10 glukosa sebagai donor ikatan hidrogen pada rasio yang berbeda. Selain itu, sifat
fisik DES seperti densitas, viskositas, tegangan permukaan, indeks bias, dan pH juga diteliti untuk kemungkinan DES ini dapat digunakan sebagai pelarut baru
dalam proses kimia. Hasil penelitian ini melaporkan, DES berbasis ChCl dan glukosa dalam rasio mol berbeda telah berhasil disintesis dan ditemukan bahwa
sifat fisik DES tergantung pada rasio molar yang berbeda pada garam dan ikatan donor hidrogen penyusunnya. DES yang diperoleh juga memiliki sifat fisik yang
serupa dengan ionic liquids ILs pada umumnya, yaitu memiliki viskositas tinggi, densitas dan tegangan permukaan pada suhu kamar, sehingga dianjurkan untuk
memanaskan DES jenis ini sebelum pengolahan. Selain itu, DES ini memiliki pH yang hampir netral dengan sensitivitas yang rendah terhadap variasi suhu,
sehingga membuat DES jenis ini baik sebagai alternatif baru untuk aplikasi kimia, lingkungan dan biologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa DES
berbasis gula sebagai donor ikatan hidrogen berguna untuk pembelajaran proses scale-up maupun pengembangan aplikasi DES berbasis gula dalam berbagai
aplikasi industri.
2.4 KARAKTERISTIK DEEP EUTECTIC SOLVENT DES
Sebagai pelarut yang dihasilkan dari penggabungan suatu garam ammonium kuartener misalnya ChCl dengan donor ikatan hidrogen yang
berbeda HBD, sifat fisikokimia deep eutectic solvent DES dapat dirancang sesuai penggunaannya [5]. Oleh karena itu, evaluasi terhadap DES sebagai
generasi pelarut baru untuk berbagai aplikasi membutuhkan pengetahuan yang cukup tentang beberapa sifat utamanya, diantaranya sifat fisik, kimia, dan
termodinamika [4]. Berikut adalah beberapa sifat fisikokimia yang penting dari DES, seperti titik beku, densitas dan viskositas.
2.4.1 Titik Beku
Seperti disebutkan sebelumnya, persiapan satu langkah DES sangat cepat, mudah dan tidak memerlukan pemurnian sebelum atau sesudahnya. Cara yang
paling umum yang digunakan untuk menentukan komposisi campuran eutektik adalah differential scanning Calorimetry. Metode ini menentukan titik beku
Universitas Sumatera Utara
11 campuran garam kationikHBD sebagai komposisi DES. Istilah titik eutektik
digunakan untuk mengkarakterisasi titik leleh yang rendah dari campuran, dimana
sering jauh lebih rendah dari konstituen murninya, sehingga memungkinkan
bahwa campuran akan digunakan pada room temperature RT. Sampai saat ini, sebagian besar pelarut yang disintesis berwujud cair di bawah suhu 70
C [27]. DES dapat dibuat dengan hanya mencampur garam amonium kuaterner dengan
donor ikatan hidrogenhydrogen bond donor HBD untuk membentuk campuran eutektik. HBD membentuk kompleks sederhana dengan anion garam yang
mengarah pada pengurangan energi kisi pada sistem dan penurunan pada titik beku [36].
Salah satu contohnya adalah DES berbasis ChCl. Ketika ChCl dan urea dicampur dengan rasio molar 1: 2, diperoleh titik beku eutektik 12
C. Hal ini jauh lebih rendah dari ChCl dan urea titik leleh ChCl dan urea masing-masing 302
C dan 133
C. Penurunan titik beku yang signifikan disebabkan oleh interaksi antara komponen anion halida dan donor ikatan hidrogen urea. Dari semua
laporan tentang DES, dilaporkan bahwa titik beku DES di bawah 150 C dan
umumnya DES dengan titik beku lebih rendah dari 50 C lebih menarik karena
dapat digunakan sebagai pelarut yang murah dan aman pada berbagai bidang [5]. Selain itu, dilaporkan juga bahwa titik beku dari DES berbasis ChCl dan D-
glukosa antara 286,15 K - 291,15 K [19].
2.4.2 Densitas
Di antara sifat-sifat fisikokimia DESs densitas memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aplikasi industri [37]. Umumnya, densitas DES dapat
diukur dengan menggunakan specific gravity meter. Garam organik dan donor ikatan hidrogen penyusun DES dapat mempengaruhi densitas DES yang diperoleh
dan rasio molar penyusunnya juga sangat mempengaruhi densitas dari DES [5].
2.4.3 Viskositas Seperti kebanyakan ILs, viskositas DES merupakan masalah penting yang