commit to user Pada penghambatan oksidasi lipida, salah satu masalah yang menarik
adalah mekanisme dimana antioksidan menstabilkan vitamin A dan karoten. Struktur oksida terjadi melalui ikatan oksigen pada bagian tak jenuh dari cincin.
Namun hal ini tidak terjadi pada rantai. Antioksidan fenolik menghambat oksidasi tersebut. Aktivitas vitamin A sebagai antioksidan diperkuat dengan menggunakan
antioksidan fenolik Schultz, 1962; Paiva, 1999.
3. Kromatografi
Kromatografi mencakup berbagai proses berdasarkan perbedaan distribusi antara dua fasa dari penyusun cuplikan. Satu fasa tetap tinggal dalam sistem dan
dinamakan fasa diam, sedangkan fasa yang lain dinamakan fasa gerak untuk memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa gerak menyebabkan
perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Sudjadi, 1988. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara mengubah langsung beberapa sifat fisika
umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat adalah kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan kelarutan, kecenderungan molekul untuk melekat
pada permukaan serbuk halus adsorpsi, penyerapan dan kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap keatsirian Gritter, Bobbitt, 1991.
Jika fasa gerak digerakkan melalui fasa diam untuk menghasilkan pemisahan
kromatografi, proses
ini dikenal
sebagai pengembangan.
Pengembangan ialah proses pemisahan campuran cuplikan akibat pelarut pengembang merambat naik dalam lapisan. Setelah senyawa-senyawa dipisahkan
dengan pengembangan, hasilnya dideteksi divisualisasi atau ditampakkan. Jika senyawa-senyawa yang dipisahkan benar-benar dikeluarkan dari sistem, maka
senyawa itu telah dielusi. Senyawa yang telah dipisahkan disebut solut atau cuplikan Gritter, 1991.
a. Kromatografi kolom
Kromatografi kolom merupakan kromatografi cair yang dilakukan dalam kolom besar. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk pemisahan
campuran dalam jumlah besar lebih dari satu gram. Kadang-kadang cara ini disebut dengan kromatografi cair preparatif. Penggunaan kromatografi kolom
18
commit to user adalah untuk mendapatkan hasil zat murni secara preparatif dari campuran dan
untuk pemisahan zat pada penentuan kuantitatif maupun kualitatif. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita pada
bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam, atau tabung plastik. Pelarut dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang
disebabkan oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Walaupun banyak jenis penyerap telah dipakai untuk kolom, silika gel dan alumina merupakan penyerap
paling banyak digunakan. Gritter, 1991. Tabel 3. Urutan kepolaran eluen, elusi senyawa, dan kekuatan adsorben dalam
kromatografi
Urutan Polaritas Eluen
Urutan Elusi Senyawa
Urutan Adsorben
Petroleum eter Karbon tetraklorida
Benzene Kloroform
Dietil eter Etil asetat
Aseton Etanol
Methanol Air
Hidrokarbon tak jenuh Alkena
Hidrokarbon aromatik Eter
Aldehida, keton, ester Alkohol
Asam karboksilat Selulosa
Gula Asam silika silika gel
Florisil magnesium silikat Aluminium oksida alumina
Beberapa kombinasi heksana atau petroleum eter 40 – 60
o
C, bp dan dietil eter, biasanya dengan asam asetat 90:10:1 atau diisopropil eter dan asam
asetat 98,5:1,5 umumnya digunakan untuk pemisahan lipida non polar. Mobilitas terbesar ditunjukkan oleh ester kolesterol diikuti oleh triasilgliserol,
asam lemak bebas, kolesterol, diasilgliserol, monoasilgliserol Holme, 1993.
b. Alumina
Alumina Al
2
O
3
adalah salah satu adsorben yang digunakan pada kromatografi. Penyerap ini seringkali dipakai untuk pemisahan alkaloid, zat
warna, fenol, steroid, vitamin-vitamin, karoten dan asam-asam amino. Sastrohamidjoyo, 2002. Alumina yang diperoleh dari perdagangan dengan
bersifat asam netral atau basa. Alumina, terutama bila bersifat alkali, sering menyebabkan perubahan kimia dan menimbulkan reaksi-reaksi. Sebagai misal, ia
19
commit to user dapat menyebabkan kondensasi dari aldehid-aldehid dan keton-keton, hingga bila
hal ini terjadi dapat menyebabkan isomerisasi dari berbagai senyawa seperti terpen dan sterol. Sastrohamidjoyo, 2002. Hal ini dapat dicegah dengan
mencucinya dengan larutan asam atau dengan air terakhir diikuti dengan metanol, kemudian direaktivasi pada suhu 200
˚C. Pemanasan alumina diatas suhu 500
˚C sebaiknya dihindari; Lederer 1957 menyatakan bahwa permukaan alumina teatap konstan hingga suhu 528
˚C, kemudian menurun sampai 15 pada suhu 734
˚C dan menurun 40 setelah pemanasan pada suhu 938˚C. Satu gram alumina untuk kromatografi mempunyai luas permukaan sebesar 90m
2
, darinya hanya sebesar 6m
2
per gram yang tidak berguna sebagai adsorben.
Al
d+
Al
d+
O
d-
O
d-
O
d-
O
d-
O
Al
d+
O
d-
O O
d-
Gambar 8. Struktur alumina Alumina yang digunakan untuk kromatografi berbentuk serbuk putih.
Ukuran partikel alumina berkisar 50 – 200 µm 70 – 290 mesh. Alumina dapat dihasilkan dengan permukaan asam, basa, dan netral, berdasarkan pH dari
adsorben. Alumina asam mempunyai pH mendekati 4 dan paling berguna untuk pemisahan senyawa asam seperti asam karboksilat. Alumina asam dapat
menyebabkan dehidrasi alkohol terutama alkohol tersier. Alumina basa pH mendekati 10 berguna untuk pemisahan senyawa basa seperti alkaloid. Alumina
basa dapat menyebabkan hidrolisis ester. Alumina juga dapat menyebabkan hidrolisis dari lipida alkalilabile Renkonsen, 1961. Alumina netral pH
mendekati 7 sering digunakan untuk pemisahan senyawa non polar seperti steroid Cannel, 1998; Gordon, 1972.
20
commit to user O
Al
3+
Al
3+
Cl
Cl
O
Al
3+
Al
3+
O Al
3+
O Al
3+
O O
Na
Na
a b
c Gambar 9. Struktur Dasar Alumina a Asam, b Netral, c Basa
Alumina dapat bertindak sebagai katalis superbasa dan menyebabkan isomerisasi ikatan rangkap pada olefin. Logam Na akan terionisasi dan elektron
yang terlepas akan berpindah ke atom oksigen. Atom oksigen dengan muatan negatif yang lebih tinggi akan menghasilkan kemampuan donor elektron yang
kuat. Atom oksigen memiliki jumlah elektron yang lebih banyak akan mempunyai kemampuan donor elektron yang lebih tinggi dan mempunyai kebasaan yang
tinggi pula Widodo, 2002. Alumina bila digunakan dengan eluen organic akan menyerap aromatik dan hidrokarbon tidak jenuh, karotenoid, steroid, alkaloid dan
produk alam lainnya. Alumina dapat mengkatalisis reaksi inter maupun intramolekular, terutama senyawa yang sensitif terhadap basa seperti alkali
Bratihwaite and Smith, 1995. Pemisahan beberapa lipida menggunakan kolom alumina menghasilkan peningkatan kemampuan adsorbsi dimulai dari
hidrokarbon, ester kolesterol, trigliserida, kolesterol bebas, asam lemak dan fosfatida Holme, 1993.
c. Silika Gel