahnya, maupun keanggotaanya, bisa juga melibatkan siswa di kelas atasnya.
5 Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran Pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan
model atau contoh yang perlu ditiru. Anda yang merasa kurang mampu menulis dskripsi tidak perlu cemas karena guru bukan satu-satunya
yang dapat dijadikan model. Anada dapat meminta kepada teman sejawat, atau mendatangkan pihak luar. Dengan demikian andapun
dapat melaksanakan pembelajaran menulis deskripsi lewat model tadi. 6 Lakukan refleksi di akhir penemuan
Reflleksi yang dimaksud disini adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang baru
dilakukan. Refleksi juga merupakan tanggapan terhadap kegiatan yang baru dilakukan atau pengetahuan yang baru diterima. Pada akhir
pembelajaran, kita menyediakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Kegiatan refleksi diwujudkan dalam bentuk : a Pernyataan
langsung tentang semua yang diperolehnya, b Catatan di buku siswa, c kesan dan saran siswa tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan, d Berlangsung, e Diskusi, f Hasil karya.
7 Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
commit to user
li Penilaian pembelajaran berbasis kontekstual ini dilakukan dengan
mengamati siswa menggunakan bahasa, baik di dalam kelas. Kemajuan belajar juga dinilai dari proses bukan semata-mata dari
hasil. Penilaian bukan hanya oleh guru, melainkan bisa juga dari teman atau orang lain. Assesmen autentik dilaksanakan selama dan sesudah
proses pembelajaran berlangsung secara berkesinambungan dan terintegrasi. Assesmen tersebut pun dilaksanakan untuk keterampilan
performasi. Ciri kelas yang menggunakan Pendekatan kontekstual adalah 1
pengalaman nyata, 2 kerja sama saling menunjang, 3 gembira, belajar menjadi bergairah, 4 pembelajaran terintegrasi, 5 menggunakan
berbagai sumber, 6 siswa aktif dan kritis, 7 menyenangkan, tidak membosankan, 8 sharing dengan teman, dan 9 guru kreatif.
e. Hakikat Pendekatan Kontekstual