Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian .1 Analisis Deskriptif

65 Selanjutnya variabel Harga Saham memiliki nilai terendah sebesar Rp. 91 PT. Arwana Citra Mulia, Tbk pada tahun 2011 dan harga saham tertinggi sebesar Rp.1.2000 pada PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. Ditahun 2013 dengan nilai rata-rata mean sebesar Rp.363,39 serta nilai standar deviasi sebesar 1239,79. Selanjutnya variabel Dividend Payout Ratio DPR mempunya nilai terendah sebesar 5,04 pada PT. Gajah Tunggal, Tbk tahun 2011 dan nilai tertinggi sebesar 121,41 pada PT. Delta Djakarta, Tbk ditahun 2011 dengan nilai rata-rata mean sebesar 49,49 serta nilai standar deviasi sebesar 25,74871.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah terpenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi normalitas data, heteroskedastisitas, multikolonearitas, dan autokorelasi agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali 2005:123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non- multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heteroskedasitas. Pada pengujian awal asumsi klasik heteroskedastisitas dengan menggunakan pendekatan statistik uji glejser, dan pengujian autokorelasi data tidak memenuhi kedua asumsi tersebut, artinya data mengalami heteroskedastisitas dan terjadi auto korelasi antar variabel independen seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut: Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 4.2 Pengujian Awal Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 16.179 1.688 9.587 .000 ROE .099 .047 .202 2.122 .035 DER -.004 .016 -.018 -.222 .825 HARGA_SAHAM .000 .001 -.026 -.288 .774 a. Dependent Variable: Absut Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa hasi uji heteroskedastisitas dengan pendekatan statistik glejser menunjukkan bahwa tingkat signifikansi Return on Equity ROE sebesar 0,0350,05, tingkat signifikansi Debt to Equity Ratio DER sebesar 0,8250,05, dan tingkat signifikansi Harga Saham sebesar 0,7740,05. Dengan demikian, model yang digunakan mengalami heteroskedastisitas karena salah satu variabel independen Return on Equity bernilai signifikan sebesar 0,0350,05. Model yang seharusnya adalah tingkat signifikansi variabel independen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak memenuhi asumsi heteroskedastisitas. Selanjutnya, hasil pengujian awal juga menunjukkan bahwa data mengalami auto korelasi. Seperti terlihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Pengujian Awal Autokorelasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.137 2.952 .385 .701 ROE -.031 .082 -.036 -.375 .708 DER -.003 .028 -.008 -.092 .927 HARGA_SAHAM -9.467E-5 .002 -.005 -.058 .954 Auto .213 .079 .212 2.680 .008 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Universitas Sumatera Utara 67 Pada pengujian awal autokorelasi menggunakan Uji Lagrange Multiplier LM test. Uji Lagrange Multiplier LM test lebih tepat digunakan dibanding autokorelasi dengan Durbin Watson DW test karena jumlah pengamatan diatas 100 observasi. Uji Lagrange Multiplier LM test menunjukkan bahwa tingkat signifikansi Auto sebesar 0,0080,05. Dengan demikian, terlihat bahwa terjadi auto kerelasi yang signifikan karena tingkat signifikansi dibawah 0,05. Melihat hasil Uji heteroskedastisitas dan autokorelasi pada pengujian awal dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak memenuhi asumsi heteroskedastisitas dan asumsi autokorelasi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan langkah screening untuk mendeteksi adanya data outlier. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya yang muncul dalam bentuk nilai ekstrim. Deteksi terhadap unvariat outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversikan nilai data kedalam skor standardized atau Z-Score . untuk sampel besar standar skor yang dinyatakan outlier jika nilainya pada kisaran 3 sampai 4 atau lebih sehingga data yang memiliki nilai Z-Score pada kisaran angka tersebut dikeluarkan dari model. Setelah melakukan screening data, data yang memiliki nilai Z-Score pada kisaran 3 sampai dengan 4 atau lebih dikeluarkan dari model dan dilakukan pengujian kembali. Hasil pengujian asumsi klasik setelah uji outler adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 68 1. Uji Normalitas a. Pendekatan Histogram Sumber: Pengolahan Data SPSS 2015 Gambar 4.1 Histogram Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa grafik histogram telah berdistribusi dengan normal. Hal ini terlihat dari grafik histogram yang tidak terlalu menceng ke kiri ataupun menceng kekanan. b. Pendekatan Grafik Normal Probability Plot Pendekatan dengan grafik Normal Probability Plot dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut: Universitas Sumatera Utara 69 Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Gambar 4.2 Normal Probability Plot Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik. c. Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov Pada Tabel 4.4 berikut dapat dilihat hasil uji normalitas dengan pendekatan statistik Kolmogorov-Smirnov Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 156 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 21.91270430 Most Extreme Differences Absolute .073 Positive .073 Negative -.044 Kolmogorov-Smirnov Z .915 Asymp. Sig. 2-tailed .373 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,3730,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,9151,97. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian maka data dapat dinyatakan bahwa data telah berdistribusi normal. 2. Uji Heteroskedastisitas a. Pendekatan Grafik Scatterplot Untuk melihat ada tidaknya Heteroskedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot. Berikut hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot. Universitas Sumatera Utara 71 Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Gambar 4.3 Scatter Plot Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan pendekatan Scatter Plot diatas, diketahui bahwa titik-titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu atau menyebar secara acak dan penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heteroskedastisitas. b. Pendekatan Statistik Glejser Pendekatan lainnya yang digunakan adalah pendekatan statistik Uji Glejser. Hasil Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 18.752 2.259 8.302 .000 ROE -.003 .076 -.003 -.033 .973 DER -.021 .022 -.078 -.961 .338 HARGA_SAHAM .001 .002 .028 .296 .767 a. Dependent Variable: Absut Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Universitas Sumatera Utara 72 Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa tingkat signifikansi variabel Return on Equity ROE sebesar 0,9730,05, tingkat signifikansi variabel Harga Saham sebesar 0,7670,05. Dengan demikian, terlihat bahwa tidak satupun variabel independen secara statistik berpengaruh signfikan terhadap variabel absut. Maka sesuai dengan kriteria pengujian, maka data tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Sehingga model yang digunakan telah memenuhi asumsi non-heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolonearitas Asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah asumsi non multikolonearitas. Hasil Uji Multikolonearitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Uji Multikolonearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 41.633 3.762 11.065 .000 ROE .563 .127 .367 4.446 .000 .731 1.368 DER -.102 .036 -.203 -2.848 .005 .981 1.020 HARGA_SAHAM .006 .003 .143 1.734 .085 .729 1.371 a. Dependent Variable: DPR Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Dari hasil Uji Multikolonearitas pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Tolerance variabel Return on Equity sebesar 0,7310,1 dengan nilai VIF sebesar 1,36810, nilai Tolerance Variabel Debt to Equity Ratio sebesar 0,9810,1 dengan nilai VIF sebesar 1,020 dan nilai Tolerance variabel Harga Saham sebesar 0,7290,1 dengan nilai VIF sebesar 1,371. Dengan demikian, nilai Tolerance setiap variabel independen 0,1 sedangkan nilai VIF dari seluruh variabel Universitas Sumatera Utara 73 independen10. Maka sesuai dengan kriteria pengujian jika Tolerance 1 dan VIF 10 maka data tidak mengalami gejala multikolonearitas. 4. Uji Auto Korelasi Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, digunkan uji Lagrange Multiplierr LM test. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Uji Autokorelasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.749 3.784 .462 .645 ROE -.012 .126 -.009 -.096 .924 .727 1.376 DER -.010 .036 -.024 -.291 .771 .980 1.021 HARGA_SAHAM .000 .003 -.027 -.283 .777 .721 1.386 Auto .147 .082 .148 1.795 .075 .969 1.032 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Hasil uji Autokorelasi pada Tabel 4.7 terlihat bahwa tingkat signifikansi Autokorelasi sebesar 0,0750,05. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak mengarah adanya autokorelasi dengan kata lain, asumsi nonautokorelasi telah terpenuhi.

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013.

0 5 18

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Aktivitas, dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.

0 3 15

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.

0 4 16

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 10

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 10

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 14

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 28

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividend Tunai pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 16