53 12 Koperasi
: 2
13 Mushola :
1 14 Masjid
: 1
15 Ruang Inventaris :
1 16 Kamar mandi guru :
3 17 Kamar mandi siswa :
3 18 Laboratorium
: 6
19 Gudang Peralatan :
1 20 Pos Jaga
: 1
Pegawai edukatif guru di SMA Negeri 6 Surakarta seluruhnya berjumlah 80 orang. Status mereka adalah Pegawai Negeri Sipil PNS, Guru Kontrak
Bantu dan Guru Wiyata Bakti. Latar belakang pendidikan semua guru di SMA Negeri 6 Surakarta adalah pendidikan sarjana dari berbagai disiplin ilmu, sehingga
para guru memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup memadai dalam mencapai tujuan pendidikan.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 20092010 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan sebuah kurikulum yang benar- benar dibuat oleh sekolah yang melibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, konselor, komite sekolah dan nara sumber, sehingga dengan sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam proses
penyusunan kurikulum.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 6 Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi mengadakan identifikasi masalah atau
observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung. Observasi awal ini dilakukan peneliti pada
54 bulan Februari 2010. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Ditinjau dari segi siswa
a. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Dalam pembelajaran akuntansi sebagian besar siswa tampak kurang
memperhatikan penjelasan dari guru, kurang memberikan respon terhadap pertanyaan dan penjelasan dari guru, siswa juga mengeluh terhadap tugas
yang diberikan oleh guru, siswa tidak langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, serta
siswa kurang senang terhadap mata pelajaran akuntansi. Keadaan seperti ini kurang antusias disebabkan oleh metode mengajar guru yang kurang
tepat, guru kurang memberikan penjelasan materi sehingga siswa kurang memahami pelajaran akuntansi, guru terlalu banyak memberikan latihan
soal namun tidak disertai dengan penjelasan teori yang cukup sehingga siswa jenuh dengan kegiatan yang monoton tersebut padahal latihan soal
sebenarnya sangat diperlukan siswa agar dapat mempelajari akuntansi dengan baik. Cara mengajar guru yang kurang tepat tersebut menyebabkan
siswa menjadi kurang bersemangat atau bergairah dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
b. Siswa kurang percaya dengan kemampuan diri sendiri sehingga tidak mengerjakan soal-soal latihan.
Dalam mengerjakan soal-soal latihan tampak siswa kurang percaya diri. Hal ini terlihat dari soal-soal latihan yang diberikan guru setiap
minggunya hanya dikerjakan oleh 60 siswa. Siswa-siswa lain baru akan mengerjakan bila guru telah memberi peringatan dan kebanyakan dari
siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri, mereka hanya mengandalkan teman yang telah mengerjakan kemudian meniru hasil
pekerjaan teman tersebut. Kurangnya percaya diri siswa ini disebabkan karena metode pembelajaran guru yang kurang tepat, guru kurang
melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran, pembelajaran masih bersifat teacher centered sehingga kemampuan siswa kurang digali.
55 Metode mengajar guru yang kurang tepat tersebut akan membentuk
kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja akan sangat menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian seorang diri.
Pada kenyataannya, ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.
c. Siswa kurang aktif atau partisipatif dalam proses pembelajaran. Masalah ini hampir sama dengan poin sebelumnya. Dalam proses
pembelajaran, siswa terlihat kurang berpartisipatif. Hal ini terlihat dari siswa sangat malas mengerjakan tugas yang diberikan guru. Para siswa
perlu peringatan lebih dari satu kali untuk mengerjakan tugas mereka. Di dalam proses pembelajaran, dari pengamatan peneliti setiap kali pelajaran,
rata-rata siswa yang aktif bertanya dan memperhatikan hanya sekitar 34 saja. 30 dari siswa menunjukkan perhatian namun kadang juga membaca
buku cerita atau buku pelajaran lain. Sedangkan 36 siswa lain benar- benar tidak fokus pada pembelajaran. Kurangnya partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran disebabkan karena metode mengajar guru yang kurang tepat, guru memberikan latihan soal kepada siswa, akan tetapi guru
juga menuliskan jawaban dari soal tersebut sehingga siswa hanya mencocokkan hasil pekerjaannya dengan jawaban yang telah ditulis oleh
guru, siswa kurang diberi kesempatan untuk menyajikan hasil
pekerjaannya. Metode mengajar guru yang kurang tepat tersebut menyebabkan
siswa kurang
aktif berpartisipasi
dalam proses
pembelajaran.
2. Ditinjau dari segi guru
a. Metode yang digunakan oleh guru kurang mampu untuk meningkatkan minat, motivasi dan partisipasi siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
Pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 6 Surakarta dikatakan kurang hidup. Hal ini terlihat dari penggunaan metode pembelajaran yang
monoton dan kurang menarik sehingga menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat pembelajaran akuntansi guru
sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan
56 pendekatan secara pribadi dan dengan memotivasi serta menegur langsung
siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru
belum dapat menemukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pelajaran akuntansi.
b. Prestasi belajar
yang tercermin
dari hasil
belajar siswa
belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Prestasi belajar akuntansi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini terlihat dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi di kelas XI IPS 2 sebenarnya dapat dikatakan sudah di atas standar kelulusan minimal yaitu
65, karena dalam pengamatan yang dilakukan peneliti dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah 69,05.
Namun rata-rata tersebut masih kurang maksimal atau masih lebih rendah dibandingkan kelas yang lain, serta siswa yang mendapat nilai 65 ke atas
hanya 31 siswa dari 42 siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil. Oleh
sebab itu, guru harus menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa supaya menjadi lebih maksimal.
C. Deskripsi Hasil Penelitian