38
2.6  Kerangka Konseptual
Kebijakan  dividen  pada  hakekatnya  adalah  keputusan  apakah  laba  yang diperoleh  perusahaan  akan  dibagikan  kepada  pemegang  saham  sebagai  dividen
atau akan ditahan dalam bentuk  laba ditahan guna pembiayaan investasi di  masa datang.  Para pemegang saham tentunya menginginkan jumlah dividen yang stabil
atau mengalami
peningkatan namun
disisi lain
perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai hal terkati dengan kebijakan dividennya diantaranya adalah tingkat profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Return
on  Equity  ROE,  Leverage  yang  diukur  dengan  Debt  to  Equity  Ratio    DER, serta  Harga  Saham  Closing  Price  yang  merupakan  harga  penutupan  saham  di
akhir tahun. Menurut  Irawaty  2006:  61,  Return  on  Equity  atau  yang  sering  disebut
dengan rate of  return  on net  worth,  yaitu  rasio  yang digunakan untuk  mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri
yang  digunakan  oleh  perusahaan  tersebut.    Selanjutnya  Rusdin  2006:  73 menyatakan bahwa dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada  pemegang  saham.      Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  dividen  adalah bagian keuntungan bersih setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.
Dengan  demikian,  semakin  tinggi  Return  on  Equity  perusahaan  maka kemungkinan  persentase  pembagian  dividen  tunai  juga  tinggi.  Perusahaan  yang
tidak mampu menghasilkan laba maka mustahil membagikan dividen.  Penelitian ini  hendak  menguji  dugaan  bahwa  profitabilitas  perusahaan  memiliki  pengaruh
terhadap kebijakan dividen tunai.
Universitas Sumatera Utara
39
Keown  et  al.  2011:  39  menyatakan  bahwa  pembiayaan  datang  dari  dua sumber utama yaitu hutang dan ekuitas.  Hutang adalah uang yang telah dipinjam
dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan, sedangkan ekuitas disisi  lain  menunjukkan  investasi  pemegang  saham  dalam  perusahaan.  Hal  ini
yang  menjadi  bahan  pertimbangan  dalam  kebijakan  dividen,  karena  dengan keputusan pendanaan  yang baik, maka akan menghasilkan nilai perusahaan  yang
baik  yang  tentunya  berdampak  pada  pembayaran  dividen  bagi  para  pemegang saham.    Namun  disisi  lain,  dengan  tingginya  tingkat  hutang  leverage
perusahaan,  maka    perusahaan  akan  membatasi  dividen  yang  akan  dibagikan kepada  para    pemegang  saham  dan  fokus  untuk  melunasi  hutang  perusahaan
kepada  kreditur.  Leverage  mencerminkan  kemampuan  perusahaan  dalam memenuhi  seluruh  kewajibannya  yang  ditunjukkan  oleh  beberapa  bagian  modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang Rodoni dan Ali, 2010: 123. Perusahaan  dengan  leverage  operasi  atau  keuangannya  tinggi  akan
memberikan  dividen  yang  rendah.    Pernyataannya  sesuai  dengan  pandangan bahwa  perusahaan  yang  beresiko  akan  membayar  dividennya  rendah,  dengan
maksud  untuk  mengurangi  ketergantungan  akan  pendanaan  secara  eksternal. Struktur  permodalan  perusahaan  akan  membandingkan  antara  permodalan  dari
kreditor  dan  pemegang  saham.  Struktur  permodalan  yang  lebih  tinggi  dimiliki oleh  hutang  menyebabkan  pihak  manajemen  akan  memprioritaskan  pelunasan
kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. Rasio  pendanaan  yang  diukur  dengan  indikator  Debt  to  Equity  Ratio
DER  mencerminkan  kemampuan  perusahaan  dalam  memenuhi  seluruh
Universitas Sumatera Utara
40
kewajibannya  yang  ditunjukkan  oleh  beberapa  bagian  modal  sendiri  yang digunakan  untuk  membayar  hutang.  Oleh  karena  itu,  semakin  rendah  DER  akan
semakin  tinggi  kemampuan  perusahaan  untuk  membayar  seluruh  kewajibannya, sebaliknya  semakin  tinggi  DER,  maka  semakin  rendah  kemampuan  perusahaan
untuk  membayar  seluruh  kewajibannya  dengan  modal  yang  dimiliki.    Dengan demikian,  tinggi  rendahnya  kemampuan  perusahaan  dalam  membayar
kewajibannya,  akan  berdampak  pada  pembayaran  dividen  tunai  karena  dengan jumlah  hutang  yang  tinggi,  perusahaan  akan  menyisihkan  keuntungan  untuk
melunasi  hutang  dibanding  membayar  dividen  dan  sebaliknya,  semakin  rendah hutang dibanding modal sendiri, maka kemungkinan dividen yang dibagikan juga
akan  meningkat  karena  perusahaan  memiliki  kemampuan  yang  tinggi  dalam melunasi hutangnya dengan modal sendiri.
Peningkatan  utang  akan  mempengaruhi  besar  kecilnya  laba  bersih  yang tersedia bagi para pemegang saham, termasuk dividen yang akan diterima, karena
kewajiban  tersebut  lebih  diprioritaskan  dari  pada  pembagian  dividen  dan  jika utang semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan
semakin  rendah.    Oleh  karena  itu,  besar  kecilnya  leverage  perusahaan  akan berdampak  pada  besar  kecilnya  jumlah  dividen  yang  dibayar  kepada  pemegang
saham. Faktor  lainnya  yang  berpengaruh  terhadap  dividen  tunai  adalah  harga
saham.   Jogiyanto 2008: 143 menyatakan bahwa harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan
oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan
Universitas Sumatera Utara
41
dan penawaran saham tersebut di pasar modal.  Dengan demikian, semakin tinggi harga saham perusahaan, maka kemungkinan dividen  yang dibagikan juga tinggi
karena  harga  saham  yang  tinggi  menunjukkan  tingginya  permintaan  terhadap saham  perusahaan  karena  para  investor  menilai  bahwa  perusahaan  dengan  harga
saham  yang  tinggi  menggambarkan  kinerja  perusahaan  dalam  menciptakan  nilai perusahaan yang tinggi.  Sebaliknya disisi lain, jika dividen yang dibagikan tinggi,
maka  akan  meningkatkan  harga  saham.    Dengan  demikian,  terdapat  hubungan yang kuat antara harga saham dengan kebijakan dividen.
Selanjutnya, secara umum Rodoni dan Ali 2010: 123 menyatakan faktor- faktor  yang  mempengaruhi  pembayaran  dividen  suatu  perusahaan  diantaranya
adalah  Profitabilitas  dan  Leverage,  karena  bagi  investor  jangka  panjang  akan sangat  berkepentingan  dengan  analisis  profitabilitas  ini  misalnya  bagi  pemegang
saham  akan  melihat  keuntungan  yang  benar-benar  akan  diterima  dalam  bentuk dividen.  Demikian halnya dengan leverage Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin  besar  kewajibannya,  dan  semakin  rendah  rasio  ini  akan  menunjukkan semakin tingginya kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya.
Dengan  demikian,  berdasarkan  uraian  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa profitabilitas  Return  on  Equity,  Leverage  Debt  to  Equity  Ratio,  dan  Harga
Saham Closing Price berpengaruh signifikan terhadap Dividen Tunai.
Agar lebih jelas, kerangka konseptual penelitian digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
42
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7  Hipotesis