Dalam hal ini peneliti berasumsi responden masih belum memiliki pemahaman tentang kandungan yang dimiliki ASI secara umum.
5.3.5.3 Tindakan Responden Melakukan IMD Inisiasi Menyusui Dini Setelah melahirkan
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 43 orang 53,8 melakukan
IMD Inisiasi Menyusui Dini setelah melahirkan, sedangkan 37 orang 46,2 menyatakan tidak melakukannya. Menurut UNICEF 2006 dalam Maryunani
2012, banyak seakali masalah yang dapat menghambat pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini antara lain : a kurangnya kepedulian terhadap pentingnya IMD; b
kurangnya konseling oleh tenaga kesehatan dan kurangnya praktek IMD; c adanya pendapat bahwa menimbang, memberikan suntikan vitamin K dan tetes mata untuk
mencegah penyakit gonorhea harus segera diberikan setelah lahir, padahal sebenarnya tindakan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi
menyusu sendiri. Peneliti berasumsi bahwa Ibu masih kurang tindakan nya dalam melakukan IMD Inisiasi Menyusui Dini setelah melahirkan.
5.3.6 Kategori Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar tindakan responden dalam pemberian ASI Eksklusif pada kategori kurang 53 orang 66,2, kategori
baik 27 orang 33,8. Masih banyaknya tindakan responden kategori kurang dikarenakan Ibu
selalu mengeluh ASI tidak keluar. Ada juga Ibu yang paham tentang ASI Eksklusif namun dalam praktiknya mereka tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
Banyak alasan klasik yang membuat mereka tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, antara lain bayi sudah tidak mau lagi, ASI Ibu kurang sehingga
Universitas Sumatera Utara
bayi nangis terus karena lapar, dan ada juga yang menyatakan sejak lahir bayi sudah diperkenalkan susu formula sehingga bayi cenderung memilih susu formula
dibanding ASI Dari hasil diketahui bahwa tindakan responden lebih rendah bila dilihat dari
sikapnya, dimana hasil tersebut senada dengan Notoatmodjo 2012, bahwa suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi
suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Perubahan perilaku atau tindakan baru itu terjadi melalui tahap-
tahap atau proses perubahan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Namun, bebarapa penelitian juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu melalui
tahap-tahap tersebut, bahkan dalam praktek sehari-hari terjadi sebaliknya, artinya seseorang berperilaku baik meskipun pengetahuan dan sikapnya masih negatif.
5.3.7 Faktor Pendorong
Dari Data yang diperoleh oleh peneliti Jumlah Ketenagaan Puskesmas Kota Matsum Tahun 2014 ada 29 orang dan dipilih oleh peneliti untuk responden
sebagai faktor pendorong ada 14 orang yaitu Bidan Pelaksana ada 4 orang, Perawat pelaksana ada 6 orang , Penyuluh Kesehatan Masyarakat, dan
GiziNutrisionis Pertama ada 1 orang. Peneliti memilih responden sebanyak 14 orang ini adalah karena responden sekaligus Penanggung jawab KIAKB dan
Penanggung jawab Imunisasi. Imunisasi dilakukan hampir setiap hari di 4 kelurahan yaitu Kota Matsum I, Kota Matsum II, Kota Matsum IV, dan Sei
Rengas Permata. Imunisasi dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan berdasarkan Penanggung jawabnya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.24 di atas dapat dilihat bahwa kategori responden sebagai faktor pendorong Ibu yang memiliki bayi dalam pemberian ASI Eksklusif
yaitu kategori baik sebanyak 14 orang 100,0. Petugas Kesehatan selalu memberikan Penyuluhan pada masyarakat terkhusus penyuluhan tentang ASI
Eksklusif. Petugas juga selalu memberikan Informasi tentang ASI Eksklusif pada Ibu hamil, Ibu bersalin, dan Ibu Nifas. Petugas juga mengingatkan Ibu untuk
melakukan IMD Inisiasi Menyusui Dini setelah Ibu melahirkan. Petugas juga mengingatkan Ibu untuk tetap memberikan ASI saja kepada bayi sampai bayi usia
6 bulan dan Petugas juga mengajarkan tentang cara menyusui dengan benar. Dalam
hal ini petugas sudah memberi yang terbaik pada masyarakat terkhusus Ibu yang memiliki bayi dalam pemberian ASI Eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Perilaku Ibu yang memiliki Bayi Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan
Medan Area tahun 2015 dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur terbanyak pada kelompok umur ≤
29 tahun yaitu sebanyak 53 orang 66,2, mayoritas responden dengan pendidikan terakhir adalah SMA yaitu sebanyak 61 orang 76,2 dan
mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 59 orang 73,8.
2. Sumber Informasi yang didapatkan sebagian besar kategori Kurang yaitu
sebanyak 47 orang 58,8, dan kategori Baik sebanyak 33 orang 41,2. Sumber Informasi diperoleh dari media cetak, media elektronik dan
masyarakatorang tuakeluargateman. 3.
Tingkat Kategori Pengetahuan Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area tahun 2015
memiliki kategori sedang yaitu sebanyak 57,5. 4.
Tingkat Kategori Sikap Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area tahun 2015
memiliki kategori sedang yaitu sebanyak 71,2. 5.
Tingkat Kategori Tindakan Responden dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area tahun 2015