Superkonduktor Tipe I Superkonduktor Tipe II Superkonduktor Suhu Rendah Superkonduktor Suhu Tinggi

menyerap fonon diakibatkan oleh gaya tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan melalu kisi tanpa hambatan.

2.3.3 Temperatur Kritis T

c Perubahan keadaan bahan dari keadaan normal ke keadaan superkonduktor dapat dianalogikan seperti pada perubahan fasa air dari keadaan cair ke keadaan padat. Perubahan keadaan ini sama-sama memiliki suhu transisi, pada keadaan superkonduktor suhu ini disebut suhu kritis Tc. Gambar 2.5 Grafik resistivitas tehadap temperatur kritis Gambar 2.5 menunjukkan kurva resistivitas terhadap temperatur kritis. Kurva ini menunjukkan ketika temperatur turun pada titik Tc onset maka material mengalami penurunan resistivitas secara drastis hingga mencapai suhu Tc yang menunjukkan resistivitas nol.

2.4 Tipe-Tipe Superkonduktor

Superkonduktor dibagi berdasarkan medan magnet dan temperatur kritis. Berdasarkan medan magnet, superkonduktor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu superkonduktor tipe I dan superkonduktor tipe II, sedangkan berdasarkan temperatur kritis, superkonduktor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu superkonduktor suhu rendah dan superkonduktor suhu tinggi.

2.4.1 Superkonduktor Tipe I

Superkonduktor tipe I berhubungan baik dengan teori BCS melalui mekanisme pasangan elektron yang disebabkan getaran kisi. Tipe I ini disebut superkoduktor Universitas Sumatera Utara lemah umumnya berupa unsur tunggal. Superkonduktor ini karakteristik resistivitas bernilai nol, dan material menjadi diamagnetik sempurna ketika di bawah medan kritisnya HHc dan sifat superkonduktivitas hilang ketika di atas medan kritisnya HHc.

2.4.2 Superkonduktor Tipe II

Superkonduktor tipe II disebut sebagai superkonduktor kuat, memiliki dua medan magnet kritis yaitu H c1 dan H c2 . Pada medan lemah HH c1 , material bersifat diamagnetik sempurna atau menyerupai superkonduktor tipe I. Pada medan H c1 H H c2 , fluks magnet mulai menembus material diberbagai titik yang disebut vorteks. Jika medan eksternal yang diberikan semakin mendekati H c2 , jumlah vorteks semakin bertambah hingga sifat superkonduktivitas hilang ketika medan melebihi H c2 . Besarnya fluks pada vorteks adalah satu kuanta fluks yakni Φ = h2e atau setara 2.067x10 -15 Weber.

2.4.3 Superkonduktor Suhu Rendah

Superkonduktor temperatur rendah merupakan superkonduktor yang memiliki temperatur kritis dibawah temperatur nitrogen cair 77 K, sehingga untuk memunculkan superkonduktvitasnya maka material tersebut menggunakan helium cair sebagai pendingin Windartun, 2008. Adapun contoh dari superkonduktor temperatur rendah adalah Hg 4,2 K, Pb 7,2 K.

2.4.4 Superkonduktor Suhu Tinggi

Superkonduktor temperatur tinggi merupakan superkonduktor yang memiliki temperatur kritis diatas temperatur nitrogen cair 77 K, sehingga untuk memunculkan superkonduktvitasnya maka material tersebut menggunakan nitrogen cair sebagai pendingin Windartun, 2008. Adapun contoh dari superkonduktor temperatur tinggi adalah Y-Ba-Cu-O 92 K. Universitas Sumatera Utara

2.5 Magnesium Deboride MgB