24
BAB III PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian adalah : Bagian Pendidikan Profesi Akuntansi PPAK Universitas Sumatera Utara, yang dilaksanakan mulai dari tanggal 03
November sampai dengan 03 Desember 2015.
B. Pengertian Budaya dan Organisasi
Sebelum sampai kepada pengertian budaya organisasi, penulis ingin menjelaskan terlebih dahulu pengertian budaya dan organisasi itu sendiri.
1. Budaya
Setiap program dalam sebuah perusahaan memerlukan kajian budaya. Jika ada program perusahaan yang mengalami hambatan, biasanya yang dijadikan
kesalah adalah budaya. “nilai-nilai yang menjadi muatan program belum membudaya”. Taliziduhu,2005 : 42
Menurut Edward Taylor budaya adalah kompleksitas menyeluruh yang terdiri dari pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan
berbagai kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang diperoleh seorang manusia sebagai bagian dari masyarakat .
Menurut Bronislaw Malinowski budaya adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang-barang
konsumen, berbagai peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan dan kebiasaan manusia.
Universitas Sumatera Utara
25
Menurut Hertskovits budaya adalah sebuah kerangka pikir yang menjelaskan sebuah keyakinan, perilaku, pengetahuan, kesepakatan-kesepakatan,
nilai-nilai tujuan yang kesemuanya itu membentuk pandangan hidup manusia. Sobirin, 2007 : 54
Dari ketiga defenisi diatas, ada tiga hal penting yang perlu memperoleh laborasi lebih lanjut, yakni:
a. Tentang cakupan budaya. Defenisi diatas mengartikan budaya dalam
perspektif yang cukup luas, mencakup semua aspek kehidupan manusia, yaitu semua yang berkaitan dengan berbagai macam hasil karya manusia mulai dari
ilmu pengetahuan, keyakinan, seni moral, hukum, adat kebiasaan dan segala bentuk kapabilitas manusia.
b. Tentang wadah terbentuknya budaya. Hasil kreasi manusia yang dimaksud
bukan sekedar hasil kreasi individual melainkan merupakan kesepakatan dari sekelompok orang atau masyarakat. Dengan demikian manusia merupakan
wadah terbentuknya budaya, dalam pengertian budaya tidak pernah ada jika tidak ada masyarakat. Sebaliknya, bahwa sekelompok masyarakat tidak bisa
dikatakan sebagai sebuah kelompok masyarakat apabila tidak memiliki budaya.
c. Tentang hubungan antara budaya, masyarakat dan peradaban. Karena budaya
dan masyarakat saling berhubungan erat dan saling mengisi, banyak orang sering menyalah-artikan seolah-olah budaya dan masyarakat memiliki
pengertian yang sama. Masyarakat diartikan sebagai suatu kolektifitas terorganisasi dari sekelompok orang yang saling berinteraksi, yang memiliki
kecenderungan untuk berbagai keyakinan, sikap, dan cara-cara bertindak
Universitas Sumatera Utara
26
yang sama dan melakukan aktivitas-aktivitas yang terpusat pada seperangkat tujuan umum. Sobirin, 2007 : 53
Fungsi Budaya
Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Dari
berbagai sumber termasuk defenisi diatas dapat di petik beberapa fungsi budaya. a.
Sebagai identitas dan cita suatu masyarakat. Identitas ini terbentuk oleh berbagai faktor seperti sejarah, kondisi dan posisi geografis, sistem-sistem
sosial, politik dan ekonomi, dan perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat. b.
Sebagai pengikat suatu masyarakat. Kebersamaan adalah faktor pengikat anggota masyarakat yang kuat.
c. Sebagai sumber. Budaya merupakan sumber inspirasi, kebanggan, dan
sumberdaya. Budaya dapat menghasilkan komoditi ekonomi, misalnya wisata budaya. Benda budaya, produk budaya.
d. Sebagai penguat penggerak dan pengubah. Karena budaya terbentuk melalui
proses belajar- mengajar maka budaya itu dinamis, tidak statis, tidak kaku. e.
Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah. Webber mengaitkan budaya dengan manajemen Kotler dan Heskett menghubungkan budaya
dengan performance, Turner dengan kekuatan organisasional dan keunggulan bisnis.
f. Sebagai pola perilaku. Budaya berisi norma tingkah laku dan menggariskan
batas-batas toleransi sosial. g.
Sebagai warisan. Budaya disosialisasikan dan diajarkan kepda generasi berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
27
h. Sebagai subtitusi pengganti formalisasi.
i. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan. Dilihat dari sudut ini,
pembangun seharusnya merupakan proses budaya. j.
Sebagai proses yang mempersatukan. Melalui proses valuesharing masyarakat dipersatukan, tidak seperti sapu lidi, melainkan ibarat rantai.
k. Sebagai produk proses usaha mencapai tujuan bersama dan sejarah yang
sama. l.
Sebagai program mental sebuah masyarakat. Taliziduhu, 2005 : 45
2. Organisasi
Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa yunani “organon”yang
berarti alat atau instrument. Arti kata ini menyiratkan bahwa organisasi adalah alat bantu manusia. Jadi, Ketika seseorang mendirikan sebuah organisasi, tujuan
akhirnya bukan organisasi itu sendiri melainkan agar ia dan semua orang yang terlibat didalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih mudah dan lebih efektif.
Itulah sebabnya organisasi sering didefenisikan sebagai sekelompok manusia group of people. Defenisi ini menunjukkan adanya dua esensi dasar dari sebuah
organisasi yakni sekelompok manusia dan tujuan bersama yang hendak dicapai. Selain defenisi diatas, masih ada beberapa unsur penting yang seharusnya
menjadi bagian dari esensi dasar organisasi tetapi belum terungkap dalam defenisi di atas. Defenisi yang lebih komprehensif misalnya diberikan oleh Robbins 2008
sebagai berikut :
Karakteristik Organisasi
Berdasarkan defenisi organisasi seperti yang telah disebutkan di atas, organisasi pada dasarnya mempunyai lima karakteristik utama yakni :
Universitas Sumatera Utara
28
a. Unitentitas sosial.
Organisasi adalah rekayasa sosial hasil karya cipta manusia man-made yang bersifat tidak kasat mata dan abstrak sehingga organisasi sering disebut
sebagai artificial being. Karena sifatnya tersebut, organisasi dengan demikian lebih merupakan realitas sosial ketimbang realitas fisik. Meski bukan realitas
fisik, bukan berarti bahwa organisasi tidak membutuhkan fasilitas fisik. Fasilitas fisik seperti gedung, peralatan kantor maupun mesin-mesin masih tetap
dibutuhkan meski tidak harus dimiliki karena dengan fasilitas fisik inilah sebuah organisasi bisa melakukan kegiatannya. Disamping itu dari fasilitas fisik
inilah orang luar mudah mengenali adanya entitas sosial. b.
Beranggotakan minimal dua orang Sebagai hasil karya cipta manusia, organisasi bisa didirikan oleh seorang
yang mempunyai kemampuan, pengetahuan dan sarana lainnya. Kadang-kadang juga didirikan oleh dua orang atau lebih yang sepakat dan mempunyai ide yang
sama untuk mendirikan organisasi. Siapapun yang mendirikan atau berapa banyaknya pendiri sebuah organisasi, yang pasti manusia dianggap sebagai unsur
utama dari organisasi. Sebab tanpa keterlibatan unsur manusia sebuah sebuah entitas sosial tidak bisa dikatakan sebagai sebuah organisasi.
c. Berpola kerja yang terstruktur
Defenisi organisasi seperti disebutkan di atas menunjukkan bahwa untuk dikatakan sebagai organisasi, sebuah unit sosial harus beranggotakan minimal dua
orang dimana keduanya bekerja secara terkoordinasi dan mempunyai pola kerja yang terstruktur. Tanpa koordinasi dan pola kerja terstruktur, kumpulan dua orang
atau lebih hanyalah sekedar kumpulan orang bukan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
29
d. Mempunyai Tujuan
Organisasi didirikan bukan untuk siapa-siapa dan bukan tanpa tujuan. Manusia adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap didirikannya sebuah
organisasi. Organisasi didirikan karena manusia sebagai makhluk sosial, sukar untuk mencapai tujuan individualnya jika segala sesuatunya harus dikerjakan
sendiri. Kalau dengan bekerja sendiri tujuan individual tersebut bisa dicapai, tetapi akan lebih efisien dan efektif jika cara peencapaiannya dilakukan dengan
sebuah organisasi adalah agar sekelompok manusia yang bekerja dalam satu ikatan kerja bisa lebih mudah mencapai tujuannya dibandingkan dengan mereka
yang harus bekerja sendiri-sendiri. e.
Mempunyai identitas diri Identitas diri sebuah organisasi secara formal misalnya bisa diketahui
melalui akte pendirian organisasi tersebut yang menjelaskan siapa yang menjadi bagian dari organisasi dan siapa yang bukan, kegiatan apa yang dilakukan,
bagaimana organisasi tersebut diatur atau siapa yang mengaturnya
C. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Kilmann 2010 : 2 budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu
organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang didalam suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku didalam
organisasinya. Menurut Susanto 2007 : 139 budaya organisasi adalah sebagai nilai-nilai
yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menhadapi permasalahan
Universitas Sumatera Utara
30
eksternal dan usaha penyesuaian integritas kedalam perusahaan sehingga masing- masing anggota perusahaan harus memahami niai-nilai yang ada dan bagaimana
mereka harus bertindak dan berperilaku. Menurut Taliziduhu Ndraha budaya organisasi merupakan genus dan
budaya perusahaan salah satu spesiesnya. Temuan-temuan kajian budaya organisasi bisa berlaku untuk budaya perusahaan, tetapi temuan-temuan kajian
dalam budaya perusahaan mungkin tidak seluruhnya berlaku buat budaya organisasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, budaya organisasi dapat dikatakan aturan main yang ada didalam perusahaan yang akan menjadi pegangan
dari sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku dalam organisasi. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam berperilaku dan
sikap mereka sehari-hari selama mereka berada dalam organisasi tersebut dan sewaktu mewakili organisasi berhadapan dengan pihak luar.
D. Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
Moh.Pabundu dan Tika 2006 : 16-17 membagi budaya organisasi atas beberapa komponen pembentuk, yaitu :
a. Lingkungan Usaha
Kelangsungan hidup
berorganisasi perusahaan
ditentukan oleh
kemampuan perusahaan memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsusr yang menentukan
terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan agar bisa berhasil. Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
31
usaha yang berpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan pesaing, pelanggan, teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
b. Nilai-Nilai
Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi. Setiap perusahaan mempunyai niali-niali inti sebagai pedoman berpikir dan
bertindak bagi semua warga dalam mencapai tujuanmisi organisasi. Nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh anggota organisasi antara lain berupa slogan atau
moto yang dapat berfungsi sebagai: 1.
Jati Diri Slogan atau moto dapat berfungsi sebagai jati diri bagi orang yang bekerja
pada perusahaan, rasa istimewa yang berbeda dengan perusahaan lainnya. 2.
Harapan Konsumen Slogan atau moto dapat berupa ungkapan padat yang penuh makna bagi
konsumen dan sekaligus merupakan harapan baginya terhadap perusahaan tersebut seperti kualitas produk,sistem pelayanan yang baik dan sebagainya.
c. Pahlawan
Pahlawan adalah tokoh yang dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata. Pahlawan bisa berasal dari pendiri perusahaan,
para manajer kelompok organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi.
Beberapa pahlawan lahirmuncul secara alami dan ada pula dibuat oleh peristiwa-peristiwa tak terlupakan yang terjadi dalam kehidupan organisasi sehari-
hari. Biasanya tokoh pahlawan ini dikenal baik oleh setiap karyawan walaupun baru bekerja beberapa bulan.
Universitas Sumatera Utara
32
d. Ritual
Stephen P.Robbins mendefenisikan ritual sebagai deretan berulang dari kegiatan kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama
organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan.
Ritual merupakan tempat dimana perusahaan secara simbolis menghormati pahlawan-pahlawannya. Karyawan yang berhasil memajukan perusahaan
diberikan penghargaanyang dilaksanakan secara ritual setiap tahunnya. Contoh, seperti karyawan yang tidak pernah absen, pemberi saran yang membangun,
penjual terbanyak, pelayan terbaik dan sebagainya. e.
Jaringan Budaya Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya
merupakan komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan informasi dan memberi intepretasi terhadap informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan
diceritakan dari waktu ke waktu. Sebagai cara berkomunikasi informal, jaringan budaya merupakan pembawa nilai-nilai budaya dan mitologi kepahlawanan.
Jaringan komunikasi informal ini dapat dilakukan melalui orang-orang pandai bercerita, alim ulama, mata-mata, tukang gosip dan sebagainya. Mereka
melakukan jaringan komunikasi dengan efektif untuk menyelesaikan sesuatu atau memahami apa yang terjadi dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
33
Dari defenisi yang dikemukakan oleh para tokoh budaya organisasi di atas terkandung unsur-unsur dalam budaya organisasi sebagai berikut
1. Asumsi dasar
Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk
berperilaku. 2.
Keyakinan yang dianut Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan dilaksanakan
oleh para anggota organisasi. Keyakinan ini mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau logo, asumsi dasar, tujuan umum
organisasiperusahaan,filosofi usaha, atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha.
3. Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya organisasi.
Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organisasiperusahaan atau kelompok tertentu dalam organisasi atau
perusahaan tersebut. 4.
Pedoman mengatasi masalah. Dalam organisasiperusahaan terdapat dua masalah pokok yang sering
muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang
dianut bersama anggota organisasi. 5.
Berbagai nilai sharing of value Dalam budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling
diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang.
Universitas Sumatera Utara
34
6. Pewaris learning process
Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman
untuk bertindak dan berperilaku dalam organisasiperusahaan tersebut. 7.
Penyesuaian adaptasi Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang
berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut, serta adaptasi organisasiperusahaan terhadap lingkungan.
E. Konsep Budaya Organisasi