Tabel 4.3 Lembar Data Spesimen MgB
1,90
CNT
0,10
pada Software Match
Fasa COD
Space Group
Sistem Kristal Parameter
Kisi Å Massa
Jenis gcm
3
MgB
2
96-100-0027 P6mm
m191 Hexagonal
a = 3.0850 c = 3.5230
2.62500
Mg 96-901-3060
P63mmc 194
Hexagonal a = 3.2278
c = 5.2423 1.70700
B 96-201-6172
R-3m 166 Rhombohedral
a = 10.1398 α = 63.351
2.29000
MgO 96-901-3224 Fm-3m
225 Cubic
a = 4.1330 3.79000
4.2.4 Sampel MgB
1,80
CNT
0,20
dengan penambahan CNT, x = 0,20
Gambar 4.4 Pola XRD MgB
1,80
CNT
0,20
Gambar 4.4 merupakan hasil identifikasi fasa spesimen MgB
2
dan menunjukkan bahwa sampel memiliki fasa dominan yaitu MgB
2
. Diperlihatkan MgB
2
memiliki 5 puncak yang menjadi titik acuan untuk mencari fasa yang terbentuk. 3 puncak
tertinggi MgB
2
, puncak tertinggi pertama pada 2θ 42,4963
, jarak antar bidang d = 2,12726 Å dengan FWHM 0,3582
. Puncak tertinggi kedua pada 2θ 33,6174
,
Universitas Sumatera Utara
jarak antar bidang d = 2,66597Å dengan FWHM 0,2558 dan puncak tertinggi
ketiga pada 2θ 51,4658
, jarak antar bidang d = 1,77563 Å dengan FWHM 0,2558
. Selain itu masih terdapat fasa lain dengan puncak yang ditampilkan dalam software MATCH yaitu Mg, B dan MgO. Dalam data terdapat fasa Mg
sebanyak 3 puncak.Puncak tertinggi pada 2θ 36,0007
, jarak antar bidang d = 2,49476 Å dengan FWHM 0,2047
. Dalam data terdapat fasa B sebanyak 9 puncak. Puncak tertinggi pada
2θ 24,9814 , jarak antar bidang d = 3.56452Å
dengan FWHM 0,2047 dan fasa MgO pada
2θ 43.9982 , jarak antar bidang d =
2,05807Å dengan FWHM 0,2558 . Puncak CNT tidak terdeteksi karena CNT
bersifat amorf.
Tabel 4.4 Lembar Data Spesimen MgB
1,80
CNT
0,20
pada Software Match
Fasa COD
Space Group
Sistem Kristal Parameter
Kisi Å Massa
Jenis gcm
3
MgB
2
96-100-0027 P6mm
m191 Hexagonal
a = 3.0850 c = 3.5230
2.62500
Mg 96-901-3060
P63mmc 194
Hexagonal a = 3.2278
c = 5.2423 1.70700
B 96-201-6172
R-3m 166 Rhombohedral
a = 10.1398 α = 63.351
2.29000
MgO 96-901-3224
Fm-3m 225
Cubic a = 4.1190
3.83000
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Gabungan Hasil Karakterisasi Difraktometer Sinar-X Sampel MgB
2
Dengan Penambahan CNT
Gambar 4.5 Kurva gabungan hasil XRD semua sampel
Gambar 4.5 merupakan gabungan hasil karakterisasi difraktometer sinar-X sampel MgB
2
dengan penambahan CNT. Keempat sampel menunjukkan bahwa MgB
2
merupakan fasa dominan, terlihat dari banyaknya puncak yang dimiliki oleh MgB
2
. Penambahan CNT pada sampel menyebabkan Mg dan B sulit bereaksi sehingga banyak puncak B yang dideteksi, sedangkan Mg bereaksi dengan O
membentuk fasa MgO. Fasa MgO ini juga muncul akibat proses sintering yang dilakukan pada temperatur tinggi dalam waktu yang lama, mengingat tabung yang
belum sepenuhnya berada dalam keadaan vakum. Puncak CNT tidak terdeteksi diakibatkan atom C pada CNT bersifat amorf.
4.3 Analisa Mikrostruktur Sampel MgB