Pembahasan HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan diagram yang menggambarkan faktor risiko pada pasien-pasien HIVAIDS di pusyansus RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012- 2013 Gambar 5.1 Diagram prevalensi faktor risiko HIVAIDS tahun 2012-2013 RSUP H Adam Malik Medan

5.2 Pembahasan

Pada bab sebelumnya dikatakan pada survei awal penelitian pada bagian rekam medis didapati jumlah kunjungan pasien HIVAIDS di RSUP H Adam Malik Tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dari bulan januari 2012 sampai dengan bulan desember 2013 didapati 406 kunjungan pasien. Bila dibandingkan dengan prevalensi pasien yang diteliti sebagai sampel penelitian yang diambil dari pusyansus RSUP H Adam Malik Medan dengan rentang waktu yang sama dengan jumlah 1243 pasien HIVAIDS, kita dapat melihat adanya perbedaan data yang cukup terlihat antara data pasien HIVAIDS pada bagian rekam medis dan data di pusyansus RSUP H Adam Malik Medan. Hal ini tentunya menjadi suatu dilemma 1,5 80,9 2,7 4 5,4 1,7 1,5 0,1 2 0,1 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Persentase Faktor Risiko Persentase Faktor Risiko Universitas Sumatera Utara yang cukup membingungkan peneliti dalam melakukan penelitian di RSUP H Adam Malik Medan. Hal ini mungkin saja tejadi dikarenakan proses input data pasien yang melalui komputerisasi pada bagian rekam medis RSUP H Adam Malik Medan yang belum menginput data ke dalam komputer pada rekam medis. Adapun data yang terkumpul sejumlah 1243 pasien HIVAIDS bukanlah merupakan data kunjungan pasien HIVAIDS namun data tersebut merupakan total pasien yang berobat baik rawat inap maupun rawat jalan yang terdaftar pada pusyansus HIVAIDS RSUP H Adam Malik Medan. Data tersebut diambil dengan melihat rekam medis pasien HIVAIDS yang terdaftar pada pusyansus secara langsung. Menurut hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan karakteristik individu yang dilihat dari usia pasien yang tertera pada tabel 5.1 dijumpai frekuensi pasien HIVAIDS yang terbesar yaitu pada kelompok usia 31 tahun sampai dengan 40 tahun dengan jumlah 477 orang 38.4 dan pada kelompok usia 21 tahun sampai dengan usia 30 tahun dengan jumlah 463 orang 37.2. Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Linkungan Ditjen PPPL Depkes RI tahun 2012, yang mana kelompok usia yang terbanyak yang dilaporkan menderita HIVAIDS adalah pada kelompok usia 25 tahun sampai dengan usia 45 tahun dengan jumlah 15113 orang. Sedangkan pada kelompok usia kedua terbanyak yaitu pada kelompok usia 20 tahun sampai 24 tahun dengan jumlah 2964 orang. Ditjen PP dan PL, 2012 Berdasarkan hasil penelitian bila dilihat dari karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin pasien-pasien yang terdaftar pada rekam medis pusyansus HIVAIDS RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012-2013 yang dapat dilihat pada tabel 5.2 tercatat terdapat 1243 pasien penderita HIVAIDS dengan jumlah laki-laki sebanyak 820 orang 66 dan perempuan sebanyak 423 orang 33. Menurut laporan dari Ditjen PP dan PL Depkes RI tahun 2012 jumlah pasien HIVAIDS yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan Universitas Sumatera Utara dengan perempuan dengan jumlah pasien laki-laki sebesar 12193 orang dan pasien perempuan sebesar 9138 orang. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan pada 1243 pasien HIVAIDS di RSUP H Adam Malik Medan sesuai dengan laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI pada tahun 2012 yang mana didapati jumlah penderita lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini mungkin saja terjadi dikarenakan oleh beberapa sebab. Alasan mengapa kelompok jenis kelamin laki-laki lebih tinggi terjangkit HIVAIDS juga berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryawanshi, Dipak dkk. Tahun 2014 menyatakan bahwa tingginya risiko penularan terhadap kaum laki-laki khususnya pada kaum yang sering bepergian ke tempat-tempat tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Khususnya pada pria dewasa yang sudah menikah, mereka merasa jauh dari istri dan mencari kepuasan sexual di tempat ia berada. b. Konsumsi alkohol pada kaum laki-laki mendoron para laki-laki untuk melakukan hubungan sexual bebas. c. Perilaku kebiasaan sexual pria yang suka berganti-ganti pasangan baik dengan pekerja sex maupun yang lainnya. d. Kesadaran akan penggunaan kondom yang kurang pada laki-laki yang melakukan hubungan sexual bebas. Berdasarkan hasil tabulasi data faktor risiko penyebaran HIVAIDS yang dapat dilihat pada tabel 5.3 faktor risiko terbesar yang ditemukan pada sampel penelitian ini yaitu pada faktor risiko sex bebas heterosex dengan jumlah 1006 orang 80.9, disusul oleh faktor risiko penasun dengan jumlah 67 orang 5.4. Faktor risiko terkecil dapat dilihat seperti pada tabel 5.3. yaitu penggunaan pisau cukur sebanyak 1 orang 0.1 melalui pemasangan tindik sebanyak 1 orang 0.1. Menurut data Ditjen PP dan PL Dinkes RI tahun 2012 faktor risiko yang terbesar yang menjadi penyebab terjangkitnya pasien-pasien oleh virus HIV adalah heterosexual dengan jumlah orang 4421 orang dan pada peringkat kedua Universitas Sumatera Utara ditempati oleh faktor risiko penasun Pengguna Narkoba Suntik dengan jumlah 521 orang. Faktor risiko yang terkecil menurut laporan Ditjen PP dan PL Dinkes tahun 2012 adalah transfusi darah dengan jumlah 1 orang. Kedua data yang dilaporkan antara hasil penelitian ini dan data laporan Ditjen PP dan PL Dinkes tahun 2012 terlihat tidak terlalu jauh berbeda, yang mana faktor risiko yang terbanyak menyebabkan infeksi HIVAIDS adalah heterosex. Ditjen PP dan PL, 2012 Data hasil penelitian ini juga tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cardoso,s, et. all. tahun 2012 yang meneliti pasien-pasien HIVAIDS pada tahun 2006 sampai tahun 2011. Pada penelitiannya dikatakan bahwa faktor risiko yang paling tinggi menyebabkan penularan HIVAIDS adalah melalui hubungan sexual yang bebas dengan jumlah 548 pasien 91.3 dari total 600 pasien yang merupakan infeksi baru yang dianalisa pada penelitiannya. Dari hasil penelitian ini juga didapati adanya faktor risiko baru yang tidak tertulis dalam kerangka konsep penelitian pada bab sebelumnya. Adapun faktor risiko tersebut adalah pisau cukur, tattoo dan tindik. Faktor risiko pisau cukur adalah yang mana pada penggunaan pisau cukur yang secara bergantian dengan menggunakan alat cukur yang menggunakan pisau silet. Tatto adalah tindakan pemasukan tinta dibawah kulit yang memiliki nilai seni. Terjangkitnya pasien dari tattoo yaitu dengan melakukan proses penatoan yang tidak higienis dan penggunaan jarum tatto yang tidak diganti dengan kata lain secara bergantian. Tindik merupakan penusukan pada organ tubuh manusia seperti telinga, hidung, alis mata, bibir, lidah ,dan lain sebagainya, yang digunakan untuk memasukkan benda-benda yang dianggap bernilai seni seperti emas, perak dan sebagainya. Tertularnya pasien melalui tindik dikarenakan penggunaan alat tindik yang secara bergantian dan kurang higienis. Adapun hal yang mendasari terjangkitnya melalui ketiga faktor risiko ini yaitu dikarenakan kontak dengan mukosa tubuh dan juga kontak dengan darah yang terjadi akibat proses pelaksanaan dari masing-masing faktor risiko ini. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa telah terjadi pergeseran faktor risiko yang tercatat. Sebelumnya penasun pengguna narkoba suntik pada tahun 2006 merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh dalam penyebaran HIVAIDS. Tercatat faktor risiko yang tertinggi menyebabkan HIVAIDS adalah pengguna narkoba suntik Penasun 50,3, diikuti oleh sex bebas 40,3, homosex 4,2, dan perinatal 1,5 Depkes, 2006. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan terhadap 1243 sampel pasien di pusyansus RSUP H Adam Malik Medan mengenai gambaran prevalensi faktor risiko penyebaran HIVAIDS di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012 sampai dengan 2013, dapat ditarik kesimpulan berupa : 1. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada penelitian ini prevalensi HIVAIDS pada RSUP H Adam Malik sebagai rumahsakit rujukan di Kota Medan adalah sebanyak 1243 orang. 2. Proporsi penderita HIVAIDS berdasarkan demografi adalah : a. Kelompok usia yang menderita HIVAIDS terbesar adalah kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 477 orang 38.4 dan kelompok usia 21- 30 tahun dengan jumlah 463 orang 37.2 b. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita HIVAIDS sejumlah 820 orang 66 dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan sejumlah 423 orang 33. Perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan yaitu 2:1. 3. Faktor risiko yang paling banyak menyebabkan HIVAIDS adalah faktor risiko heterosexual dengan jumlah 1006 orang 80.9. 4. Faktor risiko penasun merupakan faktor risiko kedua yang menyebabkan penularan HIVAIDS dengan jumlah 67 orang 5.4. Universitas Sumatera Utara