Larutan natrium hidroksida 0,2 N Larutan kalium dihidrogen fosfat0,2 M Pembuatan larutan induk bakuI Pembuatan larutan induk bakuII Penentuan panjang gelombang serapan optimum cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8

gelembung udara. Setelah gelembung udara tidak ada, film dituang ke dalam cetakan dengan ukuran 8x8 cm kemudian film dikeringkan pada lemari pengering selama 24 jam. Setelah kering film dikeluarkan dari cetakan dengan hati-hati kemudian dipotong dengan ukuran 2x2 cm sehingga tiap film mengandung 10 mg cetirizin hidroklorida Mishra and Amin, 2009. Komposisi dari masing-masing formula dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Formula ODF cetirizin HCl Bahan Formula F1 F2 F3 F4 F5 Cetirizin hidroklorida mg 160 160 160 160 160 HPMC mg 400 300 200 100 Pektin mg 100 200 300 400 PEG 400 mg 112 112 112 112 112 Aspartammg 112 112 112 112 112 Sorbitol mg 84 84 84 84 84 Asam sitrat mg 140 140 140 140 140 Essens nanasberwarna kuning mg qs qs qs qs qs Air suling mL 20 20 20 20 20 Keterangan : F1 = Formula 1 menggunakan polimer HPMC tunggal HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F5 = Formula 5 menggunakan polimer pektin tunggal HPMC : pektin = 0 : 4 3.3.2 Pembuatan pereaksi 3.3.2.1Air bebas CO 2 Air dididihkan dalam beker glass selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin kemudian tidak boleh menyerap karbondioksida dari udara Ditjen, POM., 1995

3.3.2.2 Larutan natrium hidroksida 0,2 N

Sebanyak 8 g natrium hidroksida dilarutkan dalam air bebas CO 2 secukupnya hingga 1.000mL Ditjen, POM., 1995. Universitas Sumatera Utara

3.3.2.3 Larutan kalium dihidrogen fosfat0,2 M

Sebanyak 27,218 g kalium dihidrogen fosfat dilarutkan dalam air bebas CO 2 dandiencerkan sampai 1.000 mL Ditjen, POM., 1995. 3.3.2.4 Larutan dapar fosfat pH 6,8 Sebanyak 50 ml kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dimasukkan kedalam labutentukur 200 mL, kemudian ditambahkan dengan natrium hidroksida 0,2 N sebanyak 22,4 mL lalu diencerkan dengan air bebas CO 2 hingga 200 mL Ditjen, POM., 1995. 3.3.3 Penentuan panjang gelombang serapan optimum dan penentuan linearitas kurva kalibrasi cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8

3.3.3.1 Pembuatan larutan induk bakuI

Sebanyak 20 mg cetirizin hidroklorida ditimbang secara seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda. Konsentrasi teoritis larutan induk baku I LIB I adalah 200 μgmL.

3.3.3.2 Pembuatan larutan induk bakuII

Dipipet 10mL larutan induk baku I, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda.Konsentrasi teoritis larutan induk baku II LIB II adalah 20μgmL.

3.3.3.3 Penentuan panjang gelombang serapan optimum cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8

Dipipet 15mL LIB II, dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda. Konsentrasi teoritis 1 2μgmL.Diukur Universitas Sumatera Utara serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 200 nm sampai 400 nm.

3.3.3.4 Penentuan linearitas kurva kalibrasi cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8