Bobot dan ketebalan film

menunjukkan adanya perbedaan antara F1 yang menggunakan polimer HPMC tunggal dengan F2, F3, F4 dan F5 yang menggunakan polimer kombinasi dan pektin tunggal.Semakin besar konsentrasi pektin dalam perbandingan polimer semakin baik teksturnya.Lebih halus, tidak lengket dan transparan. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Galgatte, et.al., 2013 yang mengkombinasikan HPMC E 15 dan pektin menghasilkan film dengan tekstur yang halus dan transparan. Hasil evaluasi karakteristik organoleptik ODF Cetirizin HCl dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1. Hasil evaluasi karakteristik organoleptik ODF cetirizin HCl Kategori F1 F2 F3 F4 F5 Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Warna Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Bau Aroma nanas Aroma nanas Aroma nanas Aroma nanas Aroma nanas Rasa Manis Manis Manis Manis Manis Permukaan Kasar, lengket, transparan Halus, tidak lengket, transparan Halus, tidak lengket, transparan Halus, tidak lengket, transparan Halus, tidak lengket, transparan Keterangan : F1 = Formula 1 menggunakan polimer HPMC tunggal HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F5 = Formula 5 menggunakan polimer pektin tunggal HPMC : pektin = 0 : 4

4.3.2 Bobot dan ketebalan film

Evaluasi terhadap bobot dan ketebalan film penting untuk menentukan keseragaman bobot dan ketebalan sediaan karena hal ini berkaitan secara langsung terhadap ketepatan dosis sediaan Bhyan, et al., 2011.Hasil evaluasi bobot film menunjukkan bahwa bobot setiap film tidak menyimpang secara signifikan dari Universitas Sumatera Utara bobot rata-rata. Hasil evaluasi ketebalan film menunjukkan standar deviasi kurang dari 5. Data hasil evaluasi bobot dan ketebalan film dapat dilihat pada Tabel 4.2. 4.3.3pHsediaan Evaluasi pH sediaan bertujuan untuk mengetahui pH sediaan yang diharapkan mempunyai pH netral untuk menghindari terjadinya iritasi pada mukosa oral yang disebabkan oleh pH asam atau basa Bansal and Kalyan, 2012.Hasil evaluasi pH sediaan menunjukkan bahwa semua formula memiliki pH sediaan yang netral.Hasil evaluasi pH sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil evaluasi bobot, ketebalan dan pH sediaan Keterangan : n = 6, pengujian dilakukan terhadap 6 film F1 = Formula 1 menggunakan polimer HPMC tunggal HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F5 = Formula 5 menggunakan polimer pektin tunggal HPMC : pektin = 0 : 4 4.3.4Indeksmengembang Indeks mengembang penting untuk memprediksi pelepasan obat. Pelepasan obat akan terjadi lebih cepat bila polimer lebih cepat terhidrasi, mengalami swelling kemudian larut. Indeks mengembang dihitung dengan melihat besarnya peningkatan massa film yang dibiarkan mengembang dalam larutan dapar fosfat pH 6,8. Peningkatan massa dari film menunjukkan jumlah air Formula Bobot mg n = 6 Ketebalan mm n = 6 pH Sediaan n = 6 F1 62,93 ± 0,175 0,15 ± 0.006 6,6 ± 0,058 F2 63,03 ± 0,121 0,15 ± 0.010 6,5 ± 0.115 F3 63,03 ± 0,121 0,15 ± 0.012 6,6 ± 0.115 F4 63,12 ± 0,214 0,15 ± 0.006 6,5 ± 0,058 F5 63,07 ± 0,225 0,15 ± 0.006 6,5 ± 0.115 Universitas Sumatera Utara yang diserap atau peningkatan hidrasi. Semakin banyak air yang diserap, maka semakin baik daya mengembangnya Semalty,et al., 2008. Persentasi indeks mengembang secara berurutan F5 F4 F3 F2 F1. Daya mengembang F5 dan F4 setelah detik ke 15 tidak diperhitungkan karena pada waktu tersebut film telah memiliki bobot yang konstan dan kemudian sediaan larut. Hal yang sama terjadi pada F3 dan F2 setelah detik ke 30 dan F1 setelah detik ke 45. Tabel 4.3. Hasil evaluasi indeks mengembang Keterangan : SL = Sediaan larut F1 = Formula 1 menggunakan polimer HPMC tunggal HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F5 = Formula 5 menggunakan polimer pektin tunggal HPMC : pektin = 0 : 4

4.3.5 Waktu hancur