41
1. Motivasi berdasar atas imbalan materi saja semakin tidak memadai.
Kebutuhan pribadi yang bersifat materi semakin menurun, sedangkan kebutuhan yang bersifat rohani semakin meningkat.
2. Sifat-sifat pekerjaan menjadi kurang fisikal, dalam arti kurang
menyadarkanpada kekuatan fisik semata-mata, melainkan lebih banyak bersifat kognitif, karena karyawan dituntut untuk berfikir kreatif, belajar,
dan turut ambil bagian. 3.
Pada masa sekarang karyawan mempunyai banyak pilihan yang lebih luas dari pada sebelumnya. Ia dapat pindah, berlatif, dan berorganisasi.
4. Jumlah
manajer akan
menurun drastis.
Pekerja-pekerja yang
berpengetahuan membutuhkan hanya sedikit pengawasan apabila mereka dilatih sepenuhnya, dilibatkan, ditugasi, dan diberi imbalan yang layak.
5. Persaingan dunia tidak saja dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam
bidang kemampuan manajemen. Kita sedang ditantang, bukan karena negara lain sedang mengembangkan teknologinya, tetapi karena mereka
menantang kita dalam keterampilan manajemen. Sutrisno, 2010 : 14-15
J. Level Budaya Organisasi
Schein membagi level budaya organisasi menjadi tiga bagian sebagai berikut : 1.
Artifak dan Kreasi Artifak mencakup semua fenomena yang bisa dilihat, didengar dan
dirasakan. Pada tingkat ini, konstruksinya dilakukan secara lingkungan fisik dan sosial. Pada tingkat ini orang bisa melihat ruang fisik, produk teknologi
kelompok, bahan tertulis maupun tidak tertulis, produksi seni dan perilaku nyata
Universitas Sumatera Utara
42
para anggota organisasi. Termasuk dalam hal pakaian, penampilan emosional, mitos dan sejarah organisasi, nilai-nilai yang muncul dalam komunikasi seperti
ritual, seremonial dan sebagainya. 2.
Nilai-nilai Nilai-nialai adalah solusi yang muncul dari seseorang pemimpin dalam
organisasi dengan maksud memecahkan masalah-masalah rutin dalam organisasi tersebut. Jika suatu kelompok ingin menciptakan atau dihadapkan pada tugas-
tugas organisasi, masalah-masalah atau isu-isu penting organisasi, maka solusi yang pertama muncul, datangnya dari individu-individu yang berpengaruh dalam
kelompok tersebut. 3.
Asumsi Dasar Dalam asumsi dasar terdapat petujuk-petunjuk yang harus dipatuhi
anggota organisasi menyangkut perilaku nyata, termasuk menjelaskan kepada anggota-anggota kelompok bagaimana merasakan, memikirkan segala sesuatu.
Dalam hal ini yang termasuk asumsi dasar adalah hubungan dengan lingkungan, hakikat mengenai kenyataan, waktu dan ruang, hakikat mengenai sifat manusia,
hakikat aktivitas manusia, dan hakikat hubungan manusia. Simbolisasi merupakan proses yang menghasilkan realitas, bentu simbolis
adalah organ realitas. Realitas merupakan tindakan dari imajinasi yang dijalani sebagai cara dan efek yang membawa sesuatu gamblang bagi kehidupan.
Kemudian Schein juga menambahkan persfektif disamping bartifak, nilai dan asumsi. Perspektif yang dimaksud sebagai norma sosial dan peraturan baik
tertulis atau tidak tertulis yang mengatur bagaimana para anggota organisasi harus berperilaku dalam situasi-situasi khusus.
Universitas Sumatera Utara
43
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa level budaya organisasi terdiri dari lima dimensi, yaitu:
a. Artifak;
b. Nilai-nilai;
c. Asumsi;
d. Simbol;
e. Perspektif. Tika, 2006 : 22-23
Universitas Sumatera Utara
44
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan