47
Lanjutan Tabel 3.3
No. Nama Perusahaan
Kode Saham 6
Asahimas Flat Glass, Tbk AMFG
7 Lion Metal Works, Tbk
LION 8
Lionmesh Prima, Tbk LMSH
9 Alumindo Ligh Metal Industry, Tbk
ALMI 10
Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN
11 Japfa Comfeed Indonesia, Tbk
JPFA 12
Astra International, Tbk ASII
13 Astra Autoparts, Tbk
AUTO 14
Goodyear Indonesia, Tbk GDYR
15 Selamat Sempurna, Tbk
SMSM 16
Gajah Tunggal, Tbk GJTL
17 Sumi Indo Kabel, Tbk
IKBI 18
Suprema Cable Manufacturing  Commerce, Tbk SCCO
19 Sepatu Bata, Tbk
BATA 20
Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF
21 Multi Bintang Indonesia, Tbk
MLBI 22
Delta Djakarta, Tbk DLTA
23 Nippon Indosari, Tbk
ROTI 24
Sekar Laut, Tbk SKLT
25 Gudang Garam, Tbk
GGRM 26
Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP
27 Kalbe Farma, Tbk
KLBF 28
Darya-Varia Laboratoria, Tbk DVLA
29 Kimia Farma Persero, Tbk
KAEF 30
Tempo Scan Pacific, Tbk TSPC
31 Merck, Tbk
MERK 32
Mandom Indonesia, Tbk TCID
33 Unilever Indonesia , Tbk
UNVR Sumber:
www.idx.co.id 2015
3.6  Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari  data  sekunder.  Data  sekunder  merupakan  data  yang  diperoleh  atau
dikumpulkan  dan  disatukan  oleh  studi-studi  sebelumnya  atau  yang  diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Data ini bisa diperoleh dari media internet, jurnal dan
buku-buku referensi.
3.7  Metode Pengumpulan Data
Metode  pengumpulan  data  yang  dilakukan  adalah  dengan  studi dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui informasi dari tulisan ilmiah, jurnal,
Universitas Sumatera Utara
48
artikel  ataupun  internet  yang  memiliki  relevansi  dengan  objek  penelitian  yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap
apa yang ada di lapangan.
3.8  Uji Asumsi Klasik
Pengujian  asumsi  klasik  dilakukan  untuk  mengetahui  kelayakan  dari model analisis data yang digunakan.  Uji asumsi klasik adalah pernyataan statistik
yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda Situmorang dan Lufti, 2014: 114. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 1.  Uji Normalitas
Uji  ini  digunakan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi  variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik adalah data
yang  mempunyai  pola  seperti  distribusi  normal,  yakni  distribusi  data  tersebut tidak menceng ke kiri  atau menceng ke kanan. Uji ini dilakukan melalui analisis
grafik dan analisis statistik Kolmogorv-Smirnov.  Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau  grafik  histogramnya  menunjukkan  pola  distribusi  normal  maka  model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika  data  menyebar  jauh  dari  garis  diagonal  dan  tidak  mengikuti  arah
garisdiagonal  atau  grafik histogram  tidak menunjukkan pola distribusi  normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Kriteria pengujian menggunakan uji non-parametrik Kolmogorv-Smirnov:
Universitas Sumatera Utara
49
a. Jika  angka  signifikan  uji  Kolmogorv-Smirnov  0,05  maka  data  dinyatakan
normal b.
Jika  angka  signifikansi  Kolmogorv-Smirnov  0,05  maka  data  tidak mempunyai distribusi normal.
2.  Uji Multikolinearitas Uji  ini  digunakan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi  berganda
ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas.  Model  regresi  yang  baik seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  diantara  variabel  bebas.  Jika  variabel-variabel
saling  berkorelasi  maka  variabel-variabel  ini  tidak  orthogonal.  Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel adalah
nol.  Untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  multikolinearitas  di  dalam  model  regresi dapat  dilihat  dari  besaran  Variance  Inflation  Factor  VIF  dengan  pedoman
sebagai berikut: a.
Jika  Variance  Inflation  Factor  VIF    10  maka  artinya  terdapat  persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas.
b. Jika  Variance  Inflation  Factor  VIF    10  maka  artinya  tidak  terdapat
persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas. 3.  Uji Heteroskedastisitas
Uji  ini  digunakan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi  terjadi ketidaksamaan  varians  dari  residual  dari  suatu  pengamatan  ke  pengamatan
lainnya.  Jika  varians  sama  dan  ini  yang  seharusnya  terjadi  maka  dikatakan  ada homoskedastisitas.  Sedangkan  jika  varians  tidak  sama  dikatakan  terjadi
heteroskedastisitas.  Cara  mendeteksi  ada  tidaknya  gejala  heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
50
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu  ZPRED  dengan  residualnya  SRESID.  Pengambilan  keputusan  ada  tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: a.
Jika  ada  pola  tertentu,  seperti  titik-titik  yang  ada  membentuk  pola  tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  terjadi  homoskedastisitas  atau  tidak  terjadi
heteroskedastisitas. 4.  Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  terjadi  apabila  terdapat  penyimpangan  terhadap  suatu observasi  oleh  penyimpangan  yang  lain  atau  terjadi  korelasi  diantara  observasi
menurut  waktu  dan  tempat.  Untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  autokorelasi  dalam satu  model  regresi  digunakan  model  D-W  Durbin-Watson  dengan  kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut: a.
Jika nilai D-W di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif b.
Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi c.
Jika nilai D-W di atas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif Selain  menggunakan  uji  Durbin  Watson,  untuk  melihat  ada  tidaknya
autokorelasi dapat digunakan uji Runs Test. Dengan menggunakan uji Runs Test, jika diketahui nilai Asymp. Sig 2-tailed  0,05 maka hipotesis nol diterima yang
berarti data residual tidak terkena autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
51
3.9  Teknik Analisis Data