31
Kebijkan pembagian dividen menurut Indriyo dan Basri, 2002: 230
digolongkan dalam tiga jenis yaitu: 1.
Kebijaksanaan Dividen yang Stabil Stable Dividend Policy pada kebijaksanaan ini, besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam
jumlah yang tetap, walaupun terjadi fluktuasi dalam laba bersih. 2.
Kebijakan Dividen yang Fluktuasi Fluctuating Dividen Policy pada kebijaksanaan ini, besarnya dividen yang dibayarkan didasarkan pada
tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi, maka besarnya dividen yang dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya
bila tingkat keuntungan rendah, maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat
keuntungannya. 3.
Kombinasi Stable dan Fluctuating Dividen Pada kebijakan kombinasi ini, besarnya dividen yang dibayarkan sebagian
ada yang bersifat stabil, tetapi sebagian lagi bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan
laba, para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap. Tetapi apabila perusahaan mendapatkan keuntungan tinggi, maka pembayaran dividen juga
diberikan tinggi.
2.4.5 Teori Kebijakan Dividen
Brigham dan Houston 2006: 70 menyatakan terdapat tiga teori dari preferensi investor terhadap kebijakan dividen:
Universitas Sumatera Utara
32
1. Teori Irelevansi Dividen dividend irrelevance theory
Teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
2. Teori The Bird-In-The-Hand
Bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari capital
gain, karena komponen dividend yield, D1P0, risikonya lebih kecil daripada komponen g dalam persamaan total required of return, ks=D1P0+g.
3. Teori Preferensi Pajak
Litzenberg menyatakan bahwa investor lebih menyukai laga ditahan dibandingkan dividen sebab preferensi pajak yang ditetapkan atas capital
gain. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan harus mempertahankan pembayaran dividen pada level rendah jika mereka ingin memaksimalkan
harga saham. Brigham dan Houston 2006 : 75 juga menambahkan dua isu teoritis
lainnya tentang kebijakan dividen: 1.
Hipotesis kandungan informasi atau pengisyaratan information, or signaling content: teori ini berdasarkan asumsi bahwa bahwa manajer mempunyai
informasi yang lebih baik mengenai prospek masa depan daripada pemegang saham. Teori ini yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan
dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen atas laba.
Universitas Sumatera Utara
33
2. Pengaruh klientele clientele effect
Teori ini menyatakan bahwa individual dan institusional yang membutuhkan current income akan berinvestasi di perusahaan yang memiliki pembayaran
dividen tinggi. Pengaruh clientele menyatakan kecenderungan suatu perusahaan untuk menarik sekelompok investor yang menyukai kebijakan
dividennya. Selanjutnya, Keown et al. 2005 : 155 menambahkan teori dividen yang
lain: 1.
The Residual Dividend Theory Teori ini menyatakan bahwa dividen dibayar hanya jika tidak semuanya
digunakan untuk tujuan investasi, berarti, hanya ketika ada residual earnings setelah pendanaan investasi baru.
2. Asimetris Informasi information asymmetry
Bahwa manajemen sering kali memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan yang tidak dimiliki oleh pemegang saham. Investor menggunakan
kebijakan dividen sebagai signal tentang kondisi finansial perusahaan, khususnya earning power.
3. The Clientelle Effect
Teori ini menyatakan bahwa individual dan institusional yang membutuhkan current income akan berinvestasi di perusahaan yang memiliki pembayaran
dividen tinggi.
Universitas Sumatera Utara
34
4. Agency Cost
Teori ini diturunkan dari konflik kepentingan antara manajer agen dan pemegang saham luar principal. Konflik ini mengarah pada biaya keagenan.
Teori keagenan mengatakan bahwa mekanisme dividen menyediakan insentif bagi manajer untuk menurunkan biaya yang berkaitan dengan hubungan
principalagen. Salah satu cara untuk mengurangi biaya keagenan adalah meningkatkan dividen. Membayar dividen yang lebih besar akan menurunkan
arus kas internal yang mungkin digunakan manajemen untuk kepentingannya sendiri dan akan memaksa perusahaan untuk mencari lebih banyak pendanaan
eksternal. Jadi, pembayaran dividen sebagai alat untuk memonitor dan mempertanggungjawabkan kinerja manajemen.
5. Expectation theory
Bagaimana harga pasar merespon tindakan manajemen tidak ditentukan oleh tindakan itu sendiri; tetapi juga dipengaruhi oleh ekspektasi investor tentang
keputusan akhir yang dibuat oleh manajemen.
2.4.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen