84 dari Demak yang anaknya sakit. Bapak Teguh mempunyai nadzar, apabila
anaknya sembuh diajak ziarah ke makam Sunan Muria. Jadi kedatangannya dalam rangka realisasi kesembuhan anaknya. Lain lagi nadzar Ibu Sumarni 43
tahun yang berasal dari Pati, ziarah ini dilaksanakan karena berhasil membuat rumah atau mempunyai rumah wawancara, 30 Januari 2010.
4. Tanggapan Masyarakat Sekitar Terhadap Makam Sunan Muria
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Raden Umar Said atau Sunan Muria termasuk Wali Songo. Beliau salah satu wali yang menyebarkan agama
Islam di kalangan kaum duafa atau kaum miskin, rakyat jelata, sehingga memilih tempat yang jauh dari perkotaan atau daerah pegunungan yang
berpusat di Puncak Muria. Dalam perjuangan dan kesederhanaan hidupnya serta kharismanya pada waktu itu, meskipun beliau sudah wafat masyarakat
sebagian masih menghormati. Hal ini terbukti masih cukup banyak masyarakat yang berziarah ke makam Sunan Muria.
Seperti apa yang dikatakan Bapak Muhdi bahwa apabila Sunan Muria bukanlah orang yang dimuliakan Allah, tidak mungkin makamnya akan ramai
didatangi ratusan orang setiap harinya, padahal beliau sudah sangat lama meninggal wawancara, 30 Januari 2010. Raden Umar Said atau Sunan Muria
seorang tokoh atau ulama yang diangkat oleh Allah yang mewarisi ilmu Baginda Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, sebagai seorang yang dekat
di sisi Allah SWT dan disisi Rasul-Nya. Semoga dengan kedekatan beliau mengalir kepada kita, digolongkan oleh Allah menjadi hamba Allah dan dekat
dengan Rasulullah. Keberadaan makam Sunan Muria di Desa Colo, bagi masyarakat
sekitarnya menanggapi dengan positif dan bersyukur. Menurut Bapak Mastur, apabila tidak ada Sunan Muria, mungkin disini seperti gunung-gunung di
tempat lain atau hutan. Adanya makam Sunan Muria, setiap ada haul masyarakat disini dan tetangga sekitarnya memberikan nasi satu ceting. Hal
ini dilakukan secara turun temurun, seperti Sunan Muria mempunyai kerja, mereka datang sendiri dengan membawa nasi ikut selamatan. Selain itu, pada
85 saat masyarakat Colo sedang punya kerja mantu, khitanan, mendirikan
rumah sebelumnya manganan selamatan di makam Sunan Muria. Setelah bulan Syuro bahkan masyarakat sebagian besar juga syukuran di makam
Sunan Muria, karena dodolannya atau jualannya laris. Bahkan tukang ojek pun setahun sekali juga syukuran dengan memotong kerbau. Hal tersebut
hampir sama dengan pendapat Bapak Mastur wawancara, 30 Januari 2010 mengenai tanggapan masyarakat sekitar terhadap masyarakat sekitar terhadap
keberadaan makam Sunan Muria. “Setiap punya kerja mantu, khitanna, mendirikan rumah membawa makanan, selamatan, tumpengan. Maksud dan
tujuannya adalah memohon berkah Allah melalui Sunan Muria supaya pekerjaan lancar dan selamat. Bila belum melakukan melaksanakan ini
merasa masih punya beban moral karena ini merupakan tradisi yang sudh turun temurun”.
Masyarakat sekitar makam Sunan Muria juga melaksanakan selamatan di makam Sunan Muria pada tanggal 10 Syuro 10 Muharram, Mauludan, 15
Ruwah, 1 Syawal dan 10 Besar Dzulhijjah. Selamatan ini sebenarnya akan melibatkan banyak warga, tetapi karena tempat terbatas sehingga tidak
memungkinkan. Pada bulan Apit Dzulqaidahatau dalam acara sedekah bumi, masyarakat satu desa juga selamatan di sini. Caranya membawa tumpeng
sendiri-sendiri, dikumpulkan jadi satu, kemudian dimakan bersama-sama. Setiap sedekah bumi ada hiburan wayang untuk masyarakat Desa Colo. Bagi
masyarakat yang masih memperhatikan tradisi, tumpengan dengan panggang ayam tanpa bumbu, kuluban daun kelor dan daun pace. Lauknya pecel klethik
tempe bakar, teri bakar, terong kecil-kecil. Konon menurut cerita kesukaan Sunan Muria adalah ayam panggang tanpa bumbu.
Tanggapan masyarakat terhadap makam Sunan Muria, antara lain berbentuk selamatan sebagai rasa syukur dan mempunyai keyakinan akan
kemuliaan dan kedekatan Sunan Muria disisi Allah SWT. Maka mereka memohon kesehatan kepada Allah SWT melalui Sunan Muria. Ternyata yang
meyakini itu, tidak hanya masyarakat sekitar, tetapi di luar masyarakat Desa Colo juga demikian. Masyarakat luar Desa Colo yang datang ke makam Sunan
86 Muria selain dari kharisma Sunan Muria, karena mereka mempunyai motivasi
tertentu dalam berziarah.
C. Prosesi Seremonial Ziarah di Makam Sunan Muria