PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010
commit to user i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh:
ARINDA RETNANI ANGGAI K 7406049
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
(2)
commit to user ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
ARINDA RETNANI ANGGAI K 74 06 049
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
(3)
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Dra. Sri Witturachmi, MM NIP. 19540614 198103 2 001
Pembimbing II
Muhtar, S.Pd, M.Si NIP. 1966123 1994121 001
(4)
commit to user iv
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ...
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ...
Anggota I : Dra. Sri Witturachmi, MM ...
(5)
commit to user v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ...
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, SE, M.Si ...
Anggota I : Dra. Sri Witturachmi, MM ...
Anggota II : Muhtar, S.Pd, M.Si ...
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
(6)
commit to user vi ABSTRAK
Arinda Retnani Anggai. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret, Juli 2010.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tapel 2009/2010 melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Obyek penelitian adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah informan, tempat/lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 dan 2 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 5 x 45 menit dan 3 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide selama proses belajar mengajar yaitu sebanyak 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa (73,53%) pada siklus II. (2) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%) pada siklus II. (3) Keaktifan siswa dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II. (4) Nilai rata-rata kelas pada observasi awal adalah 72,06, meningkat menjadi 80 di siklus I dan 86,62 di siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80, sebanyak 29 siswa (85,3%) mendapat nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 86,62 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I. Sebanyak 34 siswa (100%) sudah mencapai nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan prestasi pembelajaran akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.
(7)
commit to user vii ABSTRACT
Arinda Retnani Anggai. APPLICATION OF MODEL LEARNING DIRECT INSTRUCTION (DI) AS AN EFFORT TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT LEARNING ACCOUNTING CLASS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA YEAR LESSON 2009/2010. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education.University eleven March, July 2010.
The purpose of this research is to investigate accounting students' learning achievement improvement class XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tapel 2009/2010 through the application of learning models of Direct Instruction (DI).
This study uses classroom action research approach with the cycle strategy. The subject of this study was student class XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta, amounting to 34 students. The research object is the various activities that occur in the classroom during the learning process. This research was carried out with collaboration between researchers, classroom teachers and involve student participation. Source of data used in this action research was the informant, place / location, events, documents and archives. Technique data collecting by interview, observation, testing and documentation. The procedure includes the stages of research: (1) identification of issues, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of the action, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried out in 3 and 2 meetings, allocation of time of each meeting of 5 x 45 minutes and 3 x 45 minutes.
Based on research that has been done, it can be concluded that there is increased quality of learning of accounting (both process and outcome) through the implementation of Direct Instruction learning model. This is reflected by several indicators as follows: (1) active students in asking questions or ideas during the learning process as many as 23 students (67.65%) in the first cycle to 26 students (73.53%) in cycle II. (2) The activity of the students in answering questions during the teaching and learning activities take place are 24 students (70.59%) in the first cycle to 28 students (82.35%) in cycle II. (3) The activity of the students in demonstrating the task to the front of the class of 23 students (67.65%) in the first cycle to 25 students (76.47%) in cycle II. (4) The average value of the class on preliminary observations was 72.06, rose to 80 in Cycle I and 86.62 in the second cycle. In the first cycle the average value of the class 80, by 29 students (85.3%) scored above 68 out of 80% of the planned target. In cycle II, the average value of 86.62 class so that there was an increase compared to cycle I. A total of 34 students (100%) has reached values above 68 out of 80% of the planned target. It can be concluded that with the implementation of Direct Instruction learning model to enhance learning achievement both in terms of accounting processes and results
(8)
commit to user viii MOTTO
”Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. -Q.S. Al-Mujaadilah :11-
“A good teacher is like a candle – it consumes itself to light the way for others”.
-Penulis-
"Happiness comes when we stop complaining about the troubles we have & offer thanks for all the troubles we don't have”.
-Penulis-
“Hidup bahagia adalah dimana kita bisa membagi kebahagian itu dengan orang di sekitar kita”.
(9)
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Atas berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyeleseikan karya ini. Karya ini penulis persembahkan kepada :
Ibu dan bapak yang sangat saya hormati, sayangi, dan cintai, yang selalu berkorban, menyayangi, dan mencintai anak-anaknya dengan setulus hati
Kakak dan adik yang sangat saya sayangi, yang selalu mewarnai hari-hariku
Bapak Drs. Sukirman, terimakasih atas bimbingannya selama ini
Bapak Dra. Sri Witturachmi,MM, terimakasih atas bimbingan dan kesabarannya selama ini
Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, terimakasih atas bimbingan, dorongan, dan kesabarannya selama ini
Seseorang yang aku cintai, terimakasih atas motivasi, bantuan, dan doanya
Sahabat-sahabatku tersayang, tirsa, airna, yay, agtia, ardi, teguh, riris, naftali, elphin, wahyuni, septi, lya, ditha, martha, terimakasih atas dorongan, bantuan, dan doanya
Saudara-saudaraku di wisma Nurul Fikri yang aku sayangi, dikna, rima, billa, marscha, bety, sari, vivi, prima, eka, dan yang lainnya, terimakasih atas bantuan, dorongan, dan doanya
Teman-teman seperjuangan di FKIP Akuntansi 06’
(10)
commit to user x
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Penerapan Model Pembelajaran
Direct Instruction (DI) sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Atas selesainya penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan surat ijin penyusunan skripsi guna melakukan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang telah menyetujui ijin penulisan skripsi ini.
3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Sukirman, MM, selaku Pembimbing Akademis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah selama ini.
5. Bapak Dra. Sri Witturachmi, MM, selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulisan skripsi ini, khususnya dalam hal materi skripsi
6. Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulisan skripsi ini, khususnya dalam hal tata tulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
(11)
commit to user xi
yang telah banyak memberi bekal ilmu pengetahuan, sehingga dapat menunjang selesainya skripsi ini.
8. Bapak Drs. Edi Pudiyanto, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Surakarta, terimakasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian.
9. Bapak Hariyanto, S.Pd, M.Pd selaku guru pamong yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terimakasih atas bantuan waktu, pikiran, dan tenaganya kepada penulis.
10.Segenap staf bagian Tata Usaha SMA Negeri 4 Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
11.Bapak, Ibu, Kakak, Adik, terimakasih atas kasih sayang, motivasi, dan doanya selama ini.
12.Seseorang yang saya cintai, terimakasih atas motivasi, masukan, dan doanya. 13.Sahabat-sahabatku tersayang, terimakasih atas dorongan, bantuan, dan doanya. 14.Saudara-saudaraku di wisma Nurul Fikri yang aku sayangi, terimakasih atas
bantuan, dorongan, dan doanya
15.Teman-teman seperjuangan di FKIP Akuntansi 06’
16.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Juli 2010
(12)
commit to user xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN REVISI ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Perumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ...7
1. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi ………. 7
a. Pengertian Belajar...7
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...8
c. Pengertian Prestasi Belajar ...10
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...11
e. Hakikat Akuntansi ...12
f. Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi ...14
2. Hakikat Model Pembelajaran Direct Istruction……….14
(13)
commit to user xiii
b. Langkah-langkah Model pembelajaran Direct Instruction .15 c. Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran Direct
Instruction ...20
B. Penelitian yang Relevan ...21
C. Kerangka Berfikir ...23
D. Hipotesis Tindakan...26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...27
B. Subjek dan Objek Penelitian ...28
C. Sumber Data ...28
D. Pendekatan Penelitian ………...29 E. Tehnik Pengumpulan Data ...34
F. Tehnik Analisis Data ...35
G. Prosedur Penelitian...36
H. Proses Penelitian ...37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...41
1. Riwayat Singkat ...41
2. Struktur Organisasi SMA N 4 Surakarta ...42
3. Motto, Visi, dan Misi SMA N 4 Surakarta...43
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI-S4 di SMA Negeri 4 Surakarta ... 44
C. Deskripsi Hasil Penelitian ...46
1. Siklus I ...46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ...46
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ...49
c. Observasi dan Interpretasi ...51
d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus I ...52
2. Siklus II ...54
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ...54
(14)
commit to user xiv
c. Observasi dan Interpretasi ...58
d. Analisis Refleksi Tindakan Siklus II ...60
D. Pembahasan ...63
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ...67
B. Implikasi ...68
C. Saran ...69
DAFTAR PUSTAKA ...70
(15)
commit to user xv
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Fase-fase Model Pembelajaran Direct Instruction ... 18
2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ... 26
3. Indikator Ketercapaian ... 39
4. Hasil Nilai Siswa XI IPS 4 pada Observasi Awal ... 45
5. Ketuntasan Belajar Siswa XI-S4 ... 62
(16)
commit to user xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Berfikir Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction ... 25
2. Siklus PTK Menurut Suharsimi Arikunto ... 32
3. Struktur Organisasi SMA N 4 Surakarta ... 42
4. Grafik Prestasi Belajar Siswa ... 63
(17)
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Survei Awal
a. Catatan Lapangan 1 ... 72
b. Daftar Nama Siswa XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta ... 74
2. Data Sebelum Tindakan a. Pedoman Wawancara Guru (Pra Tindakan) ... 75
b. Pedoman Wawancara Siswa (Pra Tindakan) ... 76
c. Catatan Lapangan 2 ... 77
d. Catatan Lapangan 3 ... 79
e. Catatan Lapangan 4 ... 80
f. Catatan Lapangan 5 ... 81
g. Catatan Lapangan 6 ... 82
h. Hasil Nilai Siswa (Observasi Awal) ... 84
3. Siklus I a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 85
b. Materi Pelajaran ... 90
c. Latihan 1 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ... 102
d. Jawaban Latihan 1 ... 103
e. Latihan 2 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ... 104
f. Jawaban Latihan 2 ... 105
g. Lembaran Test (Evaluasi) Siklus I ... 106
h. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 114
i. Catatan lapangan 7 ... 116
j. Hasil Nilai Siswa (Siklus I) ... 121
k. Lembar Observasi Keaktifan (Siklus I) ... 122
4. Siklus II a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 124
b. Latihan 3 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ... 128
(18)
commit to user xviii
d. Latihan 4 Jurnal Umum Perusahaan Dagang ... 130
e. Jawaban Latihan 4 ... 131
f. Lembaran Test (Evaluasi) Siklus II ... 132
g. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 136
h. Catatan Lapangan 8 ... 140
i. Hasil Nilai Siswa (Siklus II) ... 144
j. Lembar Observasi keaktifan (Siklus II) ... 145
5. Data Setelah Tindakan a. Pedoman Wawancara Guru (Setelah Tindakan) ... 147
b. Pedoman Wawancara Siswa (Setelah Tindakan) ... 148
c. Catatan Lapangan 9 ... 149
d. Catatan Lapangan 10 ... 151
e. Catatan Lapangan 11 ... 152
f. Catatan Lapangan 12 ... 153
g. Catatan Lapangan 13 ... 154
h. Hasil Nilai Siswa ... 156
(19)
commit to user BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya, pendidikan nasional kita mengarah pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya tercermin dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dapat memberikan sumbangan terhadap terlaksananya program-program pembangunan yang telah direncanakan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Orang yang berpendidikan akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, karena dengan modal ilmu pengetahuan yang diperolehnya melalui proses pendidikan ia akan mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya. Dengan pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi tantangan diberbagai bidang kehidupan serta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi sekarang ini.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal (1) menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Dari waktu ke waktu, kebudayaan masyarakat sendiri semakin berkembang. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan agar anggota masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
(20)
commit to user
Pendidikan nasional di Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa dan berdasarkan pada Pancasila serta UUD 1945. Tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya menjadi warga masyarakat yang maju serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Pembangunan di bidang pendidikan merupakan strategi dan wahana yang sangat baik di dalam pembinaaan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan adanya partisipasi dari semua warga negara. Bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan pada khususnya. Pendidikan sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas SDM. Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dalam Peningkatan kualitas. SDM dinyatakan berhasil apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 ayat (1) menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Untuk meningkatkan kualitas SDM maka diperlukan pendidikan, yang meliputi pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMA/SMK/MA), dan perguruan tinggi.
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu SMA yang difavoritkan oleh masyarakat Surakarta. Dari tahun ke tahun, SMA ini menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. SMA ini semakin menunjukkan prestasi yang kian membanggakan baik dalam hal akademik maupun non akademik (organisasi). Akuntansi merupakan salah satu
(21)
commit to user
mata pelajaran yang dipelajari siswa jika mengambil jurusan IPS. Akuntansi mengkaji suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang sangat mendalam dan prosesnya secara bertahap dari materi ke materi berikutnya. Siswa akan dihadapkan pada kasus-kasus yang membutuhkan pemahaman tentang prosedur penyelesaian yang panjang, dan perhitungan yang kompleks, yang semua itu tidak akan cukup bila dipelajari dengan cara menghafal. Oleh karena itu siswa perlu diberikan dasar-dasar yang kuat mengenai materi akuntansi secara bertahap.
Muhibinsyah (2003: 10) menyatakan bahwa “Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”. Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila ada keberanian untuk mencari metode serta membangun paradigma baru. Suatu metode yang telah terbukti mampu mendatangkan hasil baik pada masa lampau belum tentu akan membawa hasil yang sama jika diterapkan di masa kini dan mendatang. Dalam pembelajaran akuntansi diperlukan adanya model pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan dengan lebih optimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis melalui ulangan harian akuntansi materi jurnal umum dapat diketahui bahwa hasil ulangan harian siswa belum optimal. Masih ada beberapa anak yang belum memenuhi tingkat ketuntasan minimal belajar yaiu 68 dan juga rata-rata nilai ulangan harian siswa masih kurang optimal. Pembelajaran akuntansi di SMA N 4 Surakarta ini masih menggunakan model konvensional yaitu metode ceramah. Pada dasarnya metode ceramah bisa diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, namun penggunaan metode ini mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa karena guru lebih mendominasi dalam pembelajaran akuntansi serta mengakibatkan siswa kurang tertarik dan merasa bosan sehingga meremehkan guru dengan ramai sendiri bersama teman sebangkunya.
(22)
commit to user
Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, para pendidik disamping menguasai bahan atau materi ajar juga perlu mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut. Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi ajar tidak selalu dikarenakan ia kurang menguasai bahan, tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara meyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan juga mengasikkan. Agar peserta didik dapat belajar dengan suasana menyenangkan dan mengasikkan, maka pendidik perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan tehnik-tehnik pembelajaran dengan memahami teori-teori belajar dan tehnik-tehnik mengajar yang baik dan tepat. Oleh karena itu peneliti ingin memberikan solusi dengan menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran direct instruction.
Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto (2009: 41), model direct instruction adalah salah satu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tetang sesuatu yang dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Keunggulan terpenting dari metode direct instruction adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem manajemen waktu, dan atmosfir akademik yang baik. Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan dan penyeleseian tugas akademik. Menurut beberapa ahli (Fisher, Berliber, Filby, Marliave, Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985), fokus yang kuat terhadap masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dan kemudian menghasilkan dan memajukan prestasi mereka.
(23)
commit to user
Berbeda dengan metode pembelajaran konvensional dimana guru hanya memberikan materi secara umum tanpa memperhatikan pengetahuan deklaratif maupun presedural, guru tidak memberikan feedback kepada siswa sehingga hanya mengetahui tingkat keberhasilan siswa dari nilai akhir saja tanpa memperhatikan proses belajar siswa. Sedangkan pada model pembelajaran direct instruction, guru mempersiapkan siswa dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari, melakukan presentasi dan demonstrasi, memberikan latihan terbimbing, mengevaluasi pemahaman siswa, kemudian guru memberikan kesempatan latihan mandiri kepada siswa. Model ini cocok diterapkan pada mata pelajaran akuntansi karena mata pelajaran ini menuntut siswa untuk dapat memiliki ketrampilan, yang mana ketrampilan tersebut dapat dilatih setahap demi setahap.
Hal inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di SMA N 4 Surakarta dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Direct
Instruction (DI) Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah penggunaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 melalui penerapan model pembelajaran Direct Instruction (DI).
(24)
commit to user D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan khusunya dalam bidang pedidikan mengenai penggunaan model Direct Instruction (DI) guna mengoptimalkan prestasi belajar dan sebagai bahan pertimbangan penelitian di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi.
2) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran akuntansi yang disampaikan oleh guru guna mencapai prestasi belajar yang optimal.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru dalam memilih menentukan model pembelajaran Direct Instruction (DI) sebagai model yang tepat digunakan guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa khususnya di bidang akuntansi. d. Bagi Peneliti
1) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima peneliti dari perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi.
2) Membekali peneliti sebagai calon guru untuk dapat menentukan model pembelajaran yang tepat.
(25)
commit to user BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Muhibbin Syah (2005: 63) berpendapat bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkuangan keluarganya sendiri.
Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk Tuhan lainnya. Gagne (1970) berpendapat bahwa “ Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja”. Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi tadi.
Sedangkan menurut Hilgard dan Bower yang dikuti dari Syaiful Sagala (2007: 51), “Balajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan yang merupakan hasil proses pembelajaran bukan disebabkan oleh adanya proses pendewasaan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Edward Thorndike yang dikutip dari Syaifu Sagala (2007: 51) yang menyatakan bahwa “Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai
(26)
commit to user
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami siswa sendiri”.
Slameto (1995: 2) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat ini dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan seseorang umtuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang merupakan hasil dari pengelaman selam berinteraksi dengan lingkungan yaitu melalui proses yang disebut belajar.
Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dilakukan dengan usaha yang disengaja. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan dilihat dari perubahan sifat-sifat fisik misalny tinggi dan berat badan, kekuatan fisik misalnya untuk mengangkat, hal ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya member kesempatan kepada manusi untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti berpikir, merasa, memecahkan masalah, mengingat, dan lain-lainnya, perubahan ini termasuk belajar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2005: 144), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi 3 macam:
1) Faktor Internal Siswa
Faktor internal siswa meliputi dua aspek: a) Aspek Fisiologis
Aspek Fisiologis meliputi kondisis umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
(27)
commit to user b) Aspek Psikologis
Termasuk faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang lebih esensial antara lain: (1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, (2). Sikap, (3). Bakat, (4). Minat, (5). Motivasi.
2) Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal terdiri dari dua macam: a) Faktor Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial siswa, masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan dilingkungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat yang serba kumuh dan kekurangan, dan anak-anak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya akan membei dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasilnya.
b) Faktor Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar dapat diartikan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam emnunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 787) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
(28)
commit to user
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.
Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir penyajian materi satuan pelajaran akuntansi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dengan cara memberikan soal-soal objektif pada siswa serta tingkat keaktfan siswa.
Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbinsyah (2005: 195) “Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.
Muhibbin syah (2005: 199) menyatakan “berbagai macam evaluasi mulai yang sederhana sampai yang paling komplek, yaitu : pre-test dan post test evaluasi presyarat, evaluasi diagnostic, evaluasi formatif, evaluasi sumatif”. Berdasarkan pernyataan tersebut, macam-macam evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pre-test dan Post test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan menyajikan materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yangtelah diajarkan.
(29)
commit to user 2) Evaluasi Prasyarat
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.
3) Evaluasi Formatif
Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunkan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remidilal (perbaikan).
4) Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni utnuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
5) Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
6) Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu:
(30)
commit to user 1) Faktor internal terdiri dari dua macam:
a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
b) Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:
(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
c) Faktor budaya seperti adat istiadat, Faktor kematangan fisik maupun psikis
2) Yang tergolong faktor eksternal ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas:
(1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok
b) Ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
e. Hakikat Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SMA kelas XI jurusan IPS. Mata pelajaran ini diajarkan untuk memberikan pengetahuan awal kepada siswa tentang akuntansi yang dapat digunakan sebagai bekal untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.
(31)
commit to user
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accounting) “Akuntansi adalah merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya”.
1) Fungsi dan Tujuan
a) Fungsi mata pelajaran Akuntansi
Fungsi mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan (SAK).
b) Tujuan mata pelajaran Akuntansi
Tujuan mata pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah membekali tamatan SMK dan MA dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.
2) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akuntansi di SMK dan MA
Ruang lingkup mata pelajaran Akuntansi dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran Akuntansi di SMK dan MA adalah:
a) Akuntansi dan sistem informasi b) Dasar hukum pelaksanaan Akuntansi c) Struktur dasar Akuntansi
d) Siklus akuntansi perusahaan jasa e) Siklus Akuntansi perusahaan dagang f) Siklus Akuntansi koperasi
(32)
commit to user h) Metode kuantitatif
f. Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi
Prestasi mata pelajaran Akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Akuntansi dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Hakikat Model Pembelajaran Direct Instruction a. Pengertian Model Pembelajaran Direct Instruction
Joyce & Weil (2009) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Direct instruction atau pengajaran langsung dikenal dengan sebutan active teaching, penyebutan tersebut mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas, dengan berfokus pada produksi hasil pembelajaran dengan menerapkan pemodelan ketrampilan dan perilaku serta pemodelan berfikir.
Menurut Arends yang dikutip oleh Trianto (2009: 41) mengatakan bahwa ”Direct instruction (pengajaran langsung) adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”.
Sedangkan menurut Joice,Weil, Calhaun (2000: 339): ”The term direct instruction has been used by researchers to refer to a pattern of
teaching that consist of the teacher’s explaining a new concept or skill to a
large group of students, having them test their understanding by practicing under tacher direction (that is, controlled practice), and encouraging them to
(33)
commit to user
continue to practice under teacher guidance (guided practice)”. Uraian tersebut menjelaskan bahwa model pengajaran langsung telah digunakan untuk menjelaskan suatu konsep atau kemampuan baru kepada kelompok besar siswa, memberikan ujian mengenai pemahaman materi dengan berlatih dibawah bimbingan guru (latihan terbimbing/terkontrol) dan mendorong mereka melanjutkan latihan dibawah pengawasan guru (latihan terbimbing).
Menurut Joice,Weil, Calhaun (2000: 338) model pembelajaan direct instruction memiliki fokus utama antara lain:
1) Menitik beratkan pada prestasi belajar yang tinggi (the most prominent features are an academic focus)
2) Adanya arahan dan bimbingan guru yang besar (a high degree of teacher direction and control)
3) Adanya harapan yang besar untuk kemajuan siswa (high expectations for pupil progress)
4) Adanya sistem pengelolaan waktu yang baik (a system for managing time) 5) Suasana lingkungan yang alami (atmosphere of relatively neutral affect) b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Direct Instruction
Direct instruction merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center). Menurut Arends yang dikutip oleh Kardi dan Nur (2000: 27) Direct instruction memiliki 5 fase atau tahap pembelajaran, yaitu: “estlabishing set, demonstrating, guided practice, feedback, dan extended practice”. Menurut Kardi dan Nur (2000: 27) uraian lengkap dari pengembangan kelima fase tersebut, yaitu:
1) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
Tujuannya yaitu untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari, serta untuk memotivasi mereka agar berperan serta dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan guru melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara
(34)
commit to user
menuliskannya dipapan tulis yang berisi tahap-tahap dan isinya serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.
2) Presentasi dan demonstrasi
Kunci keberhasilan dalam model pembelajaran direct instruction ialah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif. Direct instruction berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari mengamati orang lain. Agar dapat mendemontrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan baik, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan dan berlatih melakukan demostrasi untuk menguasai komponen-komponennya.
3) Memberikan latihan terbimbing
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi yang baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan antara lain:
a) Menugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna
b) Memberikan pelatihan kepada siswa sampai benar-benar menguasai konsep atau keterampilan yang dipelajari
c) Memberikan kelebihan dan kekurangan pada seluruh latihan serta menyelesaikan latihan pada tingkat awal.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik, misalnya secara lisan, tes dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik yang spesifik, siswa tidak mungkin dapat memperbaiki kekurangannya dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan ketrampilan yang mantap. Menyediakan umpan balik yang efektif dapat ditempuh dengan cara: a) Menyediakan umpan balik sesegera mungkin
b) Memberikan umpan balik yang spesifik
(35)
commit to user
d) Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa e) Memberikan pujian dan umpanbalik pada kinerja yang benar
f) Apabila memberi umpan balik negatif, guru perlu menunjukkan bagaimana tampilan yang benar
g) Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil
h) Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri
5) Memberikan kesempatan latihan mandiri
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri, kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan dirumah atau diluar jam pelajaran.
Menurut Daniel Muijs dan David Reynold yang dikutip oleh Agus Suprijono (2009: 50), langkah-langkah yang dilakukan pada tiap fase dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
(36)
commit to user
Tabel 1. Fase-Fase Model Pembelajaran Direct Instruction
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 : Estabilishing Set
Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Fase 2 : Demonstrating
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Fase 3 : Guided Practice Membimbing pelatihan Fase 4 : Feed back
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Fase 5 : Extended Practice Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar
Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, menyajikan informasi tahap demi tahap
Merencanakan dan memberi pelatihan awal
Mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
(Sumber: Agus Suprijono, 2009: 50)
Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail seperti berikut:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Menjelaskan tujuan para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu.
(37)
commit to user
2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif.
3) Memberikan latihan terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/ keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan. 4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadang-kadang disebut umpan balik. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa.
5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti model pembelajaran direct instruction adalah sebagai berikut:
1) Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif, kemudian memberikan materi yang akan dibahas dengan didahului pemberian apersepsi yang menyangkut materi sebelumnya agar diingat kembali oleh siswa.
2) Guru menjelaskan materi lanjutan dari materi sebelumnya secara sistematis dan mendalam.
3) Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan memberi kesempatan siswa untuk memahami materi yang telah diberikan.
(38)
commit to user
4) Guru memberikan latihan terbimbing kepada siswa kemudian membahas jawaban dari latihan yang sudah diberikan. Sehingga terjadi interaksi aktif antara siswa dengan guru.
5) Dalam latihan terbimbing, siswa diarahkan untuk mengerti dan dapat memahami serta menganalisis permasalahan yang ada. Dari permasalahan tersebut, siswa diberi kesempatan untuk megemukakan pendapatnya dan bertanya, kemudian guru memberikan soal latihan untuk dipecahkan oleh siswa secara individu ataupun kelompok.
6) Siswa diberi latihan mandiri dari materi yang telah diberikan kemudian dipresentasikan di depan kelas. Dalam presentasi tersebut, pikiran siswa akan terangsang untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankan hasil pekerjaannya. Dalam proses ini, guru bertindak sebagai fasilitator jalannya presentasi. Dalam fase ini, akan terjadi interaksi aktif antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
7) Guru memberikan tugas rumah yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
8) Penilaian terhadap pembelajaran ini yaitu penilaian terhadap hasil.
9) Melalui pembelajaran ini diharapkan kontribusi pelaksanaan pembelajaran akan meningkat sehingga prestasi belajar akuntansi akan meningkat. c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Direct Instruction
Menurut Yuli Sulisnayanti (2009: 47) model pembelajaran direct instruction memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain:
1) Kelebihannya model pembelajaran direct instruction, yaitu:
a) Guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b) Melalui model direct instruction selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, siswa juga bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
(39)
commit to user
c) Siswa dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran dengan diberikannya waktu untuk latihan mandiri dan diskusi serta kegiatan pendemonstrasian siswa itu sendiri.
d) Model ini dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2) Di samping memiliki kelebihan, model direct instruction juga memiliki bebarapa kelemahan, diantaranya:
a) Model ini hanya mungkin dapat dilakukan untuk mata pelajaran tertentu dan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama agar semua siswa dapat berpartisipasi selama proses pembelajaran.
b) Model ini tidak mungkin bisa mengatasi perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, hubungan sosialisasi, dan lain sebagainya.
c) Keberhasilan penerapan model ini sangat terbatas oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menanamkan konsep materi kepada siswa
d) Oleh karena gaya komunikasi kadang lebih banyak terjadi secara satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi menjadi sangat terbatas.
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran direct instruction antara lain:
1. Fatimah Ratnasari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai Diskusi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Laju Reaksi Siswa Kelas XI SMAN I Colomadu”. Hasil penelitian menunjukkan sikap positif siswa selama pembelajaran ditunjukkan dengan sering mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru/ siswa (97.55%), sering membaca buku/ LKS (99.18%), sering melaksanakan tugas kelompok (100%), sering menulis sesuai dengan proses belajar mengajar (100%). Sedangkan respon siswa terhadap model pembelajaran yang
(40)
commit to user
dilakukan guru secara umum 61.42% siswa menyatakan setuju. Pembelajaran direct instruction disertai diskusi dapat meningkatkan pemahaman konsep kimia pada materi pokok laju reaksi. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan rata-rata nilai siswa dari tes awal (1.83), tes siklus I (4.99), dan tes siklus II (7.03).
2. Yuli Sulisnayanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di Kelas X AK 2 SMK Negeri 3 Surakarta Melalui Penerapan Metode Direct Instruction Tahun Diklat 2008/2009”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil) melalui penerapan metode pembelajaran Direct Instruction. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam apersepsi menunjukkan peningkatan dari 48.7 % atau 19 siswa menjadi 87 % atau 34 siswa. (2) Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan mereka sebanyak 18 siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 32 siswa, (3) Dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 33 siswa. (4) Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 59.5% atau 22 siswa menjadi 86,8% atau 33 siswa.
3. Aijaz Ahmed (The Turkish Online Journal of Educational Technology – April 2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Direct Instruction And Appropriate Intervention For Children With Learning Problems”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa direct instruction dapat mengembangkan prestasi belajar mereka. The result of the delayed post-treatment test still shows that experimental group performed statistically better than the comparison group as a result of the treatment. The result of Post Hoc test shows that the experimental group improved learning rate were 0.75, 0.86 and 0.77 respectively in maths, reading and social studies. This improved learning rate is important educationally for children with learning problems.
(41)
commit to user C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan peneliti dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
Konsep-konsep dalam Akuntansi itu tersusun mulai dari yang mendasar atau mudah sampai pada yang paling sukar. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang sangat mendalam dan prosesnya secara bertahap dari materi ke materi berikutnya. Siswa akan dihadapkan pada kasus-kasus yang membutuhkan pemahaman tentang prosedur penyelesaian yang panjang, dan perhitungan yang kompleks, yang semua itu tidak akan cukup bila dipelajari dengan cara menghafal. Oleh karena itu siswa perlu diberikan dasar-dasar yang kuat mengenai materi akuntansi secara bertahap.
Pembelajaran akuntansi kebanyakan masih menggunakan model konvensional seperti metode ceramah. Metode ini sebenarnya bisa diterapkan dalam pembelajaran, namun metode ini kurang memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model konvensional masih didominasi oleh guru sehingga akses siswa untuk berkembang dan aktif dalam pembelajaran menjadi terbatas. Pembelajaran akuntansi yang ada juga kurang inovatif dan variatif sehingga dapat menjemukan siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru juga kurang optimal. Penguasaan materi pembelajaran yang tidak optimal ini menyebabkan prestasi belajar siswa juga tidal optimal.
Dalam pelajaran akuntansi siswa dituntut untuk dapat memahami sebuah konsep sehingga diperoleh pemahaman yang bersifat tahan lama dan menguasai konsep-konsep akuntansi, bukan hanya menghafal teori. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain dengan menggunakan model yang tepat. Pemilihan model yang tepat akan membuat siswa lebih mudah memahami konsep atau materi. Salah satu model
(42)
commit to user
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajarn akuntansi adalah model pembelajaran direct instruction. Model pembelajaran direct instruction mengarah pada dunia akademis yaitu model mengajar yang menggunakan materi yang terstruktur dan berkelanjutan. Pada model ini tujuan pada aktivitas pengajaran adalah tingkat pemahaman konsep pelajaran bagi siswa, alokasi waktu untuk instruksi cukup dan kontinue, isi materi berkembang, performance siswa dimonitor dan feedback pada siswa diberikan segera dan berorientasi akademis.
Berdasarkan pada kajian teori dan tema yang diambil dalam masalah penelitian diatas dan sesuai dengan judul masalah penelitian, yaitu : “Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”, maka kerangka pemikirannya dapat digambarkan sebagai berikut:
(43)
commit to user Kondisi Awal
1. Pembelajaran kurang menarik dan kurang inovatif karena guru menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang. 3. Prestasi belajar siswa kurang optimal.
Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction
1. Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif dan memberikan apersepsi.
2. Guru menjelaskan materi lanjutan.
3. Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan memberi kesempatan siswa untuk memahami materi yang telah diberikan. 4. Guru memberikan latihan terbimbing dan mengarahkan siswa untuk
memahami dan dapat memecahkan permasalahan.
5. Siswa diberi latihan mandiri untuk dipecahkan baik secara individu maupun kelompok, dari materi yang telah diberikan kemudian dipresentasikan di depan kelas.
6. Guru memberikan post-test kepada siswa dari materi yang telah dipelajari.
7. Penilaian terhadap pembelajaran ini yaitu penilaian terhadap hasil.
Kondisi Akhir
Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat ditunjukkan dengan tercapainya KKM, meningkatnya nilai akhir siswa, dan meningkatnya keaktifan siswa.
Gambar 1. Kerangka Berfikir Penerapan Model Direct Instruction Tindakan PTK
(44)
commit to user D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu persoalan. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut ”Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.
(45)
commit to user BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Surakarta, yang beralamat di Jalan L.U. Adisucipto Nomor 1. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 dengan jumlah siswa 34 anak. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian karena pertama, sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Kedua, banyak siswa yg berpendapat (khususnya siswa kelas XI IPS 4) bahwa pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran dan prestasi belajarnya juga kurang optimal. Ketiga, antara peneliti dengan sekolah sudah terjalin hubungan yang baik.
2. Waktu Penelitian
Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2010 sampai Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Februari Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan 2010 2010 2010 2010 2010 2010
1. Persiapan Penelitian a. Penyusuanan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
(Sumber: Observasi Awal, 2010) 27
(46)
commit to user
B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan IPS yang terdiri dari enam kelas. Di mana jumlah siswa dari tiap kelas program ini rata-rata 34 siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta tahun diklat 2009/2010 dengan jumlah siswa 34 anak.
2. Obyek Penelitian
Obyek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan model/metode pembelajaran
b. Pelaksanaan model/metode pembelajaran yang dipilih c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Prestasi proses pembelajaran
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan
Informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan rinci yang berkaitan dengan penelitian sehingga dapat diperoleh data yang obyektif. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 dan juga praktikan.
2. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi menjadi sumber informasi karena dalam pengamatan harus sesuai dengan konteksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat atau
(47)
commit to user
sumber lokasinya. Tempat atau lokasi tindakan ini adalah sekolah dan ruang kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, penelitian bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta.
4. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas ini. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian tindakan kelas ini, yaitu; silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa. Dalam hal ini siswa kelas XI IPS 4 SMA N 4 Surakarta tahun ajaran 2009/2010.
D. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan suatu penelitian praktis bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dalam bahasa inggris PTK diartikan dengan Classroom Actions Research, disingkat CAR. Menurut pendapat Ebbut yang dikutip oleh Kasihani Kasbolah (2001: 9), “Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut”. Sedangkan Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2-3), ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu: 1. Penelitian
Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan suatu cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi si peneliti
(48)
commit to user 2. Tindakan
Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 9), “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjan ini serta di mana pekerjaan ini dilakukan”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri untuk menanggulangi masalah yang ada didalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di dalam kelas.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan tugas dan tanggungjawab guru terhadap kelasnya. Penelitian Tindakan Kelas berbeda dengan penelitian formal akademik pada umumnya. Menurut Ibnu yang dikutip oleh Zainal Aqib (2009: 16), Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik antara lain:
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
Menurut Hopkins yang dikutip oleh Zainal Aqib (2009: 17) menyebutkan prinsip- prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas, antara lain:
(49)
commit to user
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode penelitian tindakan kelas yang diterapkannya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran
3. Metodologi yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggungjawab profesional
5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya
6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran ertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Prof. Suhardjono (2008: 64), secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan,3) pengamatan, dan 4) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
(50)
commit to user
Gambar 2. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 74)
Keterangan: 1. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.
Permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Permasalahan Baru Hasil
Refleksi
Refleksi I Pengamatan / Pengumpulan data I
Perncanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Apabila Permasalahan belum terselesaikan
Refleksi II
Dilanjutkan ke Siklus
Selanjutnya
Pengamatan / Pengumpulan Data
II Siklus I
(51)
commit to user
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK.
c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu.
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan. 2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,(c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
3. Observasi dan Interpretasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara
(1)
commit to user
Tahun Ajaran 2009/2010 adalah berhasil dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Hal ini dikarenakan PTK telah dilaksanakan sesuai prosedur penelitian mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan keempat tahap tersebut diperoleh hasil bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran mata pelajaran Akuntansi. Berdasarkan penelitian ini, guru dapat menerapkan model pembelajaran direct instruction ini untuk pembelajaran berikutnya dengan target pencapaian prestasi yang lebih tinggi sehingga prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran sebelumnya.
(2)
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan implementasi model pembelajaran
direct instruction (DI) di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010 yang dilaksanakan dengan 2 siklus, dimana tiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan, dapat disimpulkan, bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction (DI) pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta semester genap tahun ajaran 2009/2010.
Peningkatan prestasi belajar tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:
1. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan atau ide selama proses belajar mengajar yaitu sebanyak 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 26 siswa (73,53%) pada siklus II dari 70 % target yang direncanakan.
2. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu 24 siswa (70,59%) pada siklus I menjadi 28 siswa (82,35%) pada siklus II dari 70 % target yang direncanakan.
3. Siswa yang aktif dalam mendemonstrasikan tugas ke depan kelas yaitu 23 siswa (67,65%) pada siklus I menjadi 25 siswa (76,47%) pada siklus II dari 70 % target yang direncanakan.
4. Nilai rata-rata kelas pada observasi awal adalah 72,06, tetapi setelah penerapan model pembelajaran direct insruction nilai rata-rata kelas menjadi 80 di siklus I dan 86,62 di siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 80, sebanyak 29 siswa (85,3%) mendapat nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 86,62 sehingga terjadi peningkatan dibanding siklus I. Sebanyak 34 siswa (100%) sudah mencapai nilai di atas 68 dari 80% target yang direncanakan.
(3)
commit to user
Kondisi-kondisi tersebut diatas, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Guru mampu mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut terefleksi dari (1)
kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, (2) posisi guru sudah tidak lagi terpaku kelas bagian depan tetapi sudah mampu berotasi sehingga dapat memantau siswa yang berada di bagian belakang.
2. Guru menyadari perlunya melakukan suatu evaluasi terhadap proses
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang implementasi model pembelajaran direct instruction di SMA Negeri 4 Surakarta, maka implikasi yang dapat dikaji adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, bahwa implementasi model pembelajaran direct instruction pada materi Jurnal Umum Perusahaan Dagang dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi, yang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam siklus I dan siklus II serta peningkatan keaktifan siswa dalam siklus I dan siklus II. Hal ini disebabkan, model pembelajaran direct instruction yang lebih mengarahkan penjelasan materi pelajaran yang lebih bertahap, terstruktur, dan berkelanjutan sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi dan juga lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan penelitian ini juga diharapkan guru yang mengalami permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa diharapkan menjadikan model pembelajaran direct instruction sebagai alternatif pemecahan masalah. Pelaksanaan pembelajaran ini tentunya masih terdapat kekurangan dan
(4)
commit to user
kelemahannya. Kelemahannya adalah kemampuan guru untuk mengontrol kelas agar tidak ramai masih belum optimal serta kurangnya kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan teman maupun dengan guru dalam pembelajaran.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya lebih memotivasi dan memfasilitasi guru dalam mengembangkan model/metode pembelajaran yang lebih mendorong siswa aktif dalam pembelajaran serta lebih mudah untuk memahami materi pelajaran
2. Bagi Guru
a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas, sehingga prestasi belajar siswa dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
b. Hendaknya guru meningkatkan kemampuannya dalam mengontrol kelas agar tercipta suasana belajar yang kondusif.
c. Kerjasama antara guru dengan siswa harus lebih ditingkatkan agar tercipta suasana belajar yang kondusif serta komunikasi yang lebih bagus.
d. Guru yang belum menerapkan model pembelajaran ini ataupun guru yang sedang mengalami permasalahan rendahnya prestasi siswa dapat menerapkan model pembelajaran ini dengan cara: 1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaa, 2) mendemonstrasikan materi pelajaran, 3) memberikan latihan terbimbing, 4) mengecek pemahaman siswa dan memeberikan umpan balik, dan 5) memberikan latihan mandiri.
3. Bagi Siswa
a. Siswa harus lebih meningkatkan kemampuan berkomunikasinya baik dengan siswa lain maupun dengan guru.
(5)
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Suprijono. 2009. Pengajaran Langsung: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aijaz Ahmed. 2007. “Direct Instruction and Appropriate Intervention for
Children with Learning Problems”. (The Turkish Online Journal of
Educational Technology – TOJET April 2007 ISSN: 1303-6521 volume
6 Issue 2 Article 3)
Arends, Richard L. 2008. Learning to teach. Yogjakarta: Pustaka Belajar. Depdikbud. 1996. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. __________________ . 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi.
Surakarta: UNS Press.
Fatimah Ratnasari. 2007. Implementasi Pembelajaran Direct Instruction Disertai Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Laju reaksi Siswa Kelas XI
SMAN I Colomadu. Surakarta: UNS.
Joice, Weil, Calhaun. 2009. Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kardi dan Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang: Universitas Negeri Malang.
M. Dalyono, Drs. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhammad Rohmadi dan Slamet Subiyantoro. 2009. Model-Model Pembelajaran
Bahasa, Sastra, Dan Seni. Surakarta: Yuma Pustaka Surakarta.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nana Sudjana, DR. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
(6)
commit to user
Ngadiman, dkk. 2004. Buku Satu Dasar-Dasar Akuntansi. Surakarta: UNS Press. Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, Drs. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Syaiful Sagala, DR. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana
Yuli Sulisnayanti. 2009. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi di Kelas X AK 2 SMK Negeri 3 Surakarta Melalui Penerapan Metode
Direct Instruction Tahun Diklat 2008/2009. Surakarta: UNS.