Hubungan OMSK dengan Rinitis Alergi

46 2.7.9. Komplikasi Infeksi sinus merupakan komplikasi RA yang sering terjadi. Gejalanya mencakup hidung tersumbat dan nyeri pada wajah SAMJ, 1996. RA yang berlama-lama dapat menyebabkan: infeksi sinus, telinga tersumbat, infeksi telinga, dan memburuknya gejala asma Thompson, 2011. Dapat terjadi otitis media efusi. Pada RA terjadi penyumbatan tuba Eustakius sehingga memicu proses inflamasi. Tekanan negatif telinga tengah dan adanya transudat menjadi faktor kronisitas otitis media SAMJ, 1996. Selain itu, gangguan tidur atau apnea, overbite akibat nafas melalui mulut yang berlebihan, kelainan palatum, dan disfungsi tuba Eustakius juga dapat terjadi Sheikh, 2014.

2.8. Hubungan OMSK dengan Rinitis Alergi

Gejala telinga didukung oleh Gladstone 1995 dalam Utami, 2010, yaitu dengan perubahan berupa bertambahnya sel goblet dan berkurangnya sel kolumner bersilia pada mukosa telinga tengah dan tuba auditoria sehingga produksi cairan mukoid bertambah dan efisiensi silia berkurang pada keadaan alergi. RA yang kurang terkontrol dapat berkembang menjadi otitis media, sinusitis kronis, dan hilangnya kemampuan mendengar. Orang dengan RA mengalami peningkatan sekresi pada tuba dan telinga tengah, yang dapat berperan pada terbentuknya otitis media Malavige, 2002. Alergi atau atopi adalah faktor resiko yang tinggi untuk menderita OMSK. Alergen dalam ruangan dan alergen respirasi seperti pada RA mendukung terjadinya onset OMSK. Prevalensi keadaan atopik, termasuk RA pada pasien OMSK bervariasi dari 24 hingga 89. Bukti terbaru dari biologi selular dan imunologi menjelaskan bahwa alergi merupakan penyebab obstruksi tuba Eustakius. Orang yang mengalami alergi atau kondisi atopi lebih cenderung mengalami OMSK Zhang, 2014. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada rinitis alergi, edema mukosa selain terjadi di kavum nasi juga meluas ke nasofarings dan tuba auditoria sehingga dapat mengganggu pembukaan sinus dan tuba auditoria. Utami, 2010. Universitas Sumatera Utara 47 Pada OMSK yang kebal terhadap antibiotik dan faktor mekanis dalam telinga tengah tidak dapat menerangkan sebab dari terus mengalirnya cairan dari telinga tengah, maka para ahli berpaling pada radang non infeksi yaitu alergi. Suparyadi di Semarang pada tahun 1990 dalam penelitiannya terhadap 60 orang OMSK tipe benigna mendapatkan 25,67 penderita kemungkinan mempunyai faktor alergi. Sri Harmadji di Surabaya pada tahun 1991 dengan kasus yang sama mendapatkan 33,3 dari 30 penderita kemungkinan terdapat faktor alergi Harmadji, 1993. Obstruksi hidung dan infeksi, alergi, dan keduanya termasuk dalam penyebab otitis media. Pemicunya bisa karena tuba yang lunak dengan tekanan positif nasofaring, sekresi telinga tengah, atau dengan tekanan negatif nasofaring, seperti pipa yang dicegah terbuka dan akhirnya menjadi tersumbat Fireman, 1997. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang