Kategori Tingkat Pengetahuan Responden

5.3.2 Kategori Tingkat Pengetahuan Responden

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 57,5 memiliki pengetahuan dalam kategori sedang, sedangkan 41,2 responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori kurang dan hanya 1,2 memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik. Secara garis besar hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dalam kategori sedang. Pendapat Brunner, bahwa pengetahuan yang baik diperoleh dari proses pembelajaran yang baik, dengan demikian penyebab masih adanya tingkat pengetahuan yang kurang tersebut salah satunya yaitu kurangnya informasi yang bisa diterima responden saat mendapatakan informasi kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2007, bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu seperti mengikuti pendidikan kesehatan. Pengetahuan individu erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dn landasan untuk menentukan suatu pilihan. Sesuai dengan pendapat Ingan Ukur 2012 dalam sebuah artikel bahwa dari hasil wawancara dengan informan menjelaskan bahwa faktor pemicu dalam penelitian ini adalah pengetahuan si Ibu tentang ASI Eksklusif masih bervariasi. Sebagian besar menyatakan mereka tahu tentang ASI Eksklusif, namun ada beberapa ibu yang memang belum paham betul apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif. Ada yang menyatakan bahwa ASI Eksklusif diberikan selama enam bulan tanpa diberikan makanan tambahan lain. Namun ada juga Ibu yang Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa ASI Eksklusif adalah ASI diberikan kepada bayi dan tidak masalah kalau diberikan makanan padat lainnya. Dari hasil penelitian terbukti bahwa masih banyak ibu yang belum memahami betul tentang ASI Eksklusif dan manfaatnya. 5.3.3 Sikap Responden Dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2015 5.3.3.1 Sikap Responden Pada Pernyataan Susu Formula Diizinkan Apabila Pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi Sikap responden sebanyak 32 orang 40,0 menyatakan setuju dan 25 orang 31,2 menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan susu formula diizinkan apabila pemberian ASI dianggap kurang memenuhi gizi bayi. sementara itu 19 orang 23,8 menyatakan tidak setuju dan 4 orang 5,0 menyatakan sangat tidak setuju mengenai pernyataan tersebut Roesli 2008 didalam penelitian Heni Triana 2012, ternyata susu formula memiliki risiko tinggi terhadap masa depan kesehatan anak manusia. Bukan sekedar risiko jangka pendek dan menengah, namun yang perlu diperhatikan adalah risiko jangka panjang dari penggunaan susu formula. Peneliti berasumsi responden memiliki sikap yang kurang baik dan responden masih ada yang belum mengetahui dampak dari pemberian susu formula pada bayi diawal kelahirannya. 5.3.3.2 Sikap Responden Pada Pernyataan ASI Saja Tidak Cukup Sehingga ASI dan Sesekali Diberi Susu Formula Tidak Menjadi Masalah Pernyataan sikap bahwa ASI saja tidak cukup, sehingga ASI dan sesekali diberi susu formula tidak menjadi masalah sebanyak 34 orang 42,5 menyatakan Universitas Sumatera Utara tidak setuju, dan 21 orang 26,2 menyatakan sangat tidak setuju. Sementara itu 20 orang 25,0 menyatakan setuju dan 5 orang 6,2 sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden masih ada yang memiliki sikap kurang baik. Ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2007, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehai-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tetutup. 5.3.3.3 Sikap Responden Pada Pernyataan Kolostrum Harus Dibuang Setelah Kolostrum Habis Baru Bayi Boleh Disusui Sebanyak 30 orang 37,5 sangat tidak setuju bahwa Kolostrum harus dibuang, setelah kolostrum habis, baru bayi boleh disusui dan 25 orang 31,2 menyatakan tidak setuju. Sementara itu, 17 orang 21,2 menyatakan setuju dan sisanya 8 orang 10,0 sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Berarti sebagian responden belum mengetahui jawaban dengan benar dari pernyataan tersebut. Sesuai dengan pernyataan Haryono 2014, kolostrum merupakan cairan pertama yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-kuningan. Banyak mengandung protein dan kaya antibody yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi dan alergi pada bayi baru lahir.

5.3.4 Kategori Sikap Responden

Dokumen yang terkait

Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat

13 77 118

Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015

2 2 18

Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015

0 0 2

Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015

1 1 7

Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015

0 0 30

Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015

0 0 3

Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum Kecamatan Medan Area Tahun 2015

0 0 37

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

0 0 11

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU YANG MEMILIKI BAYI BERUMUR 0- 4 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 14

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Motivasi dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Yogyakarta -

0 0 16