Alat Bahan Analisis Data Secara Statistik

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental untuk mengetahui pengaruh polimer kombinasi HPMC dan pektin terhadap karakteristik ODF cetirizin hidroklorida. Karakteristik sediaan ODF yang dievaluasi meliputi organoleptik, bobot, ketebalan film, pH sediaan, indeks mengembang, penentuan kadarcetirizin hidroklorida dalam film, waktu hancur, dan laju disolusi.

3.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Visibel Shimadzu, Jepang, alat uji disolusi Erweka, Jerman, alat uji waktu hancur Erweka, Jerman, neraca analitik Sartorius, Jerman, pH meter Eutech, Singapura, termometer Boeco, Jerman, jangka sorong Mutitoyo, Jepang, lumpang dan stamper, aluminium foil, gunting, dan alat-alat gelas.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkualitas proanalisis. Cetirizin hidroklorida diperoleh dari Ipca , Mumbai. PEG 400, sorbitol, asam sitrat, aspartam diperoleh dari PT. Mutifa Farma, Indonesia. HPMC diperoleh dari The Dow Chemical Company, Singapura. Pektin diperoleh dari Ceamsa, Spain.Air sulingdiperoleh dari Brataco, Indonesia. Universitas Sumatera Utara 3.3 Prosedur Kerja 3.3.1Pembuatan ODF cetirizin HCl Formula oral dissolving film pada penelitian ini diambil dari formula Mishra dan Amin2009 yang memformulasikan ODF cetirizin hidroklorida menggunakan berbagai jenis flavoring agent, beragam konsentrasi pemanis tunggal maupun kombinasi sehingga rasa pahit cetirizin HCl dapat tertutupi dengan baik dan rasa sediaan menjadi acceptable.HPMC dengan beragam tingkat viskositas dan konsentrasi digunakan sebagai polimer pembentuk film dan melihat pengaruhnya terhadap waktu hancur film, laju disolusi, serta kapasitas pembentuk film.Formula terbaik dari hasil penelitian Mishra dan Amin kemudian digunakan oleh peneliti untuk dikembangkan lebih lanjut dengan mengkombinasikan polimer HPMC dan pektin dalam perbandingan tertentu.Penentuan konsentrasi perbandingan polimer menggunakan perangkat lunak Design-Expert ® versi 7.1.5. Formulasi ODF dibuat dengan menggunakan metode solvent casting.Dibuat larutan kental polimer pembentuk film, yaitu 400 mg HPMCpektin dikembangkan di dalam 8 mL air suling selama 10 menit kemudian diaduk hingga terbentuk larutan kental lalu ditambahkan 112 mg PEG 400 plastisizer, diaduk agar homogen.112 mg aspartam dan 84 mg sorbitol sebagai pemanis dilarutkan dalam 12 mL air suling kemudian ditambahkan 140 mg asam sitrat saliva stimulating agent, dan 160 mg cetirizin hidroklorida sebagai bahan obat. Larutan diaduk hingga semua bahan terlarut dengan sempurna. Larutan dicampur ke dalam larutan kental polimer sambil diaduk kemudian ditambahkan 1 tetes essens nanas sebagai flavoring agent sekaligus coloring agent, diaduk agar homogen. Campuran kemudian didiamkan pada suhu ruang untuk menghilangkan Universitas Sumatera Utara gelembung udara. Setelah gelembung udara tidak ada, film dituang ke dalam cetakan dengan ukuran 8x8 cm kemudian film dikeringkan pada lemari pengering selama 24 jam. Setelah kering film dikeluarkan dari cetakan dengan hati-hati kemudian dipotong dengan ukuran 2x2 cm sehingga tiap film mengandung 10 mg cetirizin hidroklorida Mishra and Amin, 2009. Komposisi dari masing-masing formula dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Formula ODF cetirizin HCl Bahan Formula F1 F2 F3 F4 F5 Cetirizin hidroklorida mg 160 160 160 160 160 HPMC mg 400 300 200 100 Pektin mg 100 200 300 400 PEG 400 mg 112 112 112 112 112 Aspartammg 112 112 112 112 112 Sorbitol mg 84 84 84 84 84 Asam sitrat mg 140 140 140 140 140 Essens nanasberwarna kuning mg qs qs qs qs qs Air suling mL 20 20 20 20 20 Keterangan : F1 = Formula 1 menggunakan polimer HPMC tunggal HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F5 = Formula 5 menggunakan polimer pektin tunggal HPMC : pektin = 0 : 4 3.3.2 Pembuatan pereaksi 3.3.2.1Air bebas CO 2 Air dididihkan dalam beker glass selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin kemudian tidak boleh menyerap karbondioksida dari udara Ditjen, POM., 1995

3.3.2.2 Larutan natrium hidroksida 0,2 N

Sebanyak 8 g natrium hidroksida dilarutkan dalam air bebas CO 2 secukupnya hingga 1.000mL Ditjen, POM., 1995. Universitas Sumatera Utara

3.3.2.3 Larutan kalium dihidrogen fosfat0,2 M

Sebanyak 27,218 g kalium dihidrogen fosfat dilarutkan dalam air bebas CO 2 dandiencerkan sampai 1.000 mL Ditjen, POM., 1995. 3.3.2.4 Larutan dapar fosfat pH 6,8 Sebanyak 50 ml kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dimasukkan kedalam labutentukur 200 mL, kemudian ditambahkan dengan natrium hidroksida 0,2 N sebanyak 22,4 mL lalu diencerkan dengan air bebas CO 2 hingga 200 mL Ditjen, POM., 1995. 3.3.3 Penentuan panjang gelombang serapan optimum dan penentuan linearitas kurva kalibrasi cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8

3.3.3.1 Pembuatan larutan induk bakuI

Sebanyak 20 mg cetirizin hidroklorida ditimbang secara seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda. Konsentrasi teoritis larutan induk baku I LIB I adalah 200 μgmL.

3.3.3.2 Pembuatan larutan induk bakuII

Dipipet 10mL larutan induk baku I, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda.Konsentrasi teoritis larutan induk baku II LIB II adalah 20μgmL.

3.3.3.3 Penentuan panjang gelombang serapan optimum cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8

Dipipet 15mL LIB II, dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda. Konsentrasi teoritis 1 2μgmL.Diukur Universitas Sumatera Utara serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 200 nm sampai 400 nm.

3.3.3.4 Penentuan linearitas kurva kalibrasi cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8

LIB II cetirizin hidrokloridadiambilberturut-turut sebanyak 7,5 mL; 11,25 mL; 15 mL; 18,75 mL dan 22,5 mL. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tandasehingga diperoleh konsentrasi teoritis masing- masing6 μgmL, 9 μgmL, 12 μgmL, 15 μgmL, dan 18 μgmL. Serapan masing-masing larutandiukurmenggunakan spektrofotometer UV padapanjang gelombang maksimum. 3.3.4 Evaluasi karakteristik ODF cetirizin HCl 3.3.4.1 Karakteristik organoleptik Karakteristik organoleptik sediaan ODFcetirizin hidrokloridaditentukan melalui pengamatan secara visual meliputi homogenitas, warna, bau, tekstur dan rasaoleh 10 orang panelis Kalyan and Bansal, 2012.

3.3.4.2 Bobot dan ketebalan film

Evaluasi bobot film dilakukan dengan menimbang satu per satu film yang dipilih secara acak sebanyak enam film setiap formula.Berat setiap film tidak boleh menyimpang secara signifikan dari bobot rata-rata Galgatte, et al., 2013. Evaluasi ketebalan film dilakukan dengan mengukur ketebalan film pada bagian tengah dan keempat sudutnya menggunakan mikrometer sekrup terhadap enam film setiap formula.Nilai rata-rata ketebalan film dihitung dan standar deviasi harus kurang dari 5 Kalyan and Bansal, 2012. Universitas Sumatera Utara

3.3.4.3 pHsediaan

Sebuah film diletakkan dalam beker gelas, dilarutkan dengan 5 mL air suling.pH sediaan diukur menggunakan pH meter.Pengukuran dilakukan terhadap enam film setiap formula Kalyan and Bansal, 2012.

3.3.4.4 Indeksmengembang

Sebuah film ditimbang dan dicatat bobotnya sebagai W . Film dibiarkan mengembang di dalam 15 mL medium dapar fosfat pH 6,8 pada cawan petri selama 5 detik. ODF diambil dari cawan petri dan dihilangkan airnya dengan kertas saring, kemudian ditimbang.Perendaman diulang hingga diperoleh bobot konstan sebagai W t . Indeks mengembang dihitung dengan persamaan berikut : Indeks mengembang = �� −�0 �0 � 100 Keterangan,W t : berat film pada waktu t W : berat film pada waktu 0 Reddy and Ramanareddy, 2015

3.3.4.5 Waktu hancur

Sediaan ODFcetirizin hidroklorida dimasukkanpada masing-masing tabung dari keranjang,digunakan air suling sebagai medium dengan suhu 37 ± 0,5 o C kemudian alat dijalankan. Waktu hancur diamati pada masing masing film. Film dikatakan hancur ketika tidak ada lagi film yang tersisa di dalam keranjang Anand, et al., 2007.

3.3.4.6 Penetapankadarcetirizin HCldalam film

Satu lembar film dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,8 dalam labu ukur 100 mL, 3 mL larutan tersebut kemudian diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga 25 mL. Jumlah cetirizin hidroklorida ditentukan dengan Universitas Sumatera Utara spektrofotometerpada panjang gelombang maksimum. Rata-rata kandungan obat dari tiga lembar film dihitung Mohamed, et al., 2011 3.3.4.7Uji disolusi Uji disolusi dilakukan dengan alat disolusi tipe dua yaitu metode dayung dengan kecepatan putar 50 rpm, medium disolusi dapar fosfat pH 6,8 sebanyak 900 mL suhu 37 ± 0,5 o C. Sebuah film dimasukkan ke dalam alat disolusi. Larutan diambil sebanyak 5 mL pada detik ke 20, 40, 60, 80, 100 dan 120. Setiap pengambilan larutan diganti dengan medium yang sama sebanyak 5 mL sehingga volumenya tetap. Serapan larutan dihitung pada panjang gelombang maksimum Anand, et al., 2007.

3.4 Analisis Data Secara Statistik

Analisis data secara statistik dilakukan menggunakan program SPSS 18.0 melalui uji ANOVA untuk membandingkan nilai rata-rata dari data yang dihasilkan pada evaluasi ODF dengan signifikansi p 0,05. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan ODF Cetirizin HCl

Pembuatan ODFcetirizinhidroklorida ini menggunakan polimer kombinasi HPMC dan pektin dengan berbagai perbandingan. Diperoleh lima formula dengan perbedaan konsentrasi perbandingan polimer setelah diolah menggunakan perangkat lunak Design-Expert ® versi 7.1.5. Formula 1 menggunakan polimer HPMC tunggal HPMC : pektin = 4 : 0, Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1, Formula 3 HPMC : pektin = 2 : 2, Formula 4 HPMC : pektin = 1 : 3, Formula 5 menggunakan polimer pektin tunggal HPMC : pektin = 0 : 4. F1, F2, F3 dan F4 memberikan kapasitas pembentuk film yang lentur dan tidak lengket pada cetakan sehingga mudah dikeluarkan dari cetakan. Sedangkan F5 memberikan kapasitas pembentuk film yang rapuh, lengket pada cetakan dan mudah terfragmentasi sehingga menyulitkan secara teknis ketika film dikeluarkan dari cetakan. 4.2 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Optimum dan Linearitas Kurva Kalibrasi Cetirizin HCl Dalam Larutan Dapar Fosfat pH 6,8 4.2.1 Penentuan panjang gelombang serapan optimum cetirizin HCl dalam larutan dapar fosfat pH 6,8 British Pharmacopoeia 2002 menyebutkan cetirizin HCl memberikan serapan optimum dalam larutan HCl 0,1 M pada panjang gelombang 231 nm. Mishra dan Amin 2009 membandingkan profil disolusi dissolving films cetirizin Universitas Sumatera Utara