111 kurang memperhatikan apa yang mereka lakukan di belakang karena posisi guru
yang selalu di depan. Jika dilihat dari pihak siswa, kekurangan terletak pada kurang
perhatiannya sebagian kecil siswa saat guru menyampaikan materi terutama siswa yang duduk pada deretan belakang. Sebagian kecil siswa masih sering melakukan
kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran seperti mengobrol, bergurau dengan teman sebangkunya dan menggambar di buku tulis.
Dalam mengemukakan pendapatnya, siswa juga masih harus ditunjuk oleh guru terlebih dahulu bukan karena kesadaran pribadi. Namun suasana pembelajaran
berubah ketika guru memberikan penjelasan mengenai model Problem Based Learning, siswa yang semula asyik mengobrol dan bergurau menjadi lebih tenang
karena memperhatikan penjelasan guru dan siswa terlihat antusias dengan metode ini.
B. Pertemuan Kedua
Hari Tanggal : Selasa 27 April 2010
Waktu : 09.30-10.15 1 x 45 menit
Deskripsi:
Kegiatan belajar mengajar diawali dengan ucapan salam dari guru. Guru bertanya kepada siswa siapa yang pada hari ini tidak masuk untuk memastikan
jumlah siswa yang hadir dan mengikuti proses pembelajaran dan ternyata pada hari ini ada 3 siswa yang tidak masuk dan tidak ada keterangan alfa yaitu
Bintang Arif, Angga Septian, dan Dhila Nuurian. Setelah itu guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa pada kegiatan awal pembelajaran
dengan cara memberikan apersepsi, guru memberikan pertanyaan mengenai pengertian laporan laba rugi, perubahan modal, bentuk laporan laba rugi.
Keaktifan siswa sudah baik dilihat dari banyaknya siswa yang mengemukakan pendapatnya berdasarkan kesadaran sendiri, jumlah sekitar 21 siswa. Jumlah ini
meningkat bila dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.
112 Kegiatan apersepsi selesai, kemudian guru menjelaskan rencana
pembelajaran hari ini yaitu dengan model pembelajaran Problem Based Learning seperti yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan
permasalahan mengenai laporan laba rugi dan perubahan modal untuk dipecahkan secara berkelompok, kemudian guru meminta siswa untuk bergabung
dengan anggota kelompoknya masing-masing. Terjadi kekacauan karena siswa masih malas-malasan untuk beranjak dari tempat duduknya. Setelah mereka
bergabung dengan anggota kelompoknya, guru meminta mereka untuk duduk dalam posisi melingkar agar mudah berdiskusi dengan kelompoknya. Anggota
kelompok mendapat tugas sendiri-sendiri: siswa no.1 bertugas mencatat hasil pekerjaan kelompok untuk dikumpulkan, siswa no.2 bertugas mencatat hasil
pekerjaan kelompok di depan kelas pada saat presentasi, siswa no.3, 4, 5, dan 6 bertugas untuk menjelaskan hasil pekerjaan kelompok secara bergantian.
Pembagian tugas diserahkan kepada kelompok masing-masing. Diskusi berlangsung lancar meskipun awalnya masih banyak yang ramai
dan hanya beberapa siswa yang mengerjakan. Guru dan peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok begitu seterusnya sampai keadaan mulai
tertib. Dapat dilihat sebanyak 32 siswa sudah tampak begitu antusias berdiskusi dan tekun mengerjakan. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar
meskipun ada beberapa siswa yang mengerjakan masih kurang lengkap dan kurang teliti dalam pengerjaan soal. Setelah waktu 1 jam pelajaran yang
ditetapkan untuk berdiskusi berakhir, jam pelajaranpun berakhir. Sebelum guru menutup pembelajaran, guru terlebih dulu menyimpulkan
materi pembelajaran pada hari ini dan memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya adalah presentasi kelompok dan evaluasi yang berupa tes individu,
kemudian menutup pelajaran dengan salam dan meninggalkan kelas.
Refleksi:
Pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru yang berlangsung pada pertemuan pertama dan kedua, menunjukkan bahwa proses
belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Siswa terlihat aktif dan sangat antusias dengan adanya pembelajaran kelompok. Kekurangannya hanya terletak
113 pada sekelompok siswa yang kurang aktif, hal ini terlihat pada saat diskusi
kelompok mereka kurang berpartisipasi dan mengobrol dengan temannya sehingga suasana kelas menjadi agak sedikit ramai. Hal ini jelas merugikan bagi
siswa lain dalam kelompok tersebut sehingga guru perlu bertindak tegas dalam kegiatan diskusi kelompok agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar.
C. Pertemuan Ketiga